visi

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (QS An Nahl [16]:97).



Thursday, January 19, 2012

Manfaat Qona'ah

(02/18)


Shahabatku

Sblm menyajikan amalan yg terakhir (Last but not least), amal yg pamungkas utk menyehatkan hati ..

Kali ini akan diuraikan kondisi jiwa yg teramat penting utk dimiliki dlm mghadapi kehidupan di dunia yg sementara ini, yg dirasa oleh sebagian besar saudara2 kita semakin berat dan menghimpit ..

Apakah itu ?

Dia adlh sifat QONA'AH (senantiasa ridho ataupun tenang atas setiap ketetapan Allah atas urusan dunia)

Qona'ah akan mudah di dpt, tentunya dgn pertolongan dr Allah Azza wa Jalla. Qona'ah adlh salah satu kondisi yg pasti akan dimiliki oleh siapa saja yg memiliki hati yg sehat atau bersih. Dan Qona'ah merupakan sifat yg harus ada utk dpt ber TAWAKAL kpd Allah ..

Shahabatku ..

Apakah manfaat Qona'ah di dlm kehidupan ini ... Di antaranya adlh :

a. Hati akan dipenuhi dgn keimanan kpd Allah

Sifat ini erat kaitannya dgn keimanan kpd takdir Allah. Seorang yang qana’ah beriman bahwa Allah ta’ala telah menjamin dan membagi seluruh rezeki para hamba-Nya, bahkan ketika sang hamba dlm kondisi tidak memiliki apapun. Shg, dia tdk akan berkeluh-kesah mengadukan Rabb-nya kepada makhluk yg hina spt dirinya.

Ibnu Mas’ud ra pernah mengatakan,

“Momen yg paling aku harapkan utk memperoleh rezeki adalah ketika mereka mengatakan, “Tdk ada lagi tepung yg tersisa untuk membuat makanan di rumah” [Jami’ul ‘Ulum wal Hikam].

Imam Ahmad mengatakan,

“Hari yg paling bahagia menurutku adlh ketika saya memasuki waktu Subuh dan saya tidak memiliki apapun.” [Shifatush Shafwah 3/345].

b. Memperoleh kehidupan yg baik

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yg mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dlm keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yg baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kpd mereka dgn pahala yg lebih baik dari apa yg telah mereka kerjakan” [An-Nahl: 97].

Shahabatku ..


Kehidupan yg baik tidaklah identik dgn kekayaan yg melimpah ruah. Oleh karenanya, sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa yg dimaksud dgn kehidupan yg baik dlm ayat di atas adalah Allah memberikannya rezeki berupa rasa qana’ah di dunia ini, sebagian ahli tafsir yg lain menyatakan bahwa kehidupan yg baik adalah Allah menganugerahi rezeki yg halal dan baik k...pd hamba [Tafsir ath-Thabari 17/290; Maktabah asy-Syamilah].

Dapat kita lihat di dunia ini, tidak jarang, terkadang diri kita mengorbankan agama hanya untuk memperoleh bagian yg teramat sedikit dari dunia. Tdk jarang bahkan kita menerjang sesuatu yg diharamkan hanya utk memperoleh dunia. Ini menunjukkan betapa lemahnya rasa qana’ah yg ada pada diri kita dan betapa kuatnya rasa cinta kita kepada dunia.

c. Kesanggupan bersyukur yg sebenarnya kpd Allah

Seorang yg qana’ah tentu akan bersyukur kepada-Nya atas rezeki yg diperoleh. Sebaliknya barangsiapa yg memandang sedikit rezeki yg diperolehnya, justru akan sedikit rasa syukurnya, bahkan terkadang dirinya berkeluh-kesah.

Nabi pun mewanti-wanti kpd Abu Hurairah : “Wahai Abu Hurairah, jadilah orang yang wara’ niscaya dirimu akan menjadi hamba yg paling taat. Jadilah orang yang qana’ah, niscaya dirimu akan menjadi hamba yg paling bersyukur” [HR. Ibnu Majah: 4217].

Seorang yg berkeluh-kesah atas rezeki yg diperolehnya, sesungguhnya tengah berkeluh-kesah atas pembagian yg telah ditetapkan Rabb-nya.

Barangsiapa yg mengadukan minimnya rezeki kepada sesama makhluk, sesungguhnya dirinya tengah memprotes Allah kepada makhluk. Seseorang pernah mengadu kepada sekelompok orang perihal kesempitan rezeki yg dialaminya, maka salah seorang diantara mereka berkata, “Sesungguhnya engkau ini tengah mengadukan Zat yg menyayangimu kepada orang yg tdk menyayangimu” [Uyun al-Akhbar karya Ibnu Qutaibah 3/206].

d. Memperoleh keberuntungan

Rasulullah SAW menyatakan bahwa seorang yg qana’ah akan mendapatkan keberuntungan.
Abdullah bin Amr mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

Sungguh beruntung orang yg memeluk Islam, diberi rezki yg cukup dan Allah menganugerahi sifat qana’ah atas apa yg telah diberikan-Nya” [HR. Muslim: 1054; Tirmidzi: 2348].

e. Terjaga dari berbagai dosa

Seorang yg qana’ah akan terhindar dari berbagai akhlak buruk yg dpt mengikis habis pahala kebaikannya spt hasad, namimah, dusta dan akhlak buruk lainnya.

Faktor terbesar yg mendorong manusia melakukan berbagai akhlak buruk tsb adlh tdk merasa cukup dgn rezeki yg Allah berikan, tamak akan dunia dan kecewa jika bagian dunia yg diperoleh hanya sedikit. Semua itu berpulang pada minimnya rasa qana’ah.

Abdullah bin Mas’ud ra mengatakan,

“Al Yaqin adalah engkau tidak mencari ridha manusia dgn kemurkaan Allah, engkau tdk dengki kepada seorangpun atas rezeki yg ditetapkan Allah, dan tdk mencela seseorang atas sesuatu yg tdk diberikan Allah kpdmu. Sesungguhnya rezeki tdk akan diperoleh dgn ketamakan seseorang dan tdk akan tertolak krn kebencian seseorang. Sesungguhnya Allah ta’ala –dgn keadilan, ilmu, dan hikmah-Nya- menjadikan ketenangan dan kelapangan ada di dlm rasa yakin dan ridha kepada-Nya serta menjadikan kegelisahan dan kesedihan ada di dalam keragu-raguan (tidak yakin atas takdir Allah) dan kebencian (atas apa yang telah ditakdirkan Allah)” [Diriwayatkan Ibnu Abid Dunya dalam Al Yaqin (118) dan Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman (209)].

Sebagian ahli hikmah mengatakan, “Saya menjumpai yg mengalami kesedihan berkepanjangan adlh mereka yg hasad sedangkan yg memperoleh ketenangan hidup adalah mereka yg qana’ah” [Al Qana’ah karya Ibnu as-Sunni hlm. 58].

f. Kekayaan sejati terletak pada sifat qana’ah

Shahabatku ..


Qana’ah adlh kekayaan sejati. Oleh karenanya, Allah menganugerahi sifat ini kpd Nabi-Nya SAW.

Allah ta’ala berfirman,

Dan Dia menjumpaimu dalam keadaan tidak memiliki sesuatu apapun, kemudian Dia memberi kekayaan (kecukupan) kepadamu” [Adh-Dhuha: 8].

Kekayaan itu bukanlah dengan banyaknya kemewahan dunia, akan tetapi kekayaan hakiki adalah kekayaan (kecukupan) dalam jiwa (hati)” [HR. Bukhari: 6446; Muslim: 1051].

Abu Dzar ra mengatakan, “Rasulullah SAW pernah bertanya, “Wahai Abu Dzar apakah engkau memandang bahwa banyaknya harta itu adalah kekayaan sebenarnya?” Saya menjawab, “Iya, wahai rasulullah.” Beliau kembali bertanya, “Dan apakah engkau beranggapan bahwa kefakiran itu adalah dgn sedikitnya harta?” Diriku menjawab, “Benar, wahai rasulullah.” Beliau pun menyatakan, “Sesungguhnya kekayaan itu adlh dgn kekayaan hati dan kefakiran itu adlh dgn kefakiran hati” [HR. An-Nasaai dalam al-Kubra: 11785; Ibnu Hibban: 685].

Apa yg dinyatakan di atas dapat kita temui dlm realita kehidupan sehari-hari. Betapa banyak mereka yg diberi kenikmatan duniawi yg melimpah ruah, dpt digunakan utk memenuhi kebutuhan diri dan keturunannya selama berpuluh-puluh tahun, namun tetap tidak merasa cukup sehingga ketamakan telah merasuk ke dalam urat nadi mereka.

Shahabatku ...

Dlm kondisi demikian, bgmn lagi dia bisa perhatian thd kualitas keagamaan yg dimiliki, waktunya hanya dicurahkan utk memperoleh tambahan dunia? Na'udzu billah ..

Sebaliknya, betapa byk mereka yg tdk memiliki apa2, dianugerahi sifat qana’ah shg merasa seolah-olah dirinyalah orang terkaya di dunia, tdk merendahkan diri di hadapan sesama makhluk atau menempuh jalan2 yg haram demi memperbanyak kuantitas harta yg ada.

Shahabatku ..


Oleh karena pentingnya kekayaan hati ini, Umar ra pernah berpesan dalam salah satu khutbahnya,

Tahukah kalian sesungguhnya ketamakan itulah kefakiran dan sesungguhnya tidak berangan-angan panjang merupakan kekayaan. Barangsiapa yang tidak berangan-angan memiliki apa yang ada di tangan manusia, niscaya dirinya tidak butuh kepada mereka” [HR. Ibnu al-Mubarak dalam az-Zuhd: 631].

Sa’ad bin Abi Waqqash ra pernah berwasiat kepada putranya, “Wahai putraku, jika dirimu hendak mencari kekayaan, carilah dia dengan qana’ah, karena qana’ah merupakan harta yang tidak akan lekang” [Uyun al-Akhbar : 3/207].

Sebagian ahli hikmah pernah ditanya, “Apakah kekayaan itu?” Dia menjawab, “Minimnya angan-anganmu dan engkau ridha terhadap rezeki yang mencukupimu” [Ihya ‘Ulum ad-Diin 3/212].

g. Memperoleh kemuliaan

¤ Shahabatku ..

Manfaat Qona'ah yg terakhir adlh bahwa siapa saja yg memiliki sifat Qona'ah akan memperoleh kemuliaan di dunia dan akhirat..

Kemuliaan terletak pd sifat qana’ah sedangkan kehinaan terletak pd ketamakan. Mengapa demikian, karena seorang yg dianugerahi sifat qana’ah tdk menggantungkan hidupnya pada manusia, shg dirinya pun dipandang mulia. Adapun orang yg tamak justru akan menghinakan dirinya di hadapan manusia demi dunia yg hendak diperolehnya.

Jibril ‘as pernah berkata,

“Wahai Muhammad, kehormatan seorang mukmin terletak pd shalat malam dan kemuliaannya terletak pd ketidakbergantungannya pd manusia” [HR. Hakim: 7921].

* Ya Robb .. Hiasilah diri kami dg sifat qona'ah dlm kehidupan yg fana dan singkat ini .. Aamiin

¤alifudin¤

No comments:

Post a Comment