tag:blogger.com,1999:blog-56830742356447291652024-03-14T01:58:44.784+07:00SHOUTUL HAQIndahnya Islam dengan Iman dan Amal SholehAbu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.comBlogger948125tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-87913473224618268032017-12-08T08:29:00.002+07:002017-12-08T08:29:40.403+07:00AL-QUDS DAN INTIFADHAH PALESTINA<br /><br />Oleh: Muhammad Syarief, Lc. dan Salman Alfarisy, Lc.<br /><br /><br /><br />إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ<br /><br />يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.<br /><br /> يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.<br /><br /> يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا<br /><br />قال الله تعالي في القرآن العظيم:أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ.<br /><br />أَمَّا بَعْدُ<br /><br />Ma’asyiral Mukminin Rahimakumullah<br /><br />Pertama-tama dan paling utama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah mempertemukan kita di hari dan tempat mulia ini, dalam rangka menjalankan ibadah sholat Jumat berjamaah. Kita memohon kepada Allah Swt. semoga amal ibadah kita pada saat ini diterima dan menjadi pemberat timbangan kebaikan kita di hari hisab nanti.<br /><br />Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan nabi besar kita nabi Muhammad Saw. Dimana berkat perjuangan beliau dan para sahabatnyalah hingga saat kini kita dapat merasakan indahnya Iman dan Islam. Semoga kita yang hadir di sini kelak mendapatkan syafa’at beliau pada hari kiamat.<br /><br />Dalam kesempatan mulia ini, khatib mengingatkan kepada diri khatib pribadi dan juga kepada para jamaah sekalian, agar kita senantiasa meningkatkan nilai ketakwaan kita kepada Allah Swt. karena takwa merupakan sebaik-baik bekal yang akan kita bawa hingga hari hasib nanti, amin.<br /><br />Jamaah Sidang Jumat yang dirahmati Allah<br /><br />Perjuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Untuk dapat bertahan hidup, seseorang harus berjuang. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, seseorang juga harus berjuang. Untuk menuntut ilmu, mencari nafkah, seseorang pun harus berjuang. Dari rentetan perjuangan itu, tahukah kita perjuangan apa yang paling berarti? Ternyata sebaik-baik perjuangan itu adalah, perjuangan di jalan Allah, yang mengorbankan segalanya, mulai dari harta hingga jiwanya, semuanya dikorbankan untuk menggapai ridha Allah Swt.<br /><br />Allah Swt telah befirman dalam Al-Quran surah As-Shaff ayat 10-11<br /><br />يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ .تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ<br /><br />Artinya: (10) Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (11) (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.<br /><br />Jamaah sidang Jumat yang dirahmati Allah<br /><br />Fenomena perjuangan saat ini diantaranya bisa kita ambil dari potret saudara kita di Palestina. Tepat di bulan ini (Desember), saudara-saudara kita di Palestina menjadikannya sebagai bulan perjuangan. Mereka menyebutnya dengan namaSyahrul Intifadhah atau bulan Intifadhah, yang berarti bulan perlawanan bangsa Palestina terhadap penjajahan yang dilakukan oleh Israel.<br /><br />30 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 9 Desember 1987 lalu, rakyat Palestina meninggalkan rumah-rumah mereka demi meraih kemerdekaan. Tua, muda, anak-anak, laki-laki maupun perempuan, mereka semua bersatu padu, bergerak melawan tentara penjajah Israel. Harta hingga jiwa mereka korbankan, untuk melawan kezaliman yang telah merampas hak hidup mereka, dan juga telah menistai masjid Al-Aqsha yang dimuliakan.<br /><br />Al-Aqsha merupakan masjid yang menjadi kiblat pertama umat Islam, dan kini masjid itu ingin dirobohkan oleh Zionis Israel. Masjid itu setiap harinya terus mendapatkan serangan, dinistai oleh militer Israel, para pemukim dan rabi-rabi Yahudi, serta jamaah sholatnya ditakut-takuti dengan bunyi rentetan suara mesiu.<br /><br />Dua hari lalu, tepatnya pada hari Rabu siang waktu Amerika, Presiden Amerika Donald Trump mengumumkan beberapa hal kontroversi terkait dengan Palestina. Pertama, Amerika mengakui Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibukota Israel. Kedua, Amerika akan memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Al-Quds. Ketiga, Masjid al-Aqsha berdiri di atas bukit Haikal Sulaiman.<br /><br />Terus terang, pernyataan sepihak ini membuat Dunia Islam terhentak kaget. Beberapa Negara bahkan telah melakukan aksi pada hari Jum’at ini. Tagline yang diusung adalah Al-Quds, Ibukota Abadi Palestina. Lalu, pantaskah kita hanya berdiam diri melihat peristiwa itu? Pantaskah kita mendiamkan perjuangan Intifadhah itu berjalan sendirian? Jawabannya tentu tidak, kita tidak bisa tinggal diam. Kita sebagai sesama umat Islam harus merasa terpanggil untuk mendukung perjuangan mereka.<br /><br />Jamaah sidang Jumat yang dirahmati Allah<br /><br />Dalam sejarahnya, Palestina telah melawati tiga kali masa Intifadhah. Saat ini memasuki Intifadhah yang keempat. Intifadhah pertama disebut dengan nama Al-Intifadhah Al-Mubarokah, yang meletus di bulan Desember 1987. Perlawanan rakyat ini akhirnya berhenti pada bulan September 1993 bersamaan dengan ditandatanganinya kesepakatan Oslo, antara Otoritas Palestina dengan Israel. Sebanyak 1.392 warga Palestina gugur sebagai syuhada dalam aksi Intifadhah pertama itu.<br /><br />Apakah dengan kesepakatan itu pertanda penjajahan telah berakhir? Ternyata tidak, penjajahan berlanjut dan perjuangan rakyat Palestina juga terus dilakukan. Maka meletuslah selanjutnya Intifadah kedua yang dikenal dengan nama Intifadhah Al-Aqsha pada bulan September tahun 2000. Penamaan Al-Aqsha tidak lepas dari penyebab meletusnya aksi itu, yaitu ketika Perdana Menteri Israel ketika itu, Ariel Sharon memaksa masuk ke dalam komplek masjid Al-Aqsha dengan membawa 1.200 personil kepolisian.<br /><br />Menghadapi kondisi ini, jamaah masjid suci Al-Aqsha tidak tinggal diam, mereka melakukan perlawanan. Bentrokan pun meletus, darah suci para penjaga masjid Al-Aqsha membasahi pelataran masjid. Darah perjuangan itulah yang mewakili pembelaan umat Islam, yang kelak akan menjadi saksi kesungguhan perjuangan mereka di jalan Allah Swt.<br /><br />Intifadhah ketiga dimulai pada tanggal 1 Oktober 2015, dengan nama Intifadhah Sakakin. Artinya perlawanan dengan menggunakan pisau. Sedang Intifadhah keempat dimulai hari ini, 8 Desember 2017 yang dinamakan dengan Intifadhah Huriyyat al-Quds (Pembebasan Al-Quds dan Tepi Barat).<br /><br />Kaum muslimin yang dirahmati Allah<br /><br />Sungguh, saudara muslim kita di sana adalah orang-orang yang berjasa mempertahankan masjid kita, Al-Aqsha. Mereka berada di garda terdepan, menghadapi moncong senjata penjajah Israel, dan tanpa diliputi rasa takut sedikitpun. Mereka mempertahankan masjid yang sesungguhnya juga menjadi tanggungjawab kita untuk mempertahankannya. Umat muslim sedunia tidak diragukan lagi memiliki hutang terhadap jasa perjuangan mereka.<br /><br />Saudara-saudara kita di Palestina saat ini diusir dari tanah kelahiran mereka, rumah-rumahnya dirobohkan, hidup di bawah tekanan dan blokade berkepanjangan. Mereka adalah orang-orang yang terzalimi, dan mereka memiliki hak untuk melakukan perlawanan dengan beragam bentuknya. Seperti yang difirmankan oleh Allah Swt. dalam QS. Al-Hajj ayat 39 yang berbunyi:<br /><br />أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ<br /><br />Artinya: Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.<br /><br />Orang-orang Palestina berperang dengan semangat keimanan mereka, mengerahkan tenaga baik dalam bentuk fisik, fikiran dan menggunakan persenjataan yang sangat terbatas. Namun disitulah kekuatan sesungguhnya, yang membuat musuh-musuh Allah menjadi takut. Sedangkan kita yang berada jauh dari mereka secara fisik, maka persiapkanlah materi terbaik dan doa terbaik kita untuk mereka. Karena setiap harta yang kita infakkan di jalan Allah, niscaya akan mendapatkan balasan yang tak ternilai harganya.<br /><br />Allah Swt. dalam QS. Al-Anfal ayat 60 telah berfirman:<br /><br />وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَ هُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ<br /><br />Artinya: Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).<br /><br />Kaum muslimin yang dirahmati Allah Swt.<br /><br />Bertepatan dengan perjuangan bulan Intifadhah, hendaklah kita mampu mengambil semangat dari perjuangan mereka. Beberapa pelajaran yang dapat kita petik adalah:<br /><br />Pertama, tetap menjaga persatuan umat. Perjuangan tidak ada artinya ketika saling tercerai-berai. Karena Allah Swt. menyukai perjuangan hamba-Nya yang berada dalam satu shaf layaknya sebuah bangunan yang kokoh. Karena dengan cara itulah, perjuangan kita akan sampai pada kemenangan. Sebagaimana yang dijelaskan dalam QS. Ash-Shaf ayat 4<br /><br />إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ<br /><br />Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.<br /><br />Kedua, dalam hidup yang hanya sekali ini, niatkanlah untuk berjuang menegakkan agama Allah dengan apapun bentuknya. Karena mati dalam membela agama Allah merupakan sebuah kemuliaan. Minimal ada niat dalam jiwa kita untuk siap berjihad di jalan Allah, sehingga kita tidak mati di atas cabang kemunafikan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:<br /><br />مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ وَلَمْ يُحَدِّثْ بِهِ نَفْسَهُ مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ (رواه مسلم)<br /><br />Artinya: "Siapa yang meninggal sementara ia tidak pernah berperang (berjihad) dan tidak pernah meniatkan untuknya, maka ia mati di atas cabang kenifakan." (HR. Muslim).<br /><br />Ketiga, persiapkanlah diri kita untuk menghadapi segala kemungkinan. Karena Allah akan menguji kita untuk mengetahui siapa hamba-Nya yang memiliki kesungguhan. Dan ujian itu beragam bentuknya, bisa dalam bentuk pengorbanan harta hingga jiwa raga. Dan selalu ingatlah, seorang mukmin yang memiliki persiapan kekuatan, baik dari segi jasmani maupun rohani, ilmu maupun materi, lebih dicintai oleh Allah Swt. daripada mukmin yang lemah. Karena dengan kekuatan yang ia miliki, ia akan menjadi mukmin yang bermanfaat untuk menegakkan agama Allah di atas muka bumi ini. Rasulullah Saw. bersabda:<br /><br />اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ (رواه مسلم)<br /><br />Artinya: Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan (HR. Muslim).<br /><br />بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّ يوَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.<br /><br />Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-59295040869534796952017-11-14T08:18:00.001+07:002017-11-14T08:18:04.777+07:00Arti Jihad menurut Quran dan Hadits<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="48f0k-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="48f0k-0-0">
<span data-offset-key="48f0k-0-0"><span data-text="true">Penulis : Soraya (Soraya.web.id)</span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="a2po4-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="a2po4-0-0">
<span data-offset-key="a2po4-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="743sk-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="743sk-0-0">
<span data-offset-key="743sk-0-0"><span data-text="true">Di zaman sekarang ini, di antara kata yang paling sering disalahartikan dalam Islam adalah kata Jihad, baik disalahartikan oleh orang non-muslim ketika menerjemahkan arti jihad dalam Islam, maupun kesalahpahaman arti jihad oleh muslim sendiri ketika mempraktekkan jihad dalam kehidupan mereka. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="bouo7-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="bouo7-0-0">
<span data-offset-key="bouo7-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="eb2rr-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="eb2rr-0-0">
<span data-offset-key="eb2rr-0-0"><span data-text="true">Arti jihad menurut al-Quran dan al-hadits </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="ci11-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="ci11-0-0">
<span data-offset-key="ci11-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="df883-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="df883-0-0">
<span data-offset-key="df883-0-0"><span data-text="true">Sebagian besar non-muslim, berpikir bahwa perang yang dilakukan oleh umat Islam di manapun, entah apapun tujuan perang itu dilakukan, baik demi untuk keuntungan pribadi, kekuasaan politik, kekuatan kelompok, dan lain sebagainya adalah Jihad dalam persepsi mereka. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="5ikt-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="5ikt-0-0">
<span data-offset-key="5ikt-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="6ghbg-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="6ghbg-0-0">
<span data-offset-key="6ghbg-0-0"><span data-text="true">Etimologi Jihad </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="bbl2o-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="bbl2o-0-0">
<span data-offset-key="bbl2o-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="1kl82-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="1kl82-0-0">
<span data-offset-key="1kl82-0-0"><span data-text="true">Jihad dalam bahasa arab berasal dari kata jahada yang berarti berjuang atau berusaha. Menurut Dr. Zakir Naik, Jihad bukanlah perang orang Islam di manapun. Dalam konteks Islam, jihad berarti berjuang dan berusaha melawan kecendrungan jahat dalam diri sendiri. Jihad dapat berarti berjuang dan berusaha untuk membuat masyarakat menjadi lebih baik. Jihad juga bisa dimaksudkan sebagai bentuk perjuangan dan usaha melawan penindasan. Jihad juga berarti berjuang dan berusaha dengan berperang demi melindungi diri sendiri dari kejahatan. Intinya jihad adalah berjuang dan berusaha. Seperti berjihad melawan kemalasan dalam beribadah, berjihad melawan sifat malas dan rasa kantuk yang sangat berat ketika ada perintah Allah untuk menjalankan ibadah sholat subuh, berjihad mengeluarkan zakat, infaq, sedekah, ketika mendapatkan harta berlebih dll. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="8sp5q-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="8sp5q-0-0">
<span data-offset-key="8sp5q-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="aik1f-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="aik1f-0-0">
<span data-offset-key="aik1f-0-0"><span data-text="true">Jihad di Kalangan Non-Muslim </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="adobk-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="adobk-0-0">
<span data-offset-key="adobk-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="e674s-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="e674s-0-0">
<span data-offset-key="e674s-0-0"><span data-text="true">Banyak orang berpikir, bahwa jihad hanya dilakukan oleh muslim saja. Namun sebenarnya, ada beberapa ayat dalam al-Qur`an yang menjelaskan bahwa non-muslim pun berjihad. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="ao6k0-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="ao6k0-0-0">
<span data-offset-key="ao6k0-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="1pk0k-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="1pk0k-0-0">
<span data-offset-key="1pk0k-0-0"><span data-text="true">Allah berfirman dalam al-Qur`an di surah Luqman [31:14]: وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (١٤) Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanyalah kepada-Ku kembalimu (Ayat ini juga sebagai salah satu di antara ayat yang memberikan indikasi bahwa al-Quran tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang muslim (sudah memeluk agama Islam) saja, tapi juga diperuntukkan kepada siapa saja (non-muslim) sebagai panduan cara yang benar untuk menemukan jalan yang benar. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="1pojt-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="1pojt-0-0">
<span data-offset-key="1pojt-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="3j1-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="3j1-0-0">
<span data-offset-key="3j1-0-0"><span data-text="true">Lalu berikutnya di surah Luqman [31:15] وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (١٥) Dan jika keduanya memaksamu (cek kosa kata: jaahadaaka: جَاهَدَاكَ) untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (dalam ayat ini, al-Qur`an memberikan panduan kepada muslim untuk tidak menaati atau mengikuti ajakan orang tua mereka yang non-muslim yang berjuang dan berusaha untuk membuat anak-anak mereka menyembah yang lain selain Allah (syirik), namun mereka diperintahkan untuk memperlakukan ortu mereka dengan baik. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="9khgn-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="9khgn-0-0">
<span data-offset-key="9khgn-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="7trti-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="7trti-0-0">
<span data-offset-key="7trti-0-0"><span data-text="true">Kalimat yang sama diulang lagi di surah al-Ankabut [29:8-9] وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا وَإِنْ جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٨) وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُدْخِلَنَّهُمْ فِي الصَّالِحِينَ Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu (cek kosa kata: jaahadaaka: جَاهَدَاكَ) untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka pasti akan Kami masukkan ke dalam (golongan) orang yang saleh </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="c1ced-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="c1ced-0-0">
<span data-offset-key="c1ced-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="b74u3-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="b74u3-0-0">
<span data-offset-key="b74u3-0-0"><span data-text="true">Jihadnya orang yang mengajak mempersekutukan Allah atau perbuatan buruk lainnya disebut Jihad Fi Sabilisy-Syaithon (Jihad di jalan Setan). Adapun jihad bagi seorang muslim adalah jihad fi sabilillah (jihad di jalan Allah). Normalnya, kata jihad dalam Islam diterjemahkan sebagai berjuang dan berusaha di jalan Allah. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="6pefh-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="6pefh-0-0">
<span data-offset-key="6pefh-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="c7q1i-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="c7q1i-0-0">
<span data-offset-key="c7q1i-0-0"><span data-text="true">Jihad Yang Difahami Kalangan Orientalis </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="7i1j5-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="7i1j5-0-0">
<span data-offset-key="7i1j5-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="2fr81-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="2fr81-0-0">
<span data-offset-key="2fr81-0-0"><span data-text="true">Hampir semua orientalis, menerjemahkan jihad sebagai perang suci (perang atas nama agama), dan sayangnya, banyak orang yang dianggap sebagai Ulama juga menerjemahkan jihad sebagai Perang Suci (dalam kondisi yang ekstrim) dan diikuti oleh murid-murid mereka. Padahal perang suci, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Arab adalah Harbun Muqoddasah, dan jika anda membaca al-Qur`an keseluruhan 30 Juz, maka anda tidak akan menemukan kata Harbun Muqoddasah. Demikian juga tidak akan pernah anda temukan dalam hadis Rasulullah disebutkan perkataan: Harbun Muqoddasah (Perang Suci). Jika kita belajar sejarah, maka kita akan menemukan bahwa kata: perang suci pertama kali digunakan untuk mendefinisikan PERANG SALIB yang dilakukan oleh umat nasroni (Kristen). Menurut sejarah, beberapa abad yang lalu, tentara salib kristen melakukan pemaksaan dan pembunuhan puluhan ribu umat manusia atas nama kekristenan (perintah paus di masa itu). Jika anda membaca sejarah yang benar, maka anda akan menemukan bahwa jumlah manusia yang terbanyak dibunuh adalah atas nama kekristenan atau atas nama perang suci (perang demi agama). Di zaman sekarang, sebagian besar orientalis menerjemahkan kata JIHAD Islam (dari bahasa Arab) dengan terjemahan yang semakna dengan apa yang dilakukan oleh tentara perang salib kristen, yaitu perang suci. Fundamentalis pertama kali menggunakan kata Perang Suci untuk menggambarkan bagaimana tentara kristen di masa perang salib, namun sekarang istilah kata perang suci itu disamakan dengan arti JIHAD bagi umat Islam dengan makna negatif suka berperang, membunuh, membantai, dan makna negatif lainnya. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="fn66r-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="fn66r-0-0">
<span data-offset-key="fn66r-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="5dpfa-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="5dpfa-0-0">
<span data-offset-key="5dpfa-0-0"><span data-text="true">Arti Jihad Menurut Al-Qur`an </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="8g0ur-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="8g0ur-0-0">
<span data-offset-key="8g0ur-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="be3aj-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="be3aj-0-0">
<span data-offset-key="be3aj-0-0"><span data-text="true">Jihad tidak diartikan sebagai perang suci , melainkan berjuang dan berusaha, walaupun itu bukanlah perjuangan dan usaha dalam pertempuran di medan laga. Cara terbaik untuk memahami kata jihad adalah dengan memahami apa yang dikatakan oleh kitab suci umat islam tentang kata jihad itu sendiri, yaitu al-Qur`an dan al-Hadits (shohih). Ketika kita membaca al-Qur`an, maka kita akan tahu, disebutkan dalam surah al-Hajj [22:78]: وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ فَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ Dan berjihadlah kamu (cek kosa kata: wa-jaahiduu: وَجَاهِدُوا) di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama nenek moyangmu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu orang-orang muslim sejak dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka laksanakanlah shalat (selalu), tunaikanlah zakat, dan berpegang teguhlah kepada Allah. Dialah Pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Allah juga berfirman dalam Surah at-Taubah [9:20-22]: الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ (٢٠) يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَرِضْوَانٍ وَجَنَّاتٍ لَهُمْ فِيهَا نَعِيمٌ مُقِيمٌ (٢١) خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ (٢٢) Orang-orang yang beriman dan berhijrah ( وَهَاجَرُوا) serta berjihad (cek kosa kata: wa-jaahaduu: وَجَاهَدُوا) di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan. Tuhan menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat, keridhaan, dan surga. Mereka memperoleh kesenangan yang kekal di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh, di sisi Allah pahala yang besar. Disebutkan juga dalam Surah al-Ankabut [29:6]: وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ (٦) dan barang siapa yang berjihad (berusaha dan berjuang di jalan Allah) (cek kosa kata: jaahada: جَاهَدَ), maka sesungguhnya, jihadnya itu (cek kosa kata: yujaahidu: يُجَاهِدُ) adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta. Jadi, jika anda berjuang di jalan Allah (berjihad), maka manfaatnya untuk diri anda sendiri, bukan untuk Allah, sebab Allah tidak membutuhkan bantuan apapun dari makhluk-Nya, dan memang Allah itu terbebas dari semua kebutuhan, untuk itu Allah itu maha terpuji lagi maha kuasa. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="7nvuo-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="7nvuo-0-0">
<span data-offset-key="7nvuo-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="c28ds-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="c28ds-0-0">
<span data-offset-key="c28ds-0-0"><span data-text="true">Arti Jihad Menurut al-Hadist </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="71rkq-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="71rkq-0-0">
<span data-offset-key="71rkq-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="cbbtk-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="cbbtk-0-0">
<span data-offset-key="cbbtk-0-0"><span data-text="true">Dalam hadis shohih Bukhori Vol. 4, Kitab Jihad, hadits nomor 46, Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullal SAW bersabda: orang yang berjihad di jalan Allah, dan Allah maha mengetahui siapa yang berjihad (berjuang dan berusaha di jalan Allah). Bagaikan orang yang terus menerus berpuasa dan melaksanakan sholat dan Allah telah menjanjikan surga baginya jika dia terbunuh di medan perang atau Allah mengembalikannya dengan selamat dengan pahala dan harta rampasan perang. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="85umj-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="85umj-0-0">
<span data-offset-key="85umj-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="8n49u-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="8n49u-0-0">
<span data-offset-key="8n49u-0-0"><span data-text="true">Disebutkan dalam Shohih Bukhori Vol. 4, Hadits Nomor 2784 Hazrat Aisyah Radhiallahu Anha (Istri Rasulullah SAW), bertanya kepada Rasulullah: Dapatkah aku bergabung dalam jihad? Dan Rasulullah SAW menjawab: Haji Yang Sempurna Adalah Jihad Yang Terbaik untukmu. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="605vl-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="605vl-0-0">
<span data-offset-key="605vl-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="apblg-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="apblg-0-0">
<span data-offset-key="apblg-0-0"><span data-text="true">Disebutkan dalam shohih bukhori hadits nomor 5972, seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, Dapatkah Aku Pergi Berjihad? Rasulullah bertanya kepadanya, Apakah kau mempunyai orang tua? Dia (orang itu) menjawab Ya. Kemudian Rasulullah berkata: Bagimu, melayani orang tuamu adalah jihad </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="v1p3-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="v1p3-0-0">
<span data-offset-key="v1p3-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="626po-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="626po-0-0">
<span data-offset-key="626po-0-0"><span data-text="true">Disebutkan dalam Sunan Nasa`i, hadits nomor 4209, seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW: Jihad manakah yang terbaik? Dan Rasulullah menjawab: Jihad terbaik adalah seseorang yang berbicara kebenaran melawan penguasa yang dzalim. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="frab1-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="frab1-0-0">
<span data-offset-key="frab1-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="1eiol-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="1eiol-0-0">
<span data-offset-key="1eiol-0-0"><span data-text="true">Disebutkan dalam Shahih ibn Hibban hadits nomor 4682, bahwa Rasulullah SAW bersabda, seorang Mujahid adalah orang yang berjuang dan berusaha melawan hawa nafsunya sendiri untuk ALLAH. Dan Muhajir adalah orang yang migrasi dari kebatilan menuju kebenaran. (baca juga: Surah at-Taubah [9:20-22]) </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="cdanu-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="cdanu-0-0">
<span data-offset-key="cdanu-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="5jv47-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="5jv47-0-0">
<span data-offset-key="5jv47-0-0"><span data-text="true">Berdasarkan beberapa hadis di atas, dapat diketahui bahwa makna jihad tergantung situasi yang sedang terjadi dan sangat diperlukan, namun intinya adalah berjuang dan berusaha keras dalam menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.</span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="d915-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="d915-0-0">
<span data-offset-key="d915-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="24fdc" data-offset-key="av6v6-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="av6v6-0-0">
<span data-offset-key="av6v6-0-0"><span data-text="true">Smoga manfaat ...</span></span></div>
</div>
Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-43201011345959850472017-11-14T07:48:00.001+07:002017-11-14T07:48:36.626+07:00Hadits ttg Jihad dan Perang<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
1. Aku
menginginkan berperang di jalan Allah, lalu aku terbunuh, dihidupkan
lagi dan mati lagi, lalu dihidupkan lagi. (HR. Bukhari)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
2. Kedua kaki hambaKu yang dilibat debu dalam perang fisabilillah tidak akan tersentuh api neraka. (HR. Bukhari)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
3.
Berjaga-jaga satu malam dalam perang fisabilillah lebih afdhol dari
seribu malam dishalati malam harinya dan dipuasai siang harinya. (HR.
Al Hakim)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
4.
Tidak ada hijrah lagi sesudah fathu Mekah selain jihad, niat, dan
apabila diserukan berangkat (pergi berperang) maka berangkatlah. (HR.
Bukhari)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
5.
Puncak persoalan adalah Islam. Barangsiapa pasrah diri (masuk Islam)
maka dia selamat. Tiangnya Islam adalah shalat dan atapnya adalah jihad
(perjuangan). Yang dapat mencapainya hanya orang yang paling utama di
antara mereka. (HR. Ath-Thabrani)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<br />6. Berjihadlah melawan kaum musyrikin dengan harta, jiwa dan lidahmu. (HR. An-Nasaa'i)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
7.
Manusia yang paling dekat derajatnya kepada derajat kenabian ialah
para mujahidin dan ilmuwan (cendekiawan) karena kaum mujahidin
melaksanakan ajaran para rasul dan ilmuwan membimbing manusia untuk
melaksanakan ajaran nabi-nabi. (HR. Ad-Dailami)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
8. Tiada setetes yang lebih disukai Allah 'Azza wajalla daripada setetes darah di jalan Allah. (HR. Ath-Thahawi)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
9.
Barangsiapa memberi perlengkapan bagi seorang yang berperang di jalan
Allah maka dia terhitung ikut berperang dan barangsiapa ikut memenuhi
kebutuhan keluarga (menyantuni) orang yang berperang maka dia terhitung
ikut berperang di jalan Allah. (HR. Bukhari)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
10.
Wahai segenap manusia, janganlah kamu mengharap-harap bertemu dengan
musuh. Mohonlah kepada Allah akan keselamatan. Bila bertemu dengan
mereka maka bersabarlah (yakni sabar menderita, gigih, ulet dan tabah
dalam melawan mereka). Ketahuilah, surga terletak di bawah
bayang-bayang pedang. (HR. Bukhari)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<br />11.
Rasulullah Saw bila melepas pasukan yang akan pergi berperang (tanpa
disertainya) berpesan: "Dengan nama Allah, dengan disertai Allah, di
jalan Allah dan atas sunah Rasulullah. Janganlah kamu berlebihan
mengambil barang rampasan tanpa seijin pimpinan pasukan. Janganlah kamu
berkhianat dan jangan pula melakukan sadisme (menganiaya) terhadap
musuh. Jangan membunuh anak-anak, wanita-wanita dan laki-laki yang
telah tua." (HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<br />12.
Rasulullah Saw mengikutsertakan kaum wanita dalam peperangan. Mereka
mengobati orang yang terluka. Rasulullah tidak pernah memberi mereka
bagian dari harta rampasan tetapi memberi mereka dari kelebihan (sisa)
pembagian. (HR. Muslim)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<br />13. Perang adalah tipu daya. (HR. Bukhari)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<br />14.
Kalau kamu melakukan perdagangan dengan riba, hanya menjadi
peternak-peternak dan senang hanya dengan bertani saja dan meninggalkan
jihad (perjuangan) maka Allah akan menimpakan kehinaan atasmu. Kamu
tidak dapat mencabut kehinaan itu sehingga kamu kembali kepada Ad
Dienmu. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
15.
Ada tiga hal yang menyebabkan tidak bergunanya seluruh amalan, yaitu:
syirik kepada Allah, durhaka kepada orang tua, dan lari menghindari
pertempuran (dalam perang fisabilillah) (HR. Ath-Thabrani)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
16. Suatu kaum yang meninggalkan perjuangan akan Allah timpakan kepada mereka azab. (HR. Ath-Thabrani)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
17.
Jika terjadi saling membunuh antara dua orang muslim maka yang membunuh
dan yang terbunuh keduanya masuk neraka. Para sahabat bertanya, "Itu
untuk si pembunuh, lalu bagaimana tentang yang terbunuh?" Nabi Saw
menjawab, "Yang terbunuh juga berusaha membunuh kawannya." (HR.
Bukhari)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<i>Penjelasan</i>:<br />Yang terbunuh berusaha membunuh tetapi kedahuluan terbunuh.</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<br />18. Rasulullah Saw melarang penyebaran racun (wabah penyakit / virus / senjata kimia) di negeri musuh. (HR. Ath-Thahawi)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<br />19. Saling berpesanlah untuk memperlakukan para tawanan dengan baik. (HR. Ath-Thabrani)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<br />20. Kami tidak menggunakan bantuan kaum musyrikin untuk memerangi kaum musyrikin. (HR. Ahmad)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
21.
Orang yang pergi berperang di jalan Allah dan yang pergi untuk
menunaikan haji atau umroh adalah tamu-tamu Allah. Allah menyerukan
kepada mereka, dan mereka menyambutnya dan mereka memohon kepada-Nya,
lalu Allah mengabulkan permohonan mereka. (HR. Ibnu Majah).</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
22.
Barangsiapa menolak ketaatan (membangkang) dan meninggalkan jama'ah
lalu mati maka matinya jahiliyah, dan barangsiapa berperang di bawah
panji (bendera) nasionalisme (kebangsaan atau kesukuan) yang menyeru
kepada fanatisme atau bersikap marah (emosi) karena mempertahankan
fanatisme (golongan) lalu terbunuh maka tewasnya pun jahiliyah. (HR.
An-Nasaa'i)</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<i>Penjelasan</i>:<br />Asysyathibi memberi definisi tentang yang dimaksud jama'ah, yaitu:<br />1. Orang-orang Islam yang berhimpun dalam satu urusan.<br />2. Mayoritas orang-orang Islam</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
3. Kumpulan ulama mujtahidin.<br />4. Jama'atul muslimin jika berhimpun di bawah komando seorang amir (pemimpin).<br />5. Para sahabat yang diridhoi Allah dan tentu pada kondisi yang khusus.<br />Suatu jama'ah akan terbentuk bila ada musyawarah.</div>
<div style="margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="color: navy;">Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press</span></div>
Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-22997406592642620842017-11-14T07:46:00.004+07:002017-11-14T07:46:41.062+07:00Jihad dan Kepahlawanan dalam Islam (Tafsir QS. At-Taubah [9]: 86-89) <h2 class="post-title">
<br /></h2>
<div class="post-date">
<span class="postauthor"> </span><span class="postcategory"> </span><span class="posttag"></span><span class="postcomment"></span><br /><span class="postcomment"></span></div>
<div class="post-data">
<span class="postcomment"> </span>
</div>
<div style="text-align: center;">
<big>وَإِذَا أُنْزِلَتْ سُورَةٌ أَنْ
آمِنُوا بِاللَّهِ وَجَاهِدُوا مَعَ رَسُولِهِ اسْتَأْذَنَكَ أُولُو
الطَّوْلِ مِنْهُمْ وَقَالُوا ذَرْنَا نَكُنْ مَعَ الْقَاعِدِينَ (86)
رَضُوا بِأَنْ يَكُونُوا مَعَ الْخَوَالِفِ وَطُبِعَ عَلَى قُلُوبِهِمْ
فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَ (87) لَكِنِ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ
جَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ وَأُولَئِكَ لَهُمُ
الْخَيْرَاتُ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (88) أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ
جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ذَلِكَ
الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (89)</big></div>
<div style="text-align: center;">
“Dan apabila diturunkan suatu surah (yang
memerintahkan kepada orang munafik itu): ‘Berimanlah kalian kepada Allah
dan berjihadlah bersama Rasul-Nya’, niscaya orang-orang yang memiliki
kemampuan di antara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak berjihad)
dan mereka berkata: ‘Biarkanlah Kami berada bersama orang-orang yang
duduk’ [86]. Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak
berperang, dan hati mereka telah dikunci mati, maka mereka tidak
mengetahui (kebahagiaan beriman dan berjihad) [87]. Tetapi Rasul dan
orang-orang yang beriman bersamanya, mereka berjihad dengan harta dan
jiwa mereka, dan mereka Itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan
mereka Itulah orang-orang yang beruntung [88]. Allah telah menyediakan
bagi mereka syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal
di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar [89]. (QS. At-Taubah [9]:
86-89)</div>
***<br />
Surah At-Taubah merupakan surah yang banyak bercerita tentang
peperangan dan keadaan orang-orang yang terlibat di dalamnya, termasuk
empat ayat yang disebutkan di atas.<br />
Imam ath-Thabari (w. 310 H) berkomentar tentang ayat ke 86, “Allah
ta’ala berfirman, dan apabila diturunkan kepadamu wahai Muhammad satu
surah dalam Al-Qur’an yang menyeru orang-orang munafiq, <i>aaminuu billaah</i>, yaitu benarkanlah Allah, dan <i>wa jaahiduu ma’a rasuulih</i>,
yakni perangilah orang-orang musyrik bersama Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, maka orang-orang yang memiliki kekayaan dan harta di
antara mereka meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berperang dan tetap
tinggal bersama keluarga mereka. Mereka berkata kepadamu, tinggalkanlah
kami, kami duduk-duduk saja di rumah bersama orang-orang yang lemah,
orang-orang yang sakit dan orang-orang yang tidak memiliki kemampuan
melakukan safar bersamamu.”<br />
Ibn ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, berdasarkan riwayat ath-Thabari, menyatakan bahwa <i>uulu ath-thawl</i> bermakna orang-orang yang kaya. Ibn Ishaq menyebutkan di antara mereka adalah ‘Abdullah ibn Ubay dan al-Jadd ibn Qays.<br />
Ayat ke 87, menurut Imam Ibn Katsir (w. 774 H), merupakan
pengingkaran dan celaan Allah ta’ala kepada orang-orang yang mundur dari
peperangan, dari kalangan munafiqin. Orang-orang munafiq tersebut rela
berada dalam kehinaan dan berdiam diri di rumah-rumah mereka bersama
kaum wanita.
Di masa peperangan, orang-orang munafiq ini merupakan orang-orang yang
paling pengecut, sedangkan di masa aman, mereka adalah orang yang paling
banyak omongannya, sebagaimana firman Allah ta’ala dalam surah Al-Ahzab
[33] ayat 19:<br />
<div style="text-align: right;">
فَإِذَا جَاءَ الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ
يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِي يُغْشَى عَلَيْهِ
مِنَ الْمَوْتِ فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُمْ بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ</div>
Artinya: “Maka apabila datang ketakutan (karena perang), kamu lihat
mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti
orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang,
mereka mencacimu dengan lidah yang tajam.”<br />
Hati mereka dikunci oleh Allah ta’ala karena penolakan mereka dari
kewajiban jihad dan keluar untuk perang di jalan Allah bersama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga mereka tidak
mengetahui apa yang baik bagi mereka dan apa yang buruk.<br />
Setelah mencela orang-orang munafiq yang enggan untuk berjihad, Allah
ta’ala kemudian memuji orang-orang yang beriman yang berjihad bersama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan harta dan jiwa mereka
pada ayat ke 88 dan 89. Imam ath-Thabari menyatakan bahwa walaupun
orang-orang munafiq tidak ikut berperang, namun orang-orang yang
membenarkan Allah dan Rasul-Nya tetap berjihad bersama Rasul, mereka
menginfaqkan hartanya untuk keperluan jihad dan mengikuti peperangan
dengan segenap jiwa raga mereka.<br />
Menurut Imam al-Baidhawi (w. 685 H), makna <i>al-khairat</i> yang
akan didapatkan oleh orang-orang yang beriman yang ikut berjihad bersama
Rasul adalah keuntungan di dunia dan di akhirat. Di dunia mereka
mendapatkan kemenangan dan <i>ghanimah</i>, sedangkan di akhirat mereka
akan mendapatkan surga dan kemuliaan. Dan ayat ke 89 merupakan gambaran
tentang kebaikan di negeri akhirat yang akan mereka dapatkan.<br />
Syaikh Wahbah az-Zuhaili, mufassir kontemporer, menyatakan bahwa
empat ayat ini merupakan gambaran keadaan orang-orang munafiq dan
orang-orang beriman saat menerima perintah jihad. Para gembong munafiqin
yang memiliki kemampuan untuk berjihad dengan harta dan jiwa mereka
memilih tidak ikut berjihad bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
mereka merelakan diri mereka berada dalam kehinaan dan kerendahan dengan
tinggal diam bersama orang-orang yang lemah yang tidak ikut berjihad.
Hati mereka terkunci mati, sehingga mereka tidak mampu memilah mana yang
baik dan mana yang buruk, mana yang memberikan maslahat dan mana yang
mudharat.<br />
Sebaliknya, orang-orang beriman saat menerima perintah jihad, mereka
bersungguh-sungguh mengorbankan harta dan jiwa mereka untuk meraih ridha
Allah dan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Dan balasan bagi mereka
ini adalah keuntungan di dunia dan di akhirat, mendapatkan surga dan
terbebas dari siksaan di akhirat.<br />
***<br />
Tanggal 10 November diperingati oleh bangsa Indonesia sebagai hari
pahlawan. Peringatan ini mengambil momentum perjuangan Bung Tomo dan
pasukannya melawan penjajah Belanda yang datang lagi ke Indonesia pasca
kemerdekaan Indonesia. Dan fakta menarik yang jarang diungkapkan adalah
ternyata perjuangan Bung Tomo dan pasukannya terinspirasi dari seruan
jihad yang dilantangkan oleh KH. Hasyim Asy’ari, seorang ulama mukhlis
pejuang Islam, yang juga pendiri Nahdlatul ‘Ulama (NU).<br />
Seruan jihad inilah yang mengobarkan semangat Bung Tomo dan
pasukannya, dan semangat jihad seperti itu juga lah yang mengobarkan
perlawanan para pahlawan muslim nusantara dari zaman ke zaman terhadap
penjajah kafir Belanda. Mereka tidak rela negeri mereka dikuasai dan
ditaklukkan oleh penjajah kafir, sumber daya alam mereka dikeruk habis
dan aqidah mereka digadaikan. Mereka lebih rela mati mulia sebagai syuhada daripada hidup terhina.<br />
Dalam Islam hal ini merupakan hal yang wajar dan niscaya. Jihad dengan makna perang dalam Islam merupakan salah satu kewajiban yang paling agung dan amal yang paling utama. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:<br />
<div style="text-align: right;">
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَال وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ</div>
Artinya: “Diwajibkan atas kalian berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kalian benci.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216)<br />
<div style="text-align: right;">
انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالاً وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيل اللَّهِ</div>
Artinya: “Berangkatlah kalian baik dalam keadaan merasa ringan
ataupun berat, dan berjihadlah kalian dengan harta dan jiwa kalian di
jalan Allah.” (QS. At-Taubah [9]: 41)<br />
<div style="text-align: right;">
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي
سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي
التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ
اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ
هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ</div>
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin
jiwa dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka
berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu
telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan
Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada
Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu,
dan itulah kemenangan yang besar.”<br />
Dalam sebuah hadits disebutkan:<br />
<div style="text-align: right;">
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ سُئِلَ: أَيُّ العَمَلِ أَفْضَلُ؟ فَقَالَ: إِيمَانٌ بِاللَّهِ
وَرَسُولِهِ. قِيلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ.
قِيلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: حَجٌّ مَبْرُورٌ</div>
Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
ditanya: ‘Amal apakah yang paling utama?’, Rasul menjawab, ‘Iman kepada
Allah dan Rasul-Nya’, beliau ditanya lagi, ‘kemudian apa?’, Rasul
menjawab, ‘Jihad di jalan Allah’, beliau ditanya lagi, ‘kemudian apa?’,
Rasul menjawab, ‘haji yang mabrur’.<br />
Bahkan, dalam QS. At-Taubah ayat 86-87 Allah mencela orang-orang
munafiq yang tidak mau ikut berjihad –ketika ada seruan jihad– padahal
mereka mampu melakukannya.<br />
***<br />
Sejarah panjang kegemilangan Islam selalu diisi oleh cerita
kepahlawanan dari para penguasa adil yang menerapkan hukum-hukum Allah,
para ulama dan ilmuwan yang mewakafkan ilmunya untuk kebaikan umat
Islam, dan para mujahidin yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah
ta’ala. Dari kalangan penguasa, kita misalnya mengenal sosok Umar ibn
al-Khaththab, Umar ibn ‘Abdul ‘Aziz, Harun ar-Rasyid, Sulaiman al-Qanuni
dan Abdul Hamid II. Dari kalangan ulama dan ilmuwan kita mengenal Ibn
‘Abbas, asy-Syafi’i, Ibn Firnas dan al-Khawarizmi. Dan dari kalangan
mujahidin kita mengenal sosok Khalid ibn al-Walid, Thariq ibn Ziyad,
Shalahuddin al-Ayyubi dan Muhammad al-Fatih. Sosok-sosok seperti mereka
inilah yang terus lahir dari tubuh umat Islam sebagai bukti nyata
keagungan Islam.<br />
Aktivitas jihad telah dilakukan sejak awal mula masa Islam, sejak
masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan terus berlangsung
sampai masa kemunduran umat Islam, dan benar-benar ditinggalkan sejak
runtuhnya Khilafah Islamiyah yang berpusat di Turki dan bercokolnya
penguasa-penguasa zalim yang tidak mau menerapkan hukum-hukum Allah di
negeri-negeri muslim. Sejak saat itu, jihad ditinggalkan dan umat Islam terus dihinakan oleh musuh-musuh mereka.<br />
Bagaimanapun, kewajiban jihad tidak akan bisa terlaksana secara
sempurna tanpa adanya Khilafah. Kebutuhan umat Islam akan jihad
meniscayakan kebutuhan umat Islam akan tegaknya kembali Khilafah, yang
akan menerapkan hukum-hukum Allah dan menyebarkan Islam ke seluruh
penjuru dunia dengan dakwah dan jihad.<br />
Momentum hari pahlawan ini, sebagai refleksi perjuangan umat Islam di
masa lalu, harus kita maknai dengan tepat. Jika para pahlawan muslim
nusantara dulu berjihad untuk mengusir penjajah kafir Belanda, saat ini
kita perlu berjuang sungguh-sungguh untuk mewujudkan kembali
kepemimpinan Islam yang satu, yaitu Khilafah Islamiyah, yang akan terus
menyerukan dakwah dan jihad sampai cahaya Islam menerangi seluruh
penjuru bumi. <i>Wallahul musta’an.</i><br />
<b>Abu Furqan al-Banjary</b>Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-4457107929009287662017-10-23T09:26:00.003+07:002017-10-23T09:26:47.188+07:00SYARAT BUSANA MUSLIM YG SESUAI SYARIAH<div class="posttitle">
<h2 class="pagetitle">
Syarat-Syarat Pakaian Syar’i Yang Diwajibkan
Bagi Kaum Wanita Muslimah, Menutupi Seluruh Tubuh, Tidak Ketat, Tidak
Tipis Dan Lain Sebagainya</h2>
</div>
<div class="wp-caption alignleft" data-shortcode="caption" id="attachment_10829" style="width: 310px;">
<a class="single-image-gallery" href="https://tausyah.wordpress.com/2011/11/01/syarat-syarat-pakaian-syari-yang-diwajibkan-bagi-kaum-wanita-muslimah-menutupi-seluruh-tubuh-tidak-ketat-tidak-tipis-dan-lain-sebagainya/67119_162128310497399_100001006938635_308387_6352189_n/" rel="attachment wp-att-10829"><img alt="https://tausyah.wordpress.com/Pakaian-Muslimah" class="size-medium wp-image-10829" data-attachment-id="10829" data-comments-opened="1" data-image-description="<p>Pakaian Muslimah</p>
" data-image-meta="{"aperture":"0","credit":"","camera":"","caption":"","created_timestamp":"0","copyright":"","focal_length":"0","iso":"0","shutter_speed":"0","title":""}" data-image-title="https://tausyah.wordpress.com/Pakaian-Muslimah" data-large-file="https://tausyah.files.wordpress.com/2011/10/67119_162128310497399_100001006938635_308387_6352189_n.jpg?w=614" data-medium-file="https://tausyah.files.wordpress.com/2011/10/67119_162128310497399_100001006938635_308387_6352189_n.jpg?w=300&h=233" data-orig-file="https://tausyah.files.wordpress.com/2011/10/67119_162128310497399_100001006938635_308387_6352189_n.jpg" data-orig-size="720,560" data-permalink="https://tausyah.wordpress.com/2011/11/01/syarat-syarat-pakaian-syari-yang-diwajibkan-bagi-kaum-wanita-muslimah-menutupi-seluruh-tubuh-tidak-ketat-tidak-tipis-dan-lain-sebagainya/67119_162128310497399_100001006938635_308387_6352189_n/" height="233" src="https://tausyah.files.wordpress.com/2011/10/67119_162128310497399_100001006938635_308387_6352189_n.jpg?w=300&h=233" title="https://tausyah.wordpress.com/Pakaian-Muslimah" width="300" /></a><div class="wp-caption-text">
Pakaian Muslimah</div>
<div class="wp-caption-text">
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Barangkali masih banyak di antara para
ukhti yang bertanya, bagaimanakah yang disebut pakaian yang syar’i yang
diperintahkan oleh syari’at ajaran agama?? bagi para ukhti yang sudah
mengetahui serta mengikuti pakaian syar’i yang diperintahkan dalam
ajaran agama, Alhamdulillah jika ukhti sudah mengikuti sebagaimana yang
diperintahkan. Namun sangat menyedihkan sekali mode-mode pakaian wanita
di negeri Indonesia kita yang tercinta ini yang Alhamdulillah mayoritas
muslim, namun justru para muslimah lebih menyukai trend fashion dan mode
ala barat biar dibilang sexy atau lebih tepatnya dapat dikatakan
mengundang sex-pent (baca <a href="https://tausyah.wordpress.com/2011/07/09/suatu-ungkapan-kata-sebesar-biji-jarrah-dengan-akibat-yang-merugikan-sebesar-langit-dan-bumi-untuk-menghancurkan-iman-akhlak-dan-moral-manusia/" target="_blank" title="Suatu Ungkapan Kata Sebesar Biji Jarrah Dengan Akibat Yang Merugikan Sebesar Langit dan Bumi Untuk Menghancurkan Iman, Akhlak dan Moral Manusia">Disini</a>)
Sexy-y=Sex, untuk itu bagi para ukhti yang hatinya masih cenderung pada
kebaikan berikut adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pakaian
syar’i:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Menutupi seluruh tubuh selain yang dikecualikan</div>
Lihat surat an Nuur: 31, Ayat ini menegaskan kewajiban bagi para
wanita mukminah untuk menutup seluruh perhiasan, tidak memperlihatkan
sedikitpun kepada <a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/isteri-yang-melayani-tamu-tamu-suaminya/" target="_blank" title="Isteri yang Melayani Tamu-Tamu Suaminya">orang</a><a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/beberapa-hal-yang-dapat-mengeluarkan-perempuan-dari-batas-tabarruj/" target="_blank" title="Beberapa Hal yang Dapat Mengeluarkan Perempuan dari Batas Tabarruj">-orang</a><a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/menampak-nampakkan-perhiasan-adalah-haram/" target="_blank" title="Menampak-nampakkan Perhiasan adalah Haram"> yang</a><a href="https://tausyah.wordpress.com/2011/10/28/profil-dan-biografi-pemain-sepak-bola-dunia-frank-riberi-dari-prancis-serta-secerca-kisah-keislamannya-baginya-islam-adalah-sumber-kekuatan-dan-keselamatan/" target="_blank" title="Profil Dan Biografi Pemain Sepak Bola Dunia Frank Riberi Dari Prancis Serta Secerca Kisah Keislamannya, Baginya Islam Adalah Sumber Kekuatan Dan Keselamatan"> bukan</a> <a href="https://tausyah.wordpress.com/2011/10/24/ayat-suci-dalam-kromosom-manusia-ahmad-khan-seorang-ilmuwan-muslim-yang-berhasil-membuktikan-tentang-keterkaitan-antara-alquran-dan-rancangan-struktur-tubuh-manusia/" target="_blank" title="Ayat Suci Dalam Kromosom Manusia, Ahmad Khan Seorang Ilmuwan Muslim Yang Berhasil Membuktikan Tentang Keterkaitan Antara Alquran Dan Rancangan Struktur Tubuh Manusia">mahrom</a><a href="https://tausyah.wordpress.com/2011/10/20/ciri-ciri-wanita-ahli-syurga-mereka-adalah-bidadari-bidadari-yang-bercahaya-menjadi-istri-bagi-laki-laki-yang-shaleh-para-lelaki-ahli-syurga/" target="_blank" title="Ciri-Ciri Wanita Ahli Syurga, Mereka Adalah Bidadari – Bidadari Yang Bercahaya, Menjadi Istri Bagi Laki-Laki Yang Shaleh Para Lelaki Ahli Syurga">nya</a> kecuali perhiasan yang biasa nampak.<br />
2. Tidak ketat sehingga menggambarkan bentuk tubuh<br />
Saudariku…Perhatikanlah pesan putri Rosululloh shollallohu alaihi wa
sallam, Fatimah binti Rosullulloh shollallohu alaihi wa sallam.. Beliau
pernah berpesan kepada Asma’ : “Wahai Asma’ ! Sesungguhnya aku memandang
buruk perilaku kaum wanita yang memakai pakaian yang dapat <a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/perempuan-masuk-pemandian/" target="_blank" title="Perempuan Masuk Pemandian">meng</a><a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/perhiasan-perempuan-yang-boleh-tampak-dan-yang-tidak-boleh/" target="_blank" title="Perhiasan Perempuan yang Boleh Tampak dan yang Tidak Boleh">gambar</a><a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/pergaulan-bebas-adalah-haram/" target="_blank" title="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/pedoman-secara-umum-tentang-bekerja/">kan</a> <a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/bekerja-sebagai-pegawai/" target="_blank" title="Bekerja Sebagai Pegawai">tubuh</a><a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/kepegawaian-yang-diharamkan/" target="_blank" title="Kepegawaian yang Diharamkan">nya</a>…)” (Dikeluarkan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah dan Baihaqi)<span id="more-10822"></span><br />
3. Kainnya harus tebal, dan tidak tembus pandang sehingga tidak nampak kulit tubuh.<br />
<div style="text-align: justify;">
4. Tidak menyerupai pakaian laki-laki</div>
Ada hadits nih, Dari Ibnu Abbas rodhiyallohu anhu berkata :“Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam melaknat pria yang memakai <a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/perdagangan-yang-dilarang/" target="_blank" title="Perdagangan yang Dilarang">pakaian</a> <a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/pendirian-gereja-tentang-masalah-dagang/" target="_blank" title="Pendirian Gereja Tentang Masalah Dagang">wanita</a> dan wanita yang memakai pakaian pria” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim dan Ahmad dengan sanad shohih)<br />
5. Tidak mencolok dan berwarna yang dapat menarik perhatian<br />
Tabarruj adalah perilaku wanita yang menampakkan <a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/bekerja-dengan-jalan-berdagang/" target="_blank" title="Bekerja dengan Jalan Berdagang">per</a><a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/perusahaan-minuman-keras-dan-narkotik/" target="_blank" title="Perusahaan Minuman Keras dan Narkotik">hias</a><a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/bilakah-minta-minta-itu-diperkenankan/" target="_blank" title="Bilakah Minta-Minta Itu Diperkenankan?">an</a> <a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/tarian-dan-seni-tubuh/" target="_blank" title="Tarian dan Seni Tubuh">dan</a> <a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/pekerjaan-dan-pendapatan-yang-dibenteras-oleh-islam/" target="_blank" title="Pekerjaan dan Pendapatan yang Dibenteras oleh Islam">ke</a><a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/bercocok-tanam-yang-diharamkan/" target="_blank" title="Bercocok-Tanam yang Diharamkan">cantik</a><a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/perusahaan-dan-mata-pencarian/" target="_blank" title="Perusahaan dan Mata-Pencarian">an</a><a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/bekerja-dengan-jalan-bercocok-tanam/" target="_blank" title="Bekerja dengan Jalan Bercocok-Tanam">nya</a> serta segala sesuatu yang mestinya ditutup karena hal itu dapat membangkitkan syahwat kaum lelaki.<br />
Sungguh aneh tapi nyata, banyak para wanita apabila keluar rumah
berdandan berjam-jam dengan sedemikian moleknya, tapi kalau di dalam
rumah, di depan sang suami yang seharusnya mendapatkan pelayanan yang
menyenangkan, justru biasa-biasa saja bahkan kerap kali rambutnya
acak-acakan, bau badan tak sedap dianggap tidak masalah, penampilan
menjengkelkan sudah hal yang lumrah, demikian seterusnya. Ini memang
kenyataan yang tak bisa dipungkiri lagi. Semoga Alloh subhanahu wa
ta’ala menunjukkan kita semua ke jalan yang benar.<br />
Tapi jangan difahami penjelasan di atas secara dangkal, sehingga
timbul suatu pemahaman bahwa pakaian wanita harus hitam saja sebagaimana
difahami sebagian <a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/jaga-harga-diri-dengan-bekerja/" target="_blank" title="Jaga Harga Diri dengan Bekerja">wanita</a> <a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/perusahaan-melukis-membuat-salib-dan-sebagainya/" target="_blank" title="Perusahaan Melukis, Membuat Salib dan Sebagainya">komitmen</a>.<br />
6. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir<br />
Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam pernah bersabda :<br />
من تشبه بقوم فهو منهم<br />
“Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. Abu Daud dan Ahmad dengan sanad shohih)<br />
Betapa sedih hati kita melihat kaum hawa sekarang ini begitu antusias menggandrungi <a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/diamnya-orang-yang-mampu-bekerja-adalah-haram/" target="_blank" title="Diamnya Orang yang Mampu Bekerja adalah Haram">mode</a><a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/pengetahuan-ilmu-moden-tentang-memelihara-anjing/" target="_blank" title="Pengetahuan Ilmu Moden Tentang Memelihara Anjing">-mode</a> <a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/bekerja-dan-berusaha/" target="_blank" title="Bekerja Dan Berusaha">busana</a><a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/memelihara-anjing-pemburu-dan-penjaga-hukumnya-mubah/" target="_blank" title="Memelihara Anjing Pemburu dan Penjaga, Hukumnya Mubah"> ala</a> <a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/memelihara-anjing-tanpa-ada-keperluan/" target="_blank" title="Memelihara Anjing Tanpa Ada Keperluan">barat</a>
baik melalui majalah, televisi dan foto-foto tata rias para artis dan
bintang film. Setiap kali ada mode busana baru ala barat yang mereka
dapati, serentak itu juga mereka langsung mencoba dan menikmatinya. Laa
Haula Walaa Quwwata illaa BIllahi<br />
<div style="text-align: justify;">
7. Bukan pakaian untuk mencari popularitas</div>
Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Umar rodhiyallohu anhu yang berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :<br />
مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ فِي الدُّنْيَا أَلْبَسَهُ اللَّهُ ثَوْبَ مَذَلَّةٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ أَلْهَبَ فِيهِ نَارًا<br />
Barang siapa mengenakan pakaian syuhroh (untuk mencari popularitas) di
dunia, niscaya Alloh mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari
kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka. (HR. Abu Daud dan Ibnu
Majah dengan sanad hasan)<br />
<div style="text-align: justify;">
Maksud <a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/kesimpulan-hukum-gambar-dan-yang-menggambar/" target="_blank" title="Kesimpulan Hukum Gambar dan Yang Menggambar">pakaian</a> <a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/subjek-gambar/" target="_blank" title="Subjek Gambar">syuhroh</a>
adalah setiap pakaian dengan tujuan meraih popularitas di tengah-tengah
orang banyak, baik pakaian tersebut mahal, yang dipakai dengan tujuan
berbangga-bangga dengan dunia, maupun pakaian yang bernilai rendah yang
dipakai seorang dengan tujuan menunjukkan kezuhudannya dan riya’.</div>
8. Tidak diberi parfum atau wangi-wangian<br />
Dari Abu musa Al-Asy’ari rodhiyallohu anhu bahwasanya ia berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :<br />
أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ<br />
“Siapapun perempuan yang <a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/photografi/" target="_blank" title="Photografi">me</a><a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/gambar-yang-terhina-adalah-halal/" target="_blank" title="Gambar yang Terhina adalah Halal">makai</a> <a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/patung-yang-tidak-sempurna-dan-cacat/" target="_blank" title="Patung yang Tidak Sempurna dan Cacat">we</a><a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/rukhsah-dalam-permainan-anak-anak/" target="_blank" title="Rukhsah Dalam Permainan Anak-Anak">wangi</a><a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/bimbingan-islam-dalam-mengabadikan-orang-besar/" target="_blank" title="Bimbingan Islam dalam Mengabadikan Orang Besar">an</a>,
lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia
adalah pezina.” (HR.Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad,dll dengan sanad shohih)<br />
Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu anhu ia berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :<br />
أَيُّمَا امْرَأَةٍ أَصَابَتْ بَخُورًا فَلَا تَشْهَدْ مَعَنَا الْعِشَاءَ الْآخِرَةَ<br />
“Siapapun perempuan yang memakai bakhur (wewangian sejenis
kemenyan-pent), maka janganlah ia menyertai kita dalam menunaikan sholat
isya’ yang akhir. (HR.Muslim, Abu Awanah,dll)<br />
Ibnu daqiq Al-“Ied mengatakan : “Hadits tersebut menunjukkan haramnya
wewangian bagi wanita yang hendak keluar menuju masjid, karena hal itu
akan dapat <a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/hikmah-diharamkannya-patung/" target="_blank" title="Hikmah Diharamkannya Patung">mem</a><a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/islam-mengharamkan-patung/" target="_blank" title="Islam Mengharamkan Patung">bangkit</a><a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/bejana-emas-dan-perak/" target="_blank" title="Bejana Emas dan Perak">kan</a> <a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/lambang-lambang-kemewahan-dan-kemusyrikan/" target="_blank" title="Lambang-Lambang Kemewahan dan Kemusyrikan">nafsu</a> <a href="https://tausyah.wordpress.com/2010/06/08/hal-rumah-tangga/" target="_blank" title="Hal Rumah Tangga">birahi</a> kaum laki-laki.”<br />
<div style="text-align: justify;">
Itulah larangan agama yang diterjang
habis-habisan oleh sekian banyak wanita. Coba perhatikan secara seksama,
Jikalau ke masjid saja dilarang, lalu bagaimana pendapat ukhti dengan
tempat-tempat lainnya seperti pasar, supermarket, terminal dan
sebagainya. Tentu lebih dahsyat dosanya. Sungguh, terasa tidak pernah
sepi suatu bus kota dari bau parfum yang campur dengan keringat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://tausyah.wordpress.com/" target="_blank" title="Tausiyah in Tilawatun Islamiyah">https://tausyah.wordpress.com</a></div>
<div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; left: -1001px; position: absolute; text-align: left; text-decoration: none; top: -1000px;">
Betapa
banyak kita lihat saat ini, wanita-wanita berbusana muslimah, namun
masih dalam keadaan ketat. Sungguh kadang hati terasa perih. Apa bedanya
penampilan mereka yang berkerudung dengan penampilan wanita lain yang
tidak berkerudung jika sama-sama ketatnya[?]
<br />
<span id="more-163"></span> <br />
Oleh karena itu, pembahasan kita saat ini adalah mengenai pakaian
wanita muslimah yang seharusnya mereka pakai. Pembahasan kali ini adalah
lanjutan dari pembahasan “<a data-slimstat-callback="false" data-slimstat-clicked="false" data-slimstat-tracking="false" data-slimstat-type="2" href="https://rumaysho.com/hukum-islam/pakaian/1613-wanita-yang-berpakaian-tapi-telanjang-sadarlah.html" target="_blank" title="Wanita Berpakaian Tetapi Telanjang">Wanita yang Berpakaian Tetapi Telanjang</a>“. Semoga bermanfaat. Hanya Allah lah yang dapat memberi taufik dan hidayah. <br />
Allah <em>Ta’ala </em>berfirman,<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: 14pt;">يَا
أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ
الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى
أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا </span></div>
“<em>Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “<span style="text-decoration: underline;">Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka</span>“.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. </em>(QS. Al Ahzab [33] : 59). Jilbab bukanlah penutup wajah,
namun jilbab adalah kain yang dipakai oleh wanita setelah memakai
khimar. Sedangkan khimar adalah penutup kepala.<br />
Allah <em>Ta’ala</em> juga berfirman,<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: 14pt;">وَقُلْ
لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا</span></div>
“<em>Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan <span style="text-decoration: underline;">janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya</span>.</em>”
(QS. An Nuur [24] : 31). Berdasarkan tafsiran Ibnu Abbas, Ibnu Umar,
Atho’ bin Abi Robbah, dan Mahkul Ad Dimasqiy bahwa yang boleh
ditampakkan adalah wajah dan kedua telapak tangan.<br />
Dari tafsiran yang shohih ini terlihat bahwa wajah bukanlah aurat. Jadi, hukum menutup wajah adalah <em>mustahab</em> (dianjurkan). (Lihat <em>Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, </em>Amru Abdul Mun’im, hal. 14)<br />
<span><br /><br />Sumber : <a href="https://rumaysho.com/163-pakaian-yang-mesti-engkau-pakai-saudariku.html">https://rumaysho.com/163-pakaian-yang-mesti-engkau-pakai-saudariku.html</a></span></div>
<div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; left: -1001px; position: absolute; text-align: left; text-decoration: none; top: -1000px;">
Betapa
banyak kita lihat saat ini, wanita-wanita berbusana muslimah, namun
masih dalam keadaan ketat. Sungguh kadang hati terasa perih. Apa bedanya
penampilan mereka yang berkerudung dengan penampilan wanita lain yang
tidak berkerudung jika sama-sama ketatnya[?]
<br />
<span id="more-163"></span> <br />
Oleh karena itu, pembahasan kita saat ini adalah mengenai pakaian
wanita muslimah yang seharusnya mereka pakai. Pembahasan kali ini adalah
lanjutan dari pembahasan “<a data-slimstat-callback="false" data-slimstat-clicked="false" data-slimstat-tracking="false" data-slimstat-type="2" href="https://rumaysho.com/hukum-islam/pakaian/1613-wanita-yang-berpakaian-tapi-telanjang-sadarlah.html" target="_blank" title="Wanita Berpakaian Tetapi Telanjang">Wanita yang Berpakaian Tetapi Telanjang</a>“. Semoga bermanfaat. Hanya Allah lah yang dapat memberi taufik dan hidayah. <br />
Allah <em>Ta’ala </em>berfirman,<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: 14pt;">يَا
أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ
الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى
أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا </span></div>
“<em>Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “<span style="text-decoration: underline;">Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka</span>“.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. </em>(QS. Al Ahzab [33] : 59). Jilbab bukanlah penutup wajah,
namun jilbab adalah kain yang dipakai oleh wanita setelah memakai
khimar. Sedangkan khimar adalah penutup kepala.<br />
Allah <em>Ta’ala</em> juga berfirman,<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: 14pt;">وَقُلْ
لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا</span></div>
“<em>Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan <span style="text-decoration: underline;">janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya</span>.</em>”
(QS. An Nuur [24] : 31). Berdasarkan tafsiran Ibnu Abbas, Ibnu Umar,
Atho’ bin Abi Robbah, dan Mahkul Ad Dimasqiy bahwa yang boleh
ditampakkan adalah wajah dan kedua telapak tangan.<br />
Dari tafsiran yang shohih ini terlihat bahwa wajah bukanlah aurat. Jadi, hukum menutup wajah adalah <em>mustahab</em> (dianjurkan). (Lihat <em>Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, </em>Amru Abdul Mun’im, hal. 14)<br />
<span><br /><br />Sumber : <a href="https://rumaysho.com/163-pakaian-yang-mesti-engkau-pakai-saudariku.html">https://rumaysho.com/163-pakaian-yang-mesti-engkau-pakai-saudariku.html</a></span></div>
Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-51117670625689745742017-10-23T09:18:00.000+07:002017-10-23T09:18:19.911+07:00Lima Syarat Utk Bs ber Poligami ,,,<span itemprop="articleBody"></span><br />
Poligami merupakan kondisi dimana
seorang pria menikah lebih dari satu kali. Beberapa dari kita, khususnya
kaum wanita pasti akan mengerutkan dahinya saat mendengar kata
poligami. Ya, poligami memang kerapkali dianggap merugikan pihak wanita
dan menguntungkan bagi pria. Namun sebenarnya, bagaimana islam memandang
poligami?<br />
<div class="enright">
<br />
<div data-google-query-id="CMO9lvbThdcCFcKfaAod1cwBow" id="div-gpt-ad-1495632163527-4">
</div>
</div>
<div class="enright">
<br />
<div data-google-query-id="CMO9lvbThdcCFcKfaAod1cwBow" id="div-gpt-ad-1495632163527-4">
</div>
</div>
Allah subhanahu wa taala berfirman dalam surat An Nisaa’ yang artinya:<br />
<em>“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap
(hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu menikahinya), maka
nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka (nikahilah)
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu
adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”</em>(QS. An Nisaa: 3)<br />
Ayat diatas menerangkan secara jelas bahwa Allah Ta’ala membolehkan
seorang pria untuk berpoligami. Hal ini bahkan diperkuat dengan adanya
praktek poligami yang dilakukan oleh Rasulullah <em>shallallahu alaihi wa sallam</em><em>. </em>Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa hukum poligami adalah islam
diperbolehkan. Tapi poligami tidak boleh dilakukan secara sembarangan,
melainkan harus sesuai syariat agama. Nah, berikut ini beberapa syarat
poligami dalam islam beserta dalilnya.<br />
<a href="https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/menikah-di-kua-dengan-wna" rel="noopener noreferrer" target="_blank"><br /></a>
<ol>
<li><strong>Jumlah istri maksimal 4 orang</strong></li>
</ol>
Banyak pria yang menjadikan dalil poligami agar ia bisa menikah lagi
dan lagi tanpa mengenal batasan. Bahkan tak sedikit pria-pria yang
menikahi wanita hingga 5 sampai 10 kali hanya sebagai pemuas nafsu
belaka. Hal ini tentu tidak benar. Berdasarkan syariat agama, poligami
hanya boleh dilakukan sebanyak 4 kali, tidak lebih dari itu. Pendapat
ini didasari oleh firman Allah SWT:<br />
<em>“Maka berkahwinlah dengan sesiapa yang kamu ber-kenan dari perempuan-perempuan (lain): dua, tiga atau empat.”</em> (QS an-Nisaa’: 3)<br />
Tujuan poligami adalah semata-mata untuk membantu wanita-wanita yang
belum menikah, wanita tak mampu, atau janda agar ada seseorang yang
menafkahi. Sebab menikah bisa menaikkan kedudukan wanita. Menikah juga
mempermudah wanita untuk masuk surga. Maka itu, Allah SWT memperbolehkan
berpoligami. Namun Allah membantasi jumlahnya, karena Allah tahu bahwa
poligami itu sulit bagi pria. Sedikit saja pria berlaku tak adil
terhadap istri-istrinya, maka perbuatannya bisa menjerumuskannya ke
dalam neraka. Maka itu, cukup empat orang istri saja.<br />
<br />
<br />
<em> “Dari Qais Ibnu Al-Harits ia berkata: Ketika masuk Islam saya
memiliki delapan istri, saya menemui Rasulullah dan menceritakan keadaan
saya, lalu beliau bersabda: “Pilih empat diantara mereka”.</em> (HR. Ibnu Majah)<br />
Jika Anda bertanya, mengapa Rasulullah SAW boleh menikah 11 kali,
sementara kita hanya 4 istri? Ketahuilah bahwa kebanyakan wanita-wanita
mulia yang dinikahi Rasul adalah wanita yang telah berumur. Bahkan ada
wanita yang telah tua. Hanya 2 istrinya yang berstatus gadis. Sedangkan 9
orang adalah janda. Dan beliau baru melakukan poligami saat usianya
mencapai 50 tahun. Dengan demikian, jelas bahwa rasul menikah bukan
didasari syahwat atau nafsu. Melainkan sebab keadaan dan mengikuti
perintah dari Allah SWT.<br />
<ol start="2">
<li><strong>Mampu berlaku adil terhadap semua istri</strong></li>
</ol>
<em>“Kemudian jika kamu bimbang tidak dapat berlaku adil (di antara
isteri-isteri kamu), maka (kahwinlah dengan) seorang sahaja, atau
(pakailah) hamba-hamba perempuan yang kaumiliki. Yang demikian itu
adalah lebih dekat (untuk mencegah) supaya kamu tidak melakukan
kezaliman.”</em> (QS an-Nisaa’:3)<br />
Syarat poligami menurut islam yang selanjutnya yakni suami harus bisa
berlaku adil terhadap istri-istrinya. Adil disini meliputi banyak hal,
termasuk dalam nafkah lahir dan batin. Apabila suami membelikan istri
pertama rumah, maka istri kedua juga harus dibelikan rumah. Dalam
memberikan rasa kasih sayang (termasuk kebutuhan seksual) kadarnya harus
sama.<br />
<br />
Sebaiknya atur jadwal menginap dengan musyawarah terlebih dahulu.
Semisal menginap di rumah istri pertama 3 hari, maka di rumah istri
kedua juga 3 hari. Selain itu, suami juga perlu memperhatikan pendidikan
dan kebutuhan sandang pangan semua anak-anaknya. Allah subhanahu wa
taala berfirman:<br />
<em>“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara
isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena
itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga
kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan
perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An Nisaa’: 129)</em><br />
<a href="https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/hukum-menikahi-wanita-hamil" rel="noopener noreferrer" target="_blank"><br /></a>
<a href="https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/hukum-menikahi-wanita-hamil" rel="noopener noreferrer" target="_blank"><br /></a>
Hal ini memang tidak mudah. Allah SWT pun juga telah menjelaskan
bahwa berlaku adil itu sulit. Maka itu, jika memang Anda merasa tidak
mampu berlaku adil maka sebaiknya hindari poligami. Sebab sikap
ketidakadilan bisa memicu datangnya siksa dari Allah Ta’ala.<br />
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:<em> “Barangsiapa
memiliki dua isteri, kemudian ia lebih condong kepada salah satu dari
keduanya, maka ia akan datang pada hari Kiamat dalam keadaan pundaknya
miring sebelah.” (HR Abu Dawud, At Tirmidzi, Ahmad)</em><br />
<br />
<ol start="3">
<li><strong>Tidak melupakan ibadah kepada Allah SWT</strong></li>
</ol>
Terkadang ketika seorang pria memiliki banyak istri dan keturunan,
mereka lantas melupakan ibadahnya. Mereka terlalu sibuk bekerja
menafkahi keluarga. Terlalu sibuk bersenang-senang dengan istri dan
anak-anaknya, kemudian saling berbangga diri hingga melalaikan Allah
Ta’ala. Seolah-seolah mereka hidup di dunia selamanya. Berhati-hatilah.
Jangan sampai kenikmatan dunia melupakanmu dari akhirat. Allah subhanahu
wa taala berfirman:<br />
<em>“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan
anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang
membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS.
Al-Munafiqun: 9)</em><br />
<em>“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu
dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah
terhadap mereka. Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta
mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (Ath-Thaghabun:14)</em><br />
Niatkanlah menikah untuk ibadah kepada Allah, bukan sebagai ajang
pelampiasan nafsu semata. Dengan demikian, insyaAllah kehidupan rumah
tangga insyaAllah bisa menjadi lebih berkah dan terhindar dari keburukan
dunia.<br />
<br />
<ol start="4">
<li><strong>Dilarang berpoligami dengan dua wanita yang bersaudara</strong></li>
</ol>
<div class="enleft">
<span style="font-size: 65%;">ads</span>
<div data-google-query-id="COTTlvbThdcCFYsTaAodLm4Liw" id="div-gpt-ad-1495632163527-1">
</div>
</div>
Dalam melakukan poligami, sebaiknya pilihlah istri-istri dari
keturunan yang berbeda-beda. Pernikahan yang dilakukan terhadap dua
wanita yang masih memiliki hubungan darah erat (misalnya saudara atau
bibi) tidak diperbolehkan dalam islam. Allah subhanahu wa taala
berfirman:
<em>“(Diharamkan atas kamu) menghimpunkan (dalam perkawinan) dua
perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An-Nisaa’:23)</em><br />
<br />
Kemudian Hadits Imam Bukhari, yang berbunyi:<br />
Larangan menikahi dua wanita yang bersaudara diperkuat oleh hadist Rasulullah SAW, bahwa <em>Urnmu
Habibah (isteri Rasulullah) mengusulkan agar baginda menikahi adiknya.
Maka beliau menjawab; “Sesungguhnya dia tidak halal untukku.”</em> <em>(HR. Imam Bukhari, An Nasa’i)</em><br />
<br />
<ol start="5">
<li><strong>Mampu menjaga kehormatan istri-istrinya</strong></li>
</ol>
Seorang suami memiliki kewajiban membimbing dan mendidik istrinya
untuk hidup di jalan yang lurus sesuai syariat agama. Sebab suami adalah
pemimpin keluarga. Apabila ia membiarkan istrinya bersikap bebas dan
bermaksiat, maka suami pun juga ikut berdosa. Tak peduli seberapa banyak
istrinya, entah itu satu, dua, tiga atau empat, semuanya harus bisa
dididik secara benar. Sebagaimana firman Allah Allah subhanahu wa taala
dalam Al-Quran:<br />
<em>“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan
keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu.” (At-Tahrim: 6)</em><br />
<em>“Perintahakanlah keluargamu untuk melaksanakan shalat dan bersabarlah dalam menegakkannya.” (AQ. Thaha: 132).</em><br />
Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-27767151732978859892017-10-23T09:09:00.002+07:002017-10-23T09:09:55.473+07:00Hikmah Poligami Menurut Pandangan Islam<span itemprop="articleBody"></span><br />
<h3>
<br /></h3>
Allah SWT membolehkan adanya poligami tentu bukannya tanpa sebab.
Jika kita mampu memahami, sebenarnya praktek poligami yang benar dan
sesuai syariat memiliki banyak faedah. Diantaranya yaitu:<br />
<ul>
<li>Jumlah wanita di dunia lebih banyak daripada laki-laki. Dengan
berpoligami, setidaknya kesempatan wanita untuk menikah akan meningkat</li>
<li>Mengangkat derajat wanita. Apabila wanita itu miskin dan tidak bisa
menafkahi diirnya sendiri, maka dengan dipoligami ia akan tercukupi
kebutuhan hidupnya</li>
<li>Meningkatkan jumlah turunan atau penerus islam</li>
<li>Apabila wanita pertama mandul, dan suami ingin memiliki anak maka keinginannya bisa terpenuhi dengan berpoligami</li>
<li>Mempererat ukhuwah islamiyah. Apabila antar istri dapat berlaku baik, maka akan tercipta hubungan persaudaraan yang indah</li>
<li>Mungkin istri pertama sakit-sakitan sehingga kebutuhan biologis
suami tak terpenuhi. Maka suami dibolehkan poligami dengan cara baik dan
lewat persetujuan istri pertama.</li>
</ul>
Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-10173692971252396962017-10-16T17:22:00.000+07:002017-10-16T17:22:00.061+07:00MENGAKU MUSLIM ... TAPI LIBERAL, MUNGKINKAH ???Sebagai muslim/mah, sudah sepantasnya berpikiran, berperasaan,
berperilaku yang mencirikan pribadi seorang muslim. Lagian, ngapain juga
ada definisi dan istilah berbeda jika ciri-cirinya sama pada semua hal
yang sudah dibedakan. Maka, ketika ada istilah muslim (termasuk mukmin),
fasik, munafik, dan bahkan musyrik dan kafir, jelas ada maksudnya.
Nggak bisa disama-samain bahwa semua itu benar atau semua salah. Kalo
gitu nggak usah ada definisi aja. Betul?<br />
<br />
Coba, apa yang mendasari bahwa kamu bisa membedakan antara harimau,
beruang, burung, anjing, kucing, dan gajah? Bisa karena bentuknya, bisa
karena perilakunya, bisa karena sifatnya dan sejenisnyalah sehingga
hewan-hewan tersebut diberikan nama berbeda karena perilaku dan
karakternya berbeda. Lalu, jika ada yang bilang bahwa harimau dan gajah
sama aja, baik perilaku dan karakternya, kira-kira apa yang akan kamu
lakukan kepada orang yang nyampein pernyataan seperti ini?<br />
<br />
Aneh! Mungkin istilah ini bisa jadi salah satu yang kamu lontarkan
menyikapi pendapat orang tersebut. Tetapi akan lain kalo ada orang yang
bilang bahwa baik gajah maupun harimau dan hewan lainnya meskipun
berbeda-beda bentuk dan karakter, tetap saja nggak memiliki akal. Ini
baru pernyataan yang benar. Tetapi sayangnya kita tidak sedang ngobrolin
hal itu.<br />
<br />
Bro en Sis, definisi iman dan kufur jelas. Begitupun perbedaan antara
tauhid dan syirik juga nyata terang benderang. Maka, ketika ada orang
yang menyamakan bahwa orang yang beriman dan orang yang kafir akan
sama-sama masuk surga, itu adalah pernyataan yang kacau nggak masuk
akal. Begitu juga jika ada orang yang menyamakan antara orang yang
mengesakan Allah Swt dengan orang yang menyekutukan Allah Swt., berarti
orang itu nggak ngerti definisi yang telah dibuat. Lalu, jika mukmin dan
kafir dianggap sama dan bisa masuk surga, orang yang musyrik dan yang
mengesakan Allah dianggap tidak berbeda, buat apa ada surga dan neraka
serta ada istilah benar dan salah? Iya nggak sih?<br />
<a class="fancybox" href="https://era-m.us/media/2013/04/download76.jpeg" rel="fancybox" title="download"><img alt="" class="alignleft size-full wp-image-51884" height="183" src="https://era-m.us/media/2013/04/download76.jpeg" title="download" width="275" /></a>Nah,
sesuai dengan judul ini, ngaku muslim tapi liberal juga adalah sebuah
keanehan. Gejala split personality alias pecah kepribadian. Muslim ya
muslim, liberal ya liberal. Nggak bisa digabungkan istilah itu. Sebab,
sudah jelas putih adalah putih dan hitam adalah hitam. Tak bercampur
keduanya kecuali yang menginginkannya. Muslim adalah muslim, liberal
juga adalah liberal. Secara definisi sederhana juga sudah jelas, muslim
artinya taat, sementara liberal inginnya bebas tak terikat aturan. Tuh
kan, jelas bertolak belakang, bukan lagi beda. Bahkan itu terkategori
bertentangan dan melakukan penentangan. Sehingga memang menjadi aneh
jika ada yang ngaku muslim tetapi pikiran dan perasaannya liberal. Tak
mau tunduk pada syariat Islam. Ngikutin hawa nafsunya sendiri aja. Yee..
ini sih biasanya hanya terjadi pada orang yang belum kuat imannya.<br />
<a class="fancybox" href="https://era-m.us/media/2013/04/download77.jpeg" rel="fancybox" title="download"><img alt="" class="alignleft size-full wp-image-51885" height="158" src="https://era-m.us/media/2013/04/download77.jpeg" title="download" width="240" /></a>Pluralisme
agama. Apa itu? Hmm.. gini deh sederhananya: pluralisme sering
diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, agama,
kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Munculnya ide pluralisme
didasarkan pada keinginan untuk melenyapkan ‘klaim keberanan’ (<em>truth claim</em>)
yang katanya dianggap menjadi pemicu munculnya sikap ekstrem, radikal,
perang atas nama agama, konflik horisontal, serta penindasan atas nama
agama.<br />
<br />
Oya, menurut kaum pluralis, konflik dan kekerasan dengan
mengatasnamakan agama baru sirna jika masing-masing agama tidak lagi
menganggap agamanya yang paling benar. Lha, terus buat apa ada iman dan
kufur ada tauhid dan syirik? Jelas banget Bro, para pegiat pluralisme
agama adalah orang-orang yang hendak menghancurkan keyakinan umat
bergama terhadap agamanya.<br />
<strong>Murtad dari Islam adalah haram</strong><br />
<a class="fancybox" href="https://era-m.us/media/2013/04/download78.jpeg" rel="fancybox" title="download"><img alt="" class="alignleft size-full wp-image-51887" height="285" src="https://era-m.us/media/2013/04/download78.jpeg" title="download" width="176" /></a>Imam
Bukhari meriwayatkan dari ‘Ikrimah yang berkata, “Dihadapkan kepada
Amirul Mukminin ‘Ali ra orang-orang zindiq, kemudian beliau ra membakar
mereka. Hal ini disampaikan kepada ‘Ibnu ‘Abbas dan ia berkata,
“Seandainya aku (yang menghukum), maka aku tidak akan membakarnya karena
larangan dari Rasulullah saw. dimana beliau bersabda: “Janganlah kalian
mengadzab (menghukum) dengan ‘adzabnya Allah.” Dan aku (Ibnu ‘Abbas)
akan membunuhnya, berdasarkan sabda Rasulullah saw., “Barangsiapa
mengganti agamanya (murtad), maka bunuhlah dia.”<br />
Membunuh laki-laki yang murtad berdasarkan <em>dzahir</em> hadis tersebut. Sedangkan membunuh wanita yang murtad berdasarkan keumuman hadis. Sebab Rasulullah saw. bersabda,<br />
“<em>Barangsiapa mengganti (agamanya)”. </em>Sedangkan lafadz <em>“man”<strong> </strong></em>termasuk
lafadz umum. Juga diriwayatkan oleh Daruquthniy dan Baihaqiy dari
Jabir, “Bahwa Ummu Marwan telah murtad. Rasulullah saw. memerintahkan
untuk menasihatinya agar ia kembali kepada Islam. Jika ia bertaubat
(maka dibiarkan), bila ia tidak, maka dibunuh.” <strong>(Abdurrahman al-Maliki, <em>Sistem Sanksi dalam Islam</em>, hlm. 128-129)</strong><br />
<br />
Kalo sekarang gimana? Kan nggak ada negara Islam? Ya, tidak boleh ada
yang menghukumya dengan cara seperti itu. Tetapi mereka akan RUGI di
akhirat jika ketika mati masih kafir. Why? Karena akan diazab oleh Allah
Swt. sesuai dengan firmanNya (yang artinya): <em>“Barangsiapa yang
murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka
mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan
mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”</em> <strong>(QS al-Baqarah [2]: 217)</strong><br />
<br />
Ok deh Bro en Sis, kita kudu kuatin iman kita kepada Allah Swt.
Sebagai muslim kita nggak boleh (bahkan haram) untuk menjadi liberal
alias tidak mau taat kepada aturan Allah Swt. dan RasulNya. Apalagi jika
menjadi kafir.<br />
<br />
Jadi, mari kita giatkan perdalam ajaran Islam, lalu pahami dan
amalkan agar keimanan kita kian kokoh tak tergoyahkan. Insya Allah. <strong>[dimuat di Buletin remaja <a href="http://www.gaulislam.com/ngaku-muslim-kok-liberal"> </a>gaul islam edisi 182/tahun ke 4]</strong>Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-75447833575924486212017-10-16T17:09:00.000+07:002017-10-16T17:09:26.808+07:00Ibnu Taimiyyah : Akan Kafir, Bila Tidak Mengkafirkan Yahudi dan Nasrani<h5>
<strong>Oleh: Muhammad Isa</strong></h5>
Seorang penceramah agama di salah satu masjid di Eropa beranggapan
bahwa seseorang tidak boleh menyatakan kaum Yahudi dan Nasrani itu
Kafir. Pernyataan penceramah ini sesat dan boleh jadi suatu pernyataan
kekafiran, karena kaum Yahudi dan Nasrani telah Allah nyatakan sebagai
golongan Kafir.<br />
<br />
Selanjutnya, saya membaca pernyataan pengarang Kitabul Iqna dalam bab
Hukum Orang Murtad. Dalam kitab ini beliau berkata, “Orang yang tidak
mengkafirkan seseorang yang beragama selain Islam seperti Nasrani, atau
meragukan kekafiran mereka atau menganggap mazhab mereka benar, maka ia
adalah orang Kafir”.<br />
<br />
Sebuah pernyataan dikutip dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah <em>rahimahullah</em>,
“Barangsiapa beranggapan bahwa gereja adalah rumah Allah dan di tempat
itu Allah disembah, dan beranggapan bahwa apa yang dilakukan oleh kaum
Yahudi dan Nasrani adalah suatu ibadah kepada Allah, ketaatan kepada-Nya
dan kepada Rasul-Nya, atau ia membantu kaum Yahudi dan Nasrani untuk
memenangkan dan menegakkan agama mereka serta beranggapan bahwa
perbuatan mereka itu adalah ibadah dan ketaatan kepada Allah, maka orang
ini telah Kafir”.<br />
<br />
Ditempat lain, beliau <em>rahimahullah</em> berkata, “Barangsiapa beranggapan bahwa kunjungan golongan <em>dzimmi</em>
(kaum Kafir) ke gereja-gerejanya adalah sebagai ibadah kepada Allah,
maka ia telah murtad”. Allah Ta’ala juga telah menegaskan tentang
kekafiran Yahudi dan Nasrani. Allah berfirman,<br />
<div style="text-align: right;">
<strong>لَقَدْ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓا۟
إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْمَسِيحُ ٱبْنُ مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ ٱلْمَسِيحُ
يَٰبَنِىٓ إِسْرَٰءِيلَ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ رَبِّى وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُۥ
مَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِ ٱلْجَنَّةَ
وَمَأْوَىٰهُ ٱلنَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّلِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ ﴿٧٢﴾</strong></div>
<em>“Sungguh telah kafir orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya
Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam.” Padahal Al-Masih (sendiri)
berkata, “Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.”
Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka
sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka.
Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu.”</em> (QS. Al-Maaidah 5 : 72)<br />
<div style="text-align: right;">
<strong>لَّقَدْ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓا۟
إِنَّ ٱللَّهَ ثَالِثُ ثَلَٰثَةٍ ۘ وَمَا مِنْ إِلَٰهٍ إِلَّآ إِلَٰهٌ
وَٰحِدٌ ۚ وَإِن لَّمْ يَنتَهُوا۟ عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ
ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿٧٣﴾</strong></div>
<em>“Sungguh telah kafir orang-orang yang mengatakan, bahwa Allah
adalah salah satu dari yang tiga, padahal tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa
yang mereka katakan, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan
ditimpa azab yang pedih.” </em>(QS. Al-Maaidah 5 : 73)<br />
<br />
Kepada penceramah ini, aku serukan agar dia bertobat kepada Tuhannya
dari perkataannya yang sangat menyimpang itu. Hendaklah ia mengumumkan
dengan terbuka bahwa kaum Yahudi dan Nasrani adalah Kafir, mereka
termasuk golongan penghuni neraka. Mereka harus mengikuti Nabi Muhammad <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, karena nama beliau telah termaktub di dalam kitab Taurat mereka. Allah berfirman,<br />
<div style="text-align: right;">
<strong>ٱلَّذِينَ يَتَّبِعُونَ ٱلرَّسُولَ
ٱلنَّبِىَّ ٱلْأُمِّىَّ ٱلَّذِى يَجِدُونَهُۥ مَكْتُوبًا عِندَهُمْ فِى
ٱلتَّوْرَىٰةِ وَٱلْإِنجِيلِ يَأْمُرُهُم بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَىٰهُمْ
عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ
ٱلْخَبَٰئِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَٱلْأَغْلَٰلَ ٱلَّتِى كَانَتْ
عَلَيْهِمْ ۚ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِهِۦ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ
وَٱتَّبَعُوا۟ ٱلنُّورَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ مَعَهُۥٓ ۙ أُو۟لَٰئِكَ هُمُ
ٱلْمُفْلِحُونَ ﴿١٥٧﴾</strong></div>
<em>“(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak
bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat
dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf
dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik
bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan
membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka.
Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya
dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an),
mereka itulah orang-orang beruntung.” </em>(QS. Al-A’raf 7 : 157)<br />
Hal itu merupakan kabar gembira Isa bin Maryam. <em>Wallahu a’lam..</em> <strong>[Sumber: Fatwa Kontemporer Ulama Besar Tanah Suci, Media Hidayah, cetakan 1, Tahun 2003/inilah/manjanik]</strong>Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-25422312340995848762017-10-16T17:06:00.005+07:002017-10-16T17:06:41.437+07:00WAJIB BAGI SETIAP MUSLIM MEMPELAJARI AQIDAH TAUHIDSebagian orang menganggap
mempelajari ilmu aqidah adalah hal yang tabu dan asing, sebagian acuh
dan mengabaikannya, sebagian lagi malah antipati dengannya padahal ilmu
aqidah adalah paling utama untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan aqidah
adalah pokok agama dan landasan semua amal ibadah, tanpa aqidah yang
benar maka amal akan tertolak. Seperti orang yang beramal karena syirik,
atau orang kafir yang walau beramal sebanyak apapun tetap saja sia-sia
disisi Allah Azza wa Jalla karena Allah akan menjadikannya sebagaimana
debu yang beterbangan.<br />
<br />
<b>Pengertian Aqidah</b><br />
<br />
Secara etimologi, aqidah berasal dari bahasa arab عقد yang artinya
mengikat. Secara syara’ aqidah adalah mengikat hati dan berpegang teguh
tanpa ada keraguan sama sekali padanya. Sedang aqidah seorang muslim
yang benar dan haq adalah tauhid sebagaimana aqidah para salafu shalih.<br />
<br />
<b>Aqidah yang benar adalah Tauhid</b><br />
<br />
Tauhid berasal dari kata احد \ يوحد artinya mengesakan. Secara syara’
tauhid adalah mengesakan Allah dalam peribadatan dan meninggalkan
peribadatan selain kepadaNya (thagut). Thagut adalah segala sesuatu yang
disembah selain Allah ta’ala, seperti patung, pohon, arwah, jin, dsb.
Aqidah yang benar merupakan landasan pokok dalam agama dan merupakan
syarat sah diterima amal seorang muslim, sedang Allah tidak menerima
amal yang mengandung unsur syirik didalamnya.<br />
<br />
<div align="right">
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ
أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاء رَبِّهِ
فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً</div>
<i>Katakanlah, Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan
yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (QS Al
Kahfi : 110).</i><br />
<br />
<b>Tauhid hal pertama yang didakwahkan para rasul.</b><br />
<br />
Menyeru kepada tauhid dan pelurusan aqidah adalah hal yang pertama kali didakwahkan oleh semua rasul.<br />
<div align="right">
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ
اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى
اللّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ فَسِيرُواْ فِي
الأَرْضِ فَانظُرُواْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ</div>
<i>Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”,
maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah
dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya
. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS An Nahl : 36)</i><br />
Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri mendakwahkan tauhid selama 13 tahun
di Makkah sebagai pondasi bangunan islam. Hasilnya adalah para sahabat
yang kokoh iman dan taqwanya kepada Allah ta’ala, yang diabadikan dengan
indah dalam kitabullah sebagai generasi terbaik sepanjang masa, yang
kisah dan hikmah mereka tertulis dengan tinta emas dalam sejarah dan
dapat kita baca dan ambil hikmahnya sampai sekarang.<br />
Maka para da’i dapat mencontoh hal ini, sebagaimana Rasulullah
mendakwahkan tauhid dan meluruskan aqidah para sahabat terlebih dahulu,
setelah itu baru beranjak ke pengajaran lainnya. Jangan mulu fiqh atau
dzikir sedang aqidah tauhid dilupakan.<br />
<br />
<b>Kewajiban Mempelajarinya</b><br />
<br />
Kebalikan dari tauhid adalah syirik, perusak amal dan penyebab dosa.
Maka hukumnya fardlu ‘ain bagi setiap orang yang mengaku islam untuk
mempelajarinya dan ilmu ini lebih utama sebelum ilmu lainnya baik itu
fiqih, tafsir, atau sekedar ilmu dunia. Sedang meninggalkannya tanpa
alasan syar’i hukumnya adalah berdosa.<br />
Maka mari kawan… Kuatkan tekadmu dan langkahkan kakimu ke majelis ilmu.<br />
<br />
<br />
Semarang, 29 Rabi al-Akhir 1435<br />
Muhammad Taufiq<br />
Referensi:<br />
Kitab Tauhid – Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi<br />
Aqidah Tauhid – Syaikh Shalih bin Fawzan bin Abdullah Al FawzanAbu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-36892315471675986752017-10-16T16:55:00.000+07:002017-10-16T16:55:03.422+07:00Penyimpangan Nasrani dan Yahudi dari Karakteristik Agama Samawi<div class="_5pbx userContent _22jv _3576" data-ft="{"tn":"K"}" id="js_z">
<br />
Sebagai agama samawi, agama nasrani dan yahudi awalnya memenuhi 4
kriteria di atas. Namun seiring dengan berjalannya waktu, satu persatu
karakteristik itu tanggal dan lenyap. Sepeninggal para nabi mereka,
keadaan menjadi berubah 180 derajat.<br />
<br />
1. Agama Diciptakan oleh Tokoh Agama.<br />
<br />
Tidak ada lagi konsep bahwa agama itu berasal dari tuhan, sebab para
pemuka agama baik pendeta, rahib, atau pun tokoh spiritul mereka telah
mulai membuat sendiri agama itu, tambahan demi tambahan di sana sini
mulai dibuat dalam kitab sucinya. Pengurangan-pengurangan ayat Allah
juga acap dilakukan. Walhasil, dalam waktu yang singkat, agama nasrani
dan yahudi sudah bukan lagi bersifat samawi, karena nyaris sudah
dipermak habis-habisan oleh para tokohnya.<br />
Allah subhanahu
wata’ala tegas sekali menyatakan bahwa apa dilakukan oleh umat nasrani
dan yahudi itu sama saja dengan menyembah para tokoh agama.<br />
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai
tuhan selain Allah dan Al-Masih putera Maryam, padahal mereka hanya
disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Maha suci
Allah dari apa yang mereka persekutukan.(QS. At-Taubah: 31)<br />
Para
tokoh agama nasrani dan yahudi dilaknat oleh Allah karena mereka punya
kebiasaan mengubah isi kitab suci. Dan umat Islam tidak terlalu diminta
untuk berharap terlalu banyak dari umat nasrani dan yahudi untuk
beriman.<br />
Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya
kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu
mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?
(QS. Al-Baqarah: 75).<br />
<br />
2. Menyembah Nabi dan Orang Shalih.<br />
<br />
Penyimpangan berikutnya adalah umat nasrani dan yahudi sudah tidak lagi
menyembah Allah yang Esa, tetapi menambahi satu lagi sebagai tuhan baru
(junior), yaitu nabi mereka sendiri.<br />
Konsep kenabian agama samawi
telah mereka hancurkan, diganti dengan konsep penyembahan kepada orang
suci. Maka dibuatlah patung-patung para nabi dan orang-orang shalih.
Patung itu semula hanya sekedar untuk pengingat, namun beberapa generasi
berikutnya mulai memberikan takzhim, penghormatan hingga berakhir
dengan penyembahan.<br />
Ketika nabi Muhammad SAW dilahirkan di Makkah
tahun 570 Masehi, di seputar ka’bah sudah bertengger 360 patung para
nabi dan orang shalih. Dari mana datangnya patung-patung yang disembah?<br />
Awalnya datang dari negeri Yaman yang saat itu berpenduduk nasrani.
Umat nasrani sedunia 500-an tahun setelah ditinggalkan oleh nabi Isa
alaihissama, sudah menjadi penggemar penyembahan patung nabi dan orang
shalih mereka.<br /> Dari mana datangnya penyembahan patung di kalangan umat nasrani?<br />
Datang dari Eropa, ibukota dan surga para dewa sesembahan. Patung dan
penyembahan berhala datang dari Eropa para saat negeri Eropa didatangi
oleh agama nasrani yang masih bersih dari bumi Palestina.<br />
Sayang
sekali, agama nasrani ini meski diterima di Eropa, namun nasibnya apes
sekali. Alih-alih mentauhidkan bangsa Eropa, agama ini malah
diberhalakan di Eropa. Masuklah paham keberhalaan khas Eropa dan
diasimilasi di dalam agama nasrani. Sampai 300 tahun kemudian, resmilah
nabi Isa naik pangkat menjadi tuhan dalam pemahaman agama ini. Lalu
bunda Mariam yang di dalam Quran disebutkan sebagai wanita yang suci dan
beriman, juga ikut-ikutan dijadikan tuhan, disembah dan dipatungkan.<br />
Ketika Al-Quran turun 200 tahun kemudian, vonis Allah kepada agama dan
orang-orang nasrani yang berpaham Polytheisme ini tegas dan jelas:
KAFIR.<br />
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata,
“Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam”, padahal Al-Masih
berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.”
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada
bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS. Al-Maidah: 72)<br />
Sesungguhnya kafirlah orang orang yang mengatakan, “Bahwasanya Allah
salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan
selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang
mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan
ditimpa siksaan yang pedih.(QS. Al-Maidah: 73).<br />
<br />
3. Memalsu Kitab Suci.<br />
<br />
Kitab suci Injil yang asalnya adalah firman Allah subhanahu wata’ala,
lama kelamaan berubah isinya menjadi karangan Petrus, Yohanes, Markus,
Lukas, dan lainnya. Bukan lagi firman Allah tetapi karangan manusia.<br />
Kitab itu lalu diperdebatkan keotentikannya oleh mereka sendiri, maka
berdirilah sekte-sekte yang saling berbeda. Muncul aliran-aliran gereja
yang saling mengkafirkan.<br />
Awalnya bermula dari tidak adanya
naskah asli Injil. Yang ada hanya catatan-catatan yang tidak pernah
terjaga keasliannya. Ditambah lagi ciri khas para pemuka agama nasrani
yang punya hobi membuat tambahan, sisipan, bahkan sampai menghapus
naskah asli, demi sekedar kepentingan pribadi.<br />
Demikian sedikit
penjelasan tentang agama samawi dan agama ardhi serta malapetaka yang
menimpa pada agama samawi, yahudi dan nasrani.<br />
Adapun agama
Islam, tetap kokoh, konsisten, konsekuen dan mantap dalam
karakteristiknya sebagai agama samawi. Tidak ada penciptaan agama,
tetapi agama itu datang dari Allah 100 persen, tidak ada penambahan dan
pemalsuan kitab suci, tidak pernah menyembah nabi, juga tidak pernah
menduakan Allah. Allahu Akbar!!! ( -AS-)<br />
<br />
Bagikanlah kpd seluruh
manusia khususnya temen2 kita ... apakah mereka itu muslim atau non
muslim ... krn mereka butuh penjelasan ini ...</div>
Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-6926824475259295382017-10-16T16:47:00.006+07:002017-10-16T16:47:52.321+07:00Beda Agama Samawi dan Agama Ardhi ...<div class="_5pbx userContent _22jv _3576" data-ft="{"tn":"K"}" id="js_e">
Yg belum tahu beda agama Samawi (dari Alloh SWT) dan bukan ... simak yg berikut ini ...<br />
Ada beberapa ciri dan karakteristik utama yang membedakan antara agama
samawi dan agama ardhi, kami akan sebutkan beberapa di antaranya saja:<br />
<br />
1. Bukan tumbuh dari masyarakat, tapi diturunkan untuk masyarakat.<br />
<br />
Agama samawi tidak diciptakan oleh manusia lewat kontemplasi atau
perenungan. Berbeda dengan agama Budha, yang diciptakan oleh Sidharta
Gautama. Sang Budha konon dahulu duduk merenung di bawah pohon Bodi,
lalu mendapatkan temuan-temuan berupa nilai-nilai kehidupan, yang
kemudian dijadikan sebagai dasar agama itu.<br />
Demikian juga, agama
samawi sangat jauh berbeda dengan konsep pengertian agama menurut
beberapa ilmuwan barat, yang memandang bahwa asalkan sudah mengandung
pengabdian kepada suatu kekuatan tertentu, atau ada ajaran tertentu,
atau ada penyembahan tertentu, maka sudah bisa disebut agama.<br />
Umumnya para ilmuwan barat cenderung menganggap sebuah aliran
kepercayaan, spiritualisme tertentu serta nilai-nilai tertentu sebagai
sebuah agama.<br />
Sementara konsep agama samawi adalah sebuah paket
ajaran lengkap yang turun dari langit. Kata samawi mengacu kepada arti
langit, karena tuhan itu ada di atas langit menurunkan wahyu. Wahyu
bukan sekedar kata-kata ghaib atau magis, melainkan berisi hukum dan
undang-undang yang mengatur semua tatanan hidup manusia, mulai dari
masalah yang paling kecil hingga yang paling besar. Dari masalah mikro
sampai masalah makro.<br />
Agama samawi tidak pernah menciptakan
sendiri ajarannya, tetapi menerima ajaran itu dari atas langit begitu
saja. Berbeda dengan agama ardhi, di mana ajarannya memang diciptakan,
disusun, dibuat dan diolah oleh sesama makhluk penghuni bumi, manusia.<br />
<br />
2. Disampaikan oleh manusia pilihan Allah, utusan itu hanya menyampaikan bukan menciptakan.<br />
<br />
Karena agama samawi datang dari tuhan yang ada di langit, dan tuhan
tidak menampakkkan diriNya secara langsung, maka agama samawi mengenal
konsep kenabian.<br />
Fungsi dan tugas nabi ini adalah menyampaikan
semua kemauan, perintah, aturan, syariah, undang-undang dari tuhan
kepada umat manusia. Seorang nabi tidak diberi wewenang untuk
menciptakan ajaran sendiri. Nabi bukan manusia setengah dewa, maka tidak
ada konsep penyembahan kepada nabi.<br />
Dalam konsep agama samawi,
seorang nabi hanyalah seorang manusia biasa. Dia bisa lapar lalu makan,
dia bisa haus lalu minum, dia juga bisa berhasrat kepada wanita lalu dia
menikah. Namun di balik semua sifat kemanusiaannya, seorang nabi
mendapat wahyu dari langit. Serta mendapatkan penjagaan dan pemeliharaan
dari langit agar tidak melakukan kesalahan.<br />
Satu lagi fungsi
seorang nabi yang tidak boleh dilupakan, yaitu sosok diri seorang nabi
dijadikan suri tauladan, contoh hidup yang nyata, dan model untuk bisa
ditiru oleh manusia.<br />
<br />
3. Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.<br />
<br />
Perbedaan lainnya lagi antara agama samawi dan agama ardhi adalah bahwa
tiap agama samawi memiliki kitab suci yang turun dari langit. Kitab
suci itu datang langsung dari tuhan, bukan hasil ciptaan manusia.<br />
Diturunkan lewat malaikat Jibril alaihissalam, kepada para nabi. Lalu
para nabi mengajarkan isi wahyu itu kepada umatnya. Jadilah kumpulan
wahyu itu sebagai kitab suci. Itu adalah proses turunnya Al-Quran. Atau
bisa jadi Allah SWT menurunkan kitab itu sekaligus dalam satu penurunan,
seperti yang terjadi para kitab-kitab suci yang turun kepada Bani
Israil.<br />
Sedangkan agama ardhi seperti Hindu, Budha, Konghucu,
Shinto, dan lainnya, meski juga punya kitab yang dianggap suci, namun
bukan wayhu yang turun dari langit. Kitab yang mereka anggap suci itu
hanyalah karangan dari para pendeta, rahib, atau pun pendiri agama itu.
Bukan wahyu, bukan firman, bukan kalamullah, bukan perkataan tuhan.<br />
Dari sisi isi materi, umumnya kitab suci agama samawi berisi aturan dan
hukum. Kitab-kitab itu bicara tentang hukum halal dan haram. Adapun
kitab suci agama ardhi umumnya lebih banyak bicara tentang pujian,
kidung, nyanyian, penyembahan.<br />
<br />
4. Konsep tentang Tuhannya adalah tauhid.<br />
<br />
Agama samawi selalu mengajarkan konsep ketauhidan, baik Islam, yahudi
atau pun nasrani. Tuhan itu hanya satu, bukan dua atau tiga, apalagi
banyak.<br />
Sedangkan agama ardhi umumnya punya konsep bahwa tuhan
itu ada banyak. Walau pun ada yang paling besar dan senior, tetapi masih
dimungkinkan adanya tuhan-tuhan selain tuhan senior itu, yang boleh
disembah, diagungkan, diabdi dan dijadikan sesembahan oleh manusia.<br />
Konsep bertuhan kepada banyak objek ini dikenal dengan istilah
polytheisme. Agama dan kepercayaan yang beredar di Cina telah
mengarahkan bangsa itu kepada penyembahan dewa-dewa. Ada dewa api, dewa
air, dewa hujan, dewa tanah, dewa siang, dewa malam, bahkan ada dewa
yang kerjanya minum khamar, dewa mabok.<br />
Kepercayaan bangsa-bangsa
di Eropa pun tidak kalah serunya terhadap konsep dewa-dewa ini. Semua
bintang di langit dianggap dewa, diberi nama dan dikait-kaitkan dengan
nasib seseorang. Kemudian ada dewa senior di gunung Olympus, Zeus
namanya. Dewa ini punya anak, setengah dewa tapi setengah manusia,
Hercules namanya. Lalu para dewa itu bertindak-tanduk seperti manusia,
bahkan hewan. Ada yang perang, ada yang berzina, ada yang mabuk-mabukan
bahkan ada dewa yang kerjaannya melacurkan diri.<br />
Kepercayaan
bangsa Romawi kuno hingga hari ini masih saja berlangsung di masyarakat
barat, mereka masih sangat kental mempercayai adanya dewa-dewa itu.<br />
Agama samawi datang menolak semua konsep tuhan banyak dan beranak
pinak. Dalam konsep agama samawi, tuhan hanya satu. Dia Maha Sempurna,
tidak sama dengan manusia, Maha Agung dan Maha Suci dari segala sifat
kekurangan. Selain tuhan yang satu, tidak ada apa pun yang boleh
disembah. Maka tidak ada paganisme (paham kedewaaan) dalam agama samawi.<br />
<br />
Smoga Manfaat ...</div>
Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-91696181231403272392017-09-22T08:44:00.001+07:002017-09-22T08:44:01.686+07:00Lanjutan ... Permusuhan Yahudi thd Islam dalam Sejarah<p dir="ltr">Lanjutan ... Permusuhan Yahudi thd Islam dalam Sejarah</p>
<p dir="ltr">Marhalah kedua:</p>
<p dir="ltr">Masa perang senjata antara Yahudi dan Muslimin di zaman Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.</p>
<p dir="ltr">Orang Yahudi tidak cukup hanya membuat keonaran dan fitnah kepada kaum muslimin semata bahkan merekapun menampakkan diri bergabung dengan kaum musyrikin dengan menyatakan permusuhan yang terang-terangan terhadap islam dan kaum muslimin. </p>
<p dir="ltr">Namun Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam tetap menunggu sampai mereka melanggar dan membatalkan perjanjian yang pernah dibuat di Madinah. Ketika mereka melanggar perjanjian tersebut barulah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan tindakan militer untuk menghadapi mereka dan mengambil beberapa keputusan untuk memberikan pelajaran kepada mereka. Diantara keputusan penting tersebut adalah:</p>
<p dir="ltr">Pengusiran Bani Qainuqa’Pengusiran bani Al Nadhir Perang Bani Quraidzoh Penaklukan kota Khaibar.</p>
<p dir="ltr">Setelah terjadinya hal tersebut maka orang Yahudi terusir dari jazirah Arab.</p>
<p dir="ltr">Marhalah ketiga:<br>
Tipu daya dan makar mereka terhadap islam setelah wafat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.</p>
<p dir="ltr">Orang Yahudi memandang tidak mungkin melawan Islam dan kaum muslimin selama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam masih hidup. Ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam wafat, orang Yahudi melihat adanya kesempatan untuk membuat makar kembali terhadap Islam dan muslimin. </p>
<p dir="ltr">Mereka mulai merencanakan dan menjalankan tipu daya mereka untuk memalingkan kaum muslimin dari agamanya. Namun tentunya mereka lakukan dengan lebih baik dan teliti dibanding sebelumnya. Sebagian target mereka telah terwujud dengan beberapa sebab diantaranya:</p>
<p dir="ltr">Kaum muslimin kehilangan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Orang Yahudi dapat mengambil pelajaran dan pengalaman dari usaha-usaha mereka terdahulu sehingga dapat menambah hebat makar dan tipu daya mereka. Masuknya sebagian orang Yahudi ke dalam Islam dengan tujuan memata-matai kaum muslimin dan merusak mereka dari dalam tubuh kaum muslimin.</p>
<p dir="ltr">Memang berbicara tentang tipu daya dan makar Yahudi kepada kaum Muslimin sejak wafat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam hingga kini membutuhkan pembahasan yang panjang sekali. Namun rasanya cukup memberikan 3 contoh kejadian besar dalam sejarah Islam untuk mengungkapkan permasalahan ini. </p>
<p dir="ltr">Yaitu: Fitnah pembunuhan khalifah UtsmanIni adalah awal keberhasilan Yahudi dalam menyusup dan merusak Islam dan kaum muslimin. Tokoh yahudi yang bertanggung jawab terjadinya peristiwa ini adalah Abdullah bin Saba’ yang dikenal dengan Ibnu Sauda’. Kisahnya cukup masyhur dan ditulis dalam kitab-kitab sejarah Islam. Fitnah Maimun Al Qadaah dan perkembangan sekte Bathiniyah. Keberhasilan Abdullah bin Saba’ membuat fitnah di kalangan kaum Muslimin dan mengajarkan saba’isme membuat orang Yahudi semakin berani. Sehingga belum habis fitnah Sabaiyah mereka sudah memunculkan tipu daya baru yang dipimpin seorang Yahudi bernama Maimun bin Dieshaan Al Qadaah dengan membuat sekte Batiniyah di Kufah tahun 276 H. Imam Al Baghdadi menceritakan: Diatara orang yang membangun sekte Bathiniyah adalah Maimun bin Dieshaan yang dikenal dengan Al Qadaah seorang maula bagi Ja’far bin Muhammad Al Shodiq yang berasal dari daerah Al Ahwaaz dan Muhammad bin Al Husein yang dikenal dengan Dandaan. Mereka berkumpul bersama Maimun Al Qadah di penjara Iraaq lalu membangun sekte Bathiniyah. </p>
<p dir="ltr">Tipu daya Yahudi ini terus berjalan dalam bentuk yang beraneka ragam sehingga sekte ini berkembang menjadi banyak sekali sektenya dalam kaum muslimin, sampai-sampai menghalalkan pernikahan sesama mahrom dan hilangnya kewajiban syariat pada seseorang. </p>
<p dir="ltr">Penghancuran kekhilafahan Turki Utsmani ditangan gerakan Masoniyah dan akibat yang ditimbulkan berupa perpecahan kaum muslimin. Orang Yahudi mengetahui sumber kekuatan kaum muslimin adaalh bersatunya mereka dibawah satu kepemimpinan dalam naungan kekhilafahan Islamiyah. Oleh karena mereka segera berusaha keras meruntuhkan kekhilafahan yang ada sejak zaman Khulafa’ Rasyidin sampai berhasil menghapus dan meruntuhkan negara Turki Utsmaniyah. Orang Yahudi memulai konspirasinya dalam meruntuhkan Negara Turki Utsmaniyah pada masa sultan Murad kedua (tahun 834-855H) dan setelah beliau pada masa sultan Muhammad Al Faatih (tahun 855-886H) yang meningal diracun oleh Thobib beliau seorang Yahudi bernama Ya’qub Basya. Demikian juga berhasil membunuh Sultan Sulaiman Al Qanuni (tahun 926-974H) dan para cucunya yang diatur oleh seorang Yahudi bernama Nurbaanu. Konspirasi Yahudi ini terus berlangsung di masa kekhilafahan Utsmaniyah lebih dari 400 tahunan hingga runtuhnya di tangan Mushthofa Ataturk.</p>
<p dir="ltr">Orang Yahudi dalam menjalankan rencana tipu daya mereka menggunakan kekuatan berikut ini:</p>
<p dir="ltr">Yahudi Al Dunamah. Diantara tokohnya adalah Madhaat Basya dan Mushthofa Kamal Ataturk yang memiliki peran besar dan penting dalam penghancuran kekhilafahan Utsmaniyah. </p>
<p dir="ltr">Salibis Eropa yang sangat membenci islam dan kaum muslimin dengan melakukan perjanjian kerjasama dengan beberapa Negara eropa yaitu Bulgaria, Rumania, Namsa, Prancis, Rusia, Yunani dan Italia. Organisasi bawah tanah/rahasia, khususnya Masoniyah yang terus berusaha merealisasikan tujuan dan target Zionis.</p>
<p dir="ltr">Usaha-usaha Musthofa Kamal Basya Ataturk dalam menghancurkan kekhilafahan setelah berhasil menyingkirkan sultan Abdulhamid kedua adalah:</p>
<p dir="ltr">Pada awal November 1922 M ia menghapus kesultanan dan membiarkan kekhilafahan Pada tanggal 18 November 1922M ia mencopot Wahieduddin Muhammad keenam dari kekhilafahan. Pada Agustus 1923 M ia mendirikan Hizb Al Sya’b Al Jumhuriah (Partai Rakyat Republik) dengan tokoh-tokoh pentingnya kebanyakan dari Yahudi Al Dunamah dan Masoniyah. Pada tanggal 20 oktober 1923 M Republik Turki diresmikan dan Al Jum’iyah Al Wathoniyah (Organisasi nasional) memilih Musthofa Kamal sebagai presiden Turki. </p>
<p dir="ltr">Pada tanggal 2 Maret 1924 M Kekhilafahan dihapus total.</p>
<p dir="ltr">Demikianlah sempurna sudah keinginan orang-orang Yahudi untuk menjadikan kekhilafahan sebagai Negara sekuler yang dipimpin seorang Yahudi yang berkedok muslim.</p>
<p dir="ltr">Mudah-mudahan ringkas sejarah permusuhan Yahudi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi pelajaran bagi kaum muslimin.</p>
<p dir="ltr">Semoga bermanfaat..</p>
Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-48383968646632162902017-09-22T08:36:00.001+07:002017-09-22T08:36:18.635+07:00Permusuhan Yahudi thd Islam dalam Sejarah<p dir="ltr">Permusuhan Yahudi Terhadap Islam Dalam Sejarah</p>
<p dir="ltr">Oleh. : Kholid Syamhudi, Lc. </p>
<p dir="ltr">Permusuhan Yahudi terhadap Islam sudah terkenal dan ada sejak dahulu kala. Dimulai sejak dakwah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan mungkin juga sebelumnya bahkan sebelum kelahiran beliau.</p>
<p dir="ltr"> Hal ini mereka lakukan karena khawatir dari pengaruh dakwah islam yang akan menghancurkan impian dan rencana mereka.</p>
<p dir="ltr"> Namun dewasa ini banyak usaha menciptakan opini bahwa permusuhan yahudi dan islam hanyalah sekedar perebutan tanah dan perbatasan Palestina dan wilayah sekitarnya, bukan permasalahan agama dan sejarah kelam permusuhan yang mengakar dalam diri mereka terhadap agama yang mulia ini.</p>
<p dir="ltr">Padahal pertarungan kita dengan Yahudiadalah pertarungan eksistensi, bukan persengkataan perbatasan. Musuh-musuh islam dan para pengikutnya yang bodoh terus berupaya membentuk opini bahwa hakekat pertarungan dengan Yahudi adalah sebatas pertarungan memperebutkan wilayah, persoalan pengungsi dan persoalan air. </p>
<p dir="ltr">Dan bahwa persengketaan ini bisa berakhir dengan (diciptakannya suasana) hidup berdampingan secara damai, saling tukar pengungsi, perbaikan tingkat hidup masing-masing, penempatan wilayah tinggal mereka secara terpisah-pisah dan mendirikan sebuah Negara sekuler kecil yang lemah dibawah tekanan ujung-ujung tombak zionisme, yang kesemua itu (justeru) menjadi pagar-pagar pengaman bagi Negara zionis. Mereka semua tidak mengerti bahwa pertarungan kita dengan Yahudi adalah pertarungan lama semenjak berdirinya Negara islam diMadinah dibawah kepemimpinan utusan Allah bagi alam semesta yaitu Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam</p>
<p dir="ltr">Demikianlah permusuhan dan usaha mereka merusak Islam sejak berdirinya Negara islam bahkan sejak Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam hijrah ke Madinah sampai saat ini dan akan berlanjut terus.</p>
<p dir="ltr"> Walaupun tidak tertutup kemungkinan mereka punya usaha dan upaya memberantas islam sejak kelahiran beliau . hal ini dapat dilihat dalam pernyataan pendeta Buhairoh terhadap Abu Thalib dalam perjalanan dagang bersama beliau diwaktu kecil. Allah Ta’ala telah jelas-jelas menerangkan permusuhan Yahudi dalam firmanNya:</p>
<p dir="ltr">Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. (Qs. 5:82)</p>
<p dir="ltr">Melihat demikian panjangnya sejarah dan banyaknya bentuk permusuhan Yahudi terhadap Islam dan Negara Islam, maka kami ringkas dalam 3 marhalah;</p>
<p dir="ltr">Marhalah pertama:</p>
<p dir="ltr">Upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam di masa awal perkembangan dakwah islam dan cara mereka dalam hal ini.</p>
<p dir="ltr">Diantara upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam di masa-masa awal perkembangannya adalah:</p>
<p dir="ltr">1. Pemboikotan (embargo) Ekonomi: Kaum muslimin ketika awal perkembangan islam di Madinah sangat lemah perekonomiannya. Kaum muhajirin datang ke Madinah tidak membawa harta mereka dan kaum Anshor yang menolong mereka pun bukanlah pemegang perekonomian Madinah. Oleh karena itu Yahudi menggunakan kesempatan ini untuk menjauhkan kaum muslimin dari agama mereka dan melakukan embargo ekonomi. </p>
<p dir="ltr">Para pemimpin Yahudi enggan membantu perekonomian kaum muslimin dan ini terjadi ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mengutus Abu Bakar menemui para pemimpin Yahudi untuk meminjam dari mereka harta yang digunakan untuk membantu urusan beliau dan berwasiat untuk tidak berkata kasar dan tidak menyakiti mereka bila mereka tidak memberinya. Ketika Abu Bakar masuk Bait Al Midras (tempat ibadah mereka) mendapati mereka sedang berkumpul dipimpin oleh Fanhaash –tokoh besar bani Qainuqa’- yang merupakan salah satu ulama besar mereka didampingi seorang pendeta yahudi bernama Asy-ya’. Setelah Abu Bakar menyampaikan apa yang dibawanya dan memberikan surat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam kepadanya. </p>
<p dir="ltr">Maka ia membaca sampai habis dan berkata: Robb kalian butuh kami bantu! Tidak hanya sampai disini saja, bahkan merekapun enggan menunaikan kewajiban yang harus mereka bayar, seperti hutang, jual beli dan amanah kepada kaum muslimin. Berdalih bahwa hutang, jual beli dan amanah tersebut adanya sebelum islam dan masuknya mereka dalam islam menghapus itu semua. </p>
<p dir="ltr">Oleh karena itu Allah berfirman:</p>
<p dir="ltr">Di antara Ahli Kitab ada orang yang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya.</p>
<p dir="ltr"> Yang demikian itu lantaranmereka mengatakan :</p>
<p dir="ltr">”Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. (Qs. 3:75) </p>
<p dir="ltr">2. Membangkitkan fitnah dan kebencian : </p>
<p dir="ltr">Yahudi dalam upaya menghalangi dakwah islam menggunakan upaya menciptakan fitnah dan kebencian antar sesama kaum muslimin yang pernah ada di hati penduduk Madinah dari Aus dan Khodzraj pada masa jahiliyah. Sebagian orang yang baru masuk islam menerima ajakan Yahudi, namun dapat dipadamkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam . diantaranya adalah kisah yang dibawakan Ibnu Hisyam dalam Siroh Ibnu Hisyam (2/588) ringkas kisahnya : </p>
<p dir="ltr">Seorang Yahudi bernama Syaas bin Qais mengutus seorang pemuda Yahudi untuk duduk dan bermajlis bareng dengan kaum Anshor, kemudian mengingatkan mereka tentang kejadian perang Bu’ats hingga terjadi pertengkaran dan mereka keluar membawa senjata-senjata masing-masing. Lalu hal ini sampai pada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. maka beliau shallallahu ’alaihi wa sallamsegera berangkat bersama para sahabat muhajirin menemui mereka dan bersabda :يَا مَعْشَر المُسْلِمِيْن<br>
َ اللهَ اللهَ أَبِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ وَ أَنَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ بَعْدَ أَنْ هَدَاكُمُ اللهُ لِلإِسْلاَمِ وَ أَكْرَمَكُمْ بِهِ وَ قَطَعَ بِهِ أَمْرَ الْجَاهِلِيَّةِ وَاسْتَنْقَذَكُمْ بِهِ مِنَ الْكُفْرِ وَ أَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ “</p>
<p dir="rtl">Wahai kaum Muslimin alangkah keterlaluannya kalian, apakah (kalian mengangkat) dakwah jahiliyah padahal aku ada diantara kalian setelah Allah tunjuki kalian kepada Islam dan muliakan kalian, memutus perkara Jahiliyah dan menyelamatkan kalian dari kekufuran dengan Islam serta menyatukan hati-hati kalian.” </p>
<p dir="ltr">Lalu mereka sadar ini adalah godaan syetan dan tipu daya musuh mereka, sehingga mereka menangis dan saling rangkul antara Aus dan Khodzroj. Lalu mereka pergi bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dengan patuh dan taat yang penuh. </p>
<p dir="ltr">Lalu Allah turunkan firmanNya: Katakanlah</p>
<p dir="ltr"> ”Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan. Katakanlah:”Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan.” Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (Qs. 3:99)</p>
<p dir="ltr">3. Menyebarkan keraguan pada diri kaum muslimin : </p>
<p dir="ltr">Orang Yahudi berusaha memasukkan keraguan di hati kaum muslimin yang masih lemah imannya dengan melontarkan syubhat-syubhat yang dapat menggoyahkan kepercayaan mereka terhadap islam. </p>
<p dir="ltr">Hal ini dijelaskan Allah dalam firmanNya : </p>
<p dir="ltr">Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya): “Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mu’min) kembali (kepada kekafiran). (Qs. 3:72).</p>
<p dir="ltr"> Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini dengan pernyataan: Ini adalah tipu daya yang mereka inginkan untuk merancukan perkara agama islam kepada orang-orang yang lemah imannya. Mereka sepakat menampakkan keimanan di pagi hari (permulaan siang) dan sholat subuh bersama kaum muslimin. Lalu ketika diakhir siang hari (sore hari) mereka murtad dari agama Islam agar orang-orang bodoh menyatakan bahwa mereka keluar tidak lain karena adanya kekurangan dan aib dalam agama kaum muslimin. </p>
<p dir="ltr">4. Memata-matai kaum Muslimin: Ibnu Hisyam menjelaskan adanya sejumlah orang Yahudi yang memeluk Islam untuk memata-matai kaum muslimin dan menukilkan berita Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan yang ingin beliau lakukan kepada orang Yahudi dan kaum musyrikin, diantaranya : Sa’ad bin Hanief, Zaid bin Al Lishthi, Nu’maan bin Aufa bin Amru dan Utsmaan bin Aufa serta Rafi’ bin Huraimila’.</p>
<p dir="ltr"> Untuk menghancurkan tipu daya ini Allah berfirman : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaan orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata:”Kami beriman”; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka):”Marilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. (Qs. 3:118-119)</p>
<p dir="ltr">Usaha memfitnah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam: Orang Yahudi tidak pernah henti berusaha memfitnah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, diantaranya adalah kisah yang disampaikan Ibnu Ishaaq bahwa beliau berkata:</p>
<p dir="ltr"> Ka’ab bin Asad, Ibnu Shaluba, Abdullah bin Shurie dan Syaas bin Qais saling berembuk dan menghasilkan keputusan berangkat menemui Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam untuk memfitnah agama beliau. Lalu mereka menemui Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan berkata: Wahai Muhammad engkau telah tahu kami adalah ulama dan tokoh terhormat serta pemimpin besar Yahudi, Apabila kami mengikutimu maka seluruh Yahudi akan ikut dan tidak akan menyelisihi kami. Sungguh antara kami dan sebagian kaum kami terjadi persengketaan. Apakah boleh kami berhukum kepadamu lalu engkau adili dengan memenangkan kami atas mereka? </p>
<p dir="ltr">Maka Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam enggan menerimanya. Lalu turunlah firman Allah: Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. <br>
Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. (Qs. 5:49)</p>
<p dir="ltr">Semua usaha mereka ini gagal total dihadapan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan Allah membalas makar mereka ini dengan menimpakan kepada mereka kerendahan dan kehinaan</p>
<p dir="ltr">Bersambung...</p>
Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-4709649058117931502016-02-20T06:53:00.000+07:002016-02-20T06:53:39.599+07:00KITA ADALAH HAMBA<i>Ikhwatal Islam</i>, coba perhatikan siapa yang menciptakan
langit dan bumi? Yang menciptakan laut yang bergelombang? Yang
menciptakan tetumbuhan? Bahkan yang menciptakan diri kita ini? Dialah
Allah. Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala</i> menciptakan sesuatu karena
adanya hikmah. Manusia diciptakan tidak mungkin diciptakan sia-sia
begitu saja. Allah berfirman (yang artinya): “<i>apakah kalian mengira
bahwa Kami menciptakan kalian itu dengan sia-sia? Dan apakah kalian
mengira bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami?</i>” (QS. Al Mu’minun: 115).<br />
<br />
<i>Ikhwatal Islam</i>, sadarkah kita bahwa kita ini adalah hamba
Allah. Bahwa kita ini adalah budak, seorang abdun. Kita sangat butuh
kepada nikmat-nikmat Allah. Pernahkah kita berkata: “<i>saya tidak butuh kepada nikmat Allah</i>”, barang sekejap mata? Pernahkah kita berkata: “<i>saya tidak butuh kepada nikmat Allah dan karunianya</i>”,
walaupun hanya sedetik? Sementara udara kita terus hirup. Kita butuh
air setiap harinya. Kita pun butuh makanan setiap hari. Bayangkan apa
jadinya jika kita tidak bisa menghirup udara! Bayangkan jika Allah
jadikan air kering kerontang tak ada yang bisa diminum!<br />
<br />
Bayangkan apa
jadinya bila Allah tahan air hujan sehingga kita tidak bisa merasakan
banyak kenikmatan! Bayangkan apabila Allah menghentikan buah-buahan
untuk tumbuh dan berkembang!<br />
<br />
Maka saudaraku, semoga Allah memuliakanmu, kita ini hamba. Sadarlah
bahwa kita ini adalah hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tanyakan pada
diri kita semua, apakah kita lebih suka menjadi hamba Allah ataukah
menjadi hamba hawa nafsu? Ataukah kita lebih suka menjadi hamba-hamba
dinar, dirham atau hamba-hamba manusia? Yang ternyata manusia tidak bisa
memberikan manfaat dan mudharat (tanpa izin Allah), tidak bisa
memberikan pahala dan siksa (tanpa izin Allah).<br />
<br />
Saudaraku, kita diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang paling sempurna. Allah <i>Ta’ala</i> berfirman (yang artinya), “<i>sungguh kami telah ciptakan manusia dalam bentuk yang paling bagus</i>”
(QS. At Tin: 4). Akan tetapi ketika kita tidak sadar bahwa kita adalah
hamba, bahwa kita adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah Ta’ala, maka
kita menjadi rendah derajatnya. Oleh karena itu setelahnya Allah
berfirman, “<i>kemudian Kami kembali ia ke tempat yang paling rendah (api neraka)</i>” (QS. At Tin: 5).<br />
<br />
Akibat dari apa? Akibat ia tidak sadar bahwa ia adalah hamba Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala</i>.<br />
Anda punya mobil? Anda punya hotel? Anda punya rumah mewah? Anda
seorang jendral? Anda seorang yang berkedudukan tinggi? Anda seorang
presiden? Baiklah. Siapa yang memberikan itu semua kepada anda? Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala</i>.
Kalau Allah mau mencabut itu semua dari kita dan dari anda, bagi Allah
itu mudah sekali. Betapa banyak kaum yang Allah berikan kepada mereka
kenikmatan lalu sekonyonh-konyong Allah cabut dari mereka akibat maksiat
yang mereka lakukan.<br />
<br />
Saudaraku, semoga Allah memuliakanmu. Betapa kita harus menyadari
bahwa kita adalah hamba Allah yang telah diberikan berbagai macam nikmat
oleh Allah. Tidak ada yang bisa disombongkan dari kita. Kita lemah.
Harta yang kita miliki, kedudukan yang kita tempati, ketampanan yang
kita miliki, semuanya diberikan oleh Allah. Jadi untuk apa kita
sombongkan? Semua itu akan ditanya oleh Allah kelak.<br />
Allah <i>Rabbul Izzati wal Jalalah</i>, menyebut hamba-hambanya dengan pemuliaan. Allah <i>Ta’ala</i> berfirman (yang artinya), “<i>dan
hamba-hamba Ar Rahman yang itu adalah orang-orang yang berjalan di atas
bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka,
mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan</i>” (QS. Al Furqan: 63). Di sini Allah menisbatkan “<i>hamba-hamba</i>” dengan “<i>Ar Rahman</i>” menunjukkan pemuliaan. Kita tidak ingin menjadi hamba harta, hamba kedudukan, hamba dunia.<br />
<br />
Kata Rasulullah <i>Shallallahu’alaihi Wasallam</i>, “<i>celaka hambanya dinar, celaka hambanya dirham, celaka hambanya khamisah (sejenis baju)</i>” (HR. Al Bukhari). <i>Subhaanallah</i>,
tentu kita tidak ingin kita yang diciptakan sebagai hamba yang mulia
kemudian kita menjadi rendah karena menghambakan diri kepada makhluk.<br />
<br />
Kita hamba Allah, dan kita bangga dengan penghambaan kepada Allah.
Menghambakan diri kepada Allah adalah kemuliaan. Karena Allah lah yang
memiliki kemuliaan. Oleh karena itu Rasulullah <i>Shallallahu’alaihi Wasallam</i> bersabda, “<i>perbanyaklah mengucapkan ‘yaa dzal jalali wal ikram</i>‘” (HR. Tirmidzi, dishahihkan Al Albani dalam <i>Ash Shahihah</i>).<br />
<br />
Anda ingin mendapatkan keagungan? Anda ingin mendapatkan kemuliaan?
Maka ingatlah, keagungan dan kemuliaan itu milik Allah. Siapa yang
memuliakan Allah, Allah akan jadikan ia mulia di hadapan manusia. Siapa
yang mengagungkan Allah, Allah jadikan ia agung di hadapan manusia.<br />
Lihatlah para Nabi, mereka agung dan mulia di mata manusia. Kenapa?
Karena mereka memuliakan dan mengagungkan Allah. Lihatlah para Malaikat,
mereka mulia di mata manusia. Siapa diantara kita yang tidak ingin
disebut “<i>anda bagaikan malaikat</i>!”. Saya yakin kalau ada orang yang disebut “<i>anda bagaikan malaikat</i>!” dia akan tersanjung. Karena ia tahu bahwa Malaikat adalah makhluk yang senantiasa taat kepada Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala</i>.<br />
<br />
Tapi bagaimana jika anda dikatakan “<i>anda seperti iblis!</i>”,
anda tentu akan marah. Kenapa? Karena iblis bermaksiat kepada Allah.
Demikian lah orang-orang yang bermaksiat kepada Allah, yang tidak sadar
bahwa dirinya adalah hamba. Yang ia pun sombong dari menjalankan
perintah-perintah Allah. Maka Allah jadikan ia hina di hadapan manusia.
Allah jadikan ia hina di hadapan seluruh makhluk.<br />
Mana yang lebih anda sukai? Nanti pada hari kiamat anda berkumpul
dengan para Nabi dan orang-orang shalih? Ataukah berkumpul dengan
Fir’aun, Qarun dan Haman? Tentu anda akan berkata “<i>saya ingin berkumpul dengan para Nabi</i>”.
Kenapa? Karena mereka orang-orang yang menaati Allah, mengagungkan
Allah dan memuliakan Allah. Maka wahai saudaraku, apabila kita sebagai
seorang hamba ingin mencari kemuliaan, muliakanlah Allah. Apabila kita
sebagai seorang hamba ingin mencari keagungan, agungkanlah Allah. Karena
Allah lah yang memiliki kemuliaan dan keagungan.<br />
<br />
Sadarilah bahwa diri kita adalah seorang hamba. Makanya disebutkan dalam sebuah atsar, “<i>semoga Allah merahmati seorang hamba, yang menyadari siapa dirinya</i>”.
Kita harus tahu diri bahwa kita ini hamba Allah, diciptakan oleh Allah,
diberi segala kenikmatan oleh Allah, berarti tugas kita adalah
bersyukur kepada Allah dan menyadari bahwa kita akan kembali kepada
Allah. Kemudian pada hari itu kita akan ditanya oleh Allah tentang
perbuatan-perbuatan kita.<br />
<br />
Kita diciptakan oleh Allah untuk tujuan yang agung yaitu ibadah. Maka
mintalah pertolongan dari Allah agar kita dibantu memperbaiki ibadah
kita kepada Allah. Makanya Rasulullah <i>Shallallahu’alaihi Wasallam</i> berdoa:<br />
<div style="text-align: center;">
/allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika/</div>
<div style="text-align: center;">
“<i>Ya Allah bantulah aku agar senantiasa berdzikir kepada-Mu, mensyukuri nikmat-Mu dan memperbaiki ibadahku kepada-Mu</i>” (HR. Abu Daud, Ibnu Hibban, dishahihkan Al Albani dalam <i>Shahih Abi Daud</i>).</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Rasulullah <i>Shallallahu’alaihi Wasallam</i> merasa bangga dirinya sebagai hamba. Beliau bersabda, “<i>sesungguhnya aku ini adalah hamba. Maka katakanlah tentangku: hamba Allah dan Rasul-Nya</i>” (HR. Al Bukhari). Rasulullah <i>Shallallahu’alaihi Wasallam</i> mengatakan: “<i>aku ini adalah hamba</i>”! Manusia yang paling tinggi derajatnya di sisi Allah ternyata ia tidak malu untuk menyatakan: “<i>aku ini hamba Allah</i>”.<br />
<br />
Bahkan para malaikat pun tidak merasa sombong untuk berkata bahwa
mereka adalah hamba Allah. Karena menjadi hamba Allah itu mulia.
Sedangkan mereka yang mencari kedudukan duniawi, mereka tidak sadar
bahwa mereka menghambakan diri kepada makhluk. Rendah. Mereka tidak
sadar bahwa mereka menghambakan diri kepada harta. Rendah. Mereka tidak
sadar bahwa mereka menghambakan diri kepada hawa nafsu. “<i>Sesungguhnya hawa nafsu selalu menyeret kepada keburukan</i>” (QS. Yusuf: 53).<br />
<br />
Maka saudaraku, sadarkan bahwa kita ini adalah hamba? Kata Rasulullah <i>Shallallahu’alaihi Wasallam</i>, “<i>siapa
yang berucap: Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku,
dan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam sebagai Nabiku, maka ia
wajib masuk ke dalam surga</i>” (HR. Muslim).<br />
<br />
Indah jika kita menghambakan diri kepada Allah. Semakin kita berusaha
menghambakan diri, kita akan semakin mendapatkan kesempurnaan di sisi
Allah. Semoga yang sedikit ini mengingatkan diri kita bahwa kita ini
hamba, dan bahwa kewajiban kita adalah menghambakan diri kepada Allah
dengan merealisasikan semua ibadah hanya kepada Allah. Doa kita hanya
kepada Allah, tawakkal kita hanya kepada Allah, harap kita kepada Allah,
cinta dan benci kita karena Allah, dan semua ibadah hanya kepada Allah.
Allah berfirman (yang artinya), “<i>katakanlah: sesungguhnya shalat, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Rabbul ‘alamin</i>” (QS. Al An’am: 162).<br />
Subhanallah, itulah mereka hamba-hamba yang mulia. Maka jadikanlah kita mulia dengan menghambakan diri kepada Allah.<br />
***<br />
Ust. Badrusalam Lc.<br />
Dari <i>Buletin Al Hikmah</i> edisi 3-46, diterbitkan oleh Radio RodjaAbu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-67942623034805368002016-02-20T06:47:00.000+07:002016-02-20T06:47:39.155+07:00KAUM GAY, Inilah Wahyu Allah Ta'ala ttg Anda <br />
Gay adalah istilah untuk aktifitas seksual yang dilakukan antara laki-laki dengan laki-laki.<br />
Salah satu aktifitas utama kaum gay dalam menyalurkan hasrat seksual
mereka adalah sodomi (liwath) , yang secara istilah Syar’i definisinya
adalah memasukkan kepala dzakar /penis kedalam dubur pria lainnya2. Nah,
perbuatan kaum gay jenis inilah yang menjadi pembahasan utama artikel
kali ini.<br />
<br />
Perbuatan sodomi (liwath) tersebut adalah perbuatan yang diharamkan berdasarkan Al Qur’an, As Sunnah dan Al-Ijma’.<br />
<br />
Allah Ta’ala telah mengharamkan perbuatan sodomi ini di dalam Al Qur’an
dan As-Sunnah, oleh karena itulah, para ulama bersepakat (Al-Ijma’)
atas keharaman sodomi ini, sebagaimana hal ini disebutkan oleh Ibnu
Qudamah rahimahullah :<br />
أجمع أهل العلم على تحريم اللواط ، وقد ذمه الله تعالى في كتابه ، وعاب من فعله ، وذمه رسول الله صلى الله عليه وسلم<br />
“Ulama bersepakat atas keharaman sodomi (liwath). Allah Ta’ala telah
mencelanya dalam Kitab-Nya dan mencela pelakunya, demikian pula
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau mencelanya”.<br />
<br />
Adapun dalil dari wahyu Allah, baik dalam Al Qur’an maupun As-Sunnah
tentang perbuatan sodomi yang dilakukan oleh kaum gay tersebut, maka
penyusun sebutkan di tengah-tengah penjelasan di bawah ini.<br />
<br />
Inilah Wahyu Allah tentang status pelaku sodomi yang dilakukan oleh kaum gay!<br />
<br />
1. Kaum gay! Inilah firman Allah Ta’ala yang menjelaskan bahwa pelaku
sodomi telah melakukan perbuatan yang sangat hina dan menjijikkan!<br />
<br />
Allah Ta’ala berfirman :<br />
{وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ}<br />
Dan (Kami juga telah mengutus Nabi) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah)
tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kalian mengerjakan perbuatan
yang sangat hina itu, yang belum pernah dilakukan oleh seorangpun (di
dunia ini) sebelum kalian?” [Al-A’raaf: 80].<br />
<br />
Dalam ayat yang
agung ini, Allah Ta’ala menyebutkan bahwa perbuatan sodomi antar sesama
pria, yang dilakukan oleh kaum Nabi Luth ‘alaihis salam, merupakan
perbuatan fahisyah.<br />
Sedangkan fahisyah adalah suatu perbuatan yang sangat hina dan mencakup berbagai macam kehinaan serta kerendahan.<br />
<br />
Hal ini sebagaimana penafsiran ahli tafsir, Syaikh Abdur Rahman
As-Sa’di rahimahullah, ketika beliau menjelaskan fahisyah dalam ayat
ini,<br />
الخصلة التي بلغت – في العظم والشناعة – إلى أن استغرقت أنواع الفحش<br />
“Perbuatan yang sampai pada tingkatan mencakup berbagai macam kehinaan,
jika ditinjau dari sisi besarnya dosa dan kehinaannya!”. [Tafsir
As-Sa’di]<br />
<br />
Dan firman Allah Ta’ala :<br />
{مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ}<br />
“…yang belum pernah dilakukan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelum kalian?” [Al-A’raaf: 80].<br />
Maksudnya : bahwa perbuatan sodomi yang telah dilakukan kaum Nabi Luth
‘alaihis salam tersebut, belumlah pernah dilakukan oleh seorangpun
sebelum mereka.<br />
<br />
Hal ini disebabkan sodomi itu adalah perbuatan
menyelisihi fitroh yang sangat menjijikkan ,karena seorang laki-laki
mensetubuhi dubur laki-laki lain, sedangkan di dalam dubur itu adalah
tempat kotoran besar yang bau, kotor, jorok lagi menjijikkan! Sehingga
pantaslah fitrah yang lurus pastilah menolaknya!<br />
<br /> 2. Kaum gay! Inilah firman Allah Ta’ala yang menjelaskan bahwa pelaku sodomi telah melakukan perbuatan yang melampui batas!<br />
<br />
Allah Ta’ala berfirman :<br />
{إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ ۚ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ}<br />
Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian
(kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kalian ini adalah kaum yang
melampaui batas. [Al-A’raaf: 81].<br />
<br />
Pakar ilmu tafsir, Al-Baghawi rahimahullah, menjelaskan makna “musyrifiin (melampui batas)” dalam ayat ini,<br />
مجاوزون الحلال إلى الحرام<br />
“Melampui batasan yang halal (beralih) kepada perkara yang haram”. [Tafsir Al-Baghawi].<br />
<br />
Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah berkata :<br />
متجاوزون لما حده اللّه متجرئون على محارمه<br />
“Melampui batasan yang telah Allah tetapkan lagi berani melanggar larangan-Nya yang haram dikerjakan”. [Tafsir As-Sa’di].<br />
<br /> 3. Kaum gay! Inilah firman Allah Ta’ala yang menyebutkan bahwa pelaku sodomi sebagai pelaku kriminal!<br />
<br />
Allah Ta’ala berfirman :<br />
{وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا ۖ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِينَ}<br />
Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kriminal itu. [Al-A’raaf:
80].<br />
<br />
Dalam ayat di atas, Allah Ta’ala sebut kaum Nabi Luth
‘alaihis salam yang melakukan perbuatan sodomi tersebut dengan sebutan
“para pelaku kriminal”!<br />
Dengan demikian, mereka ini sesungguhnya
layak untuk disebut “penjahat seksual”, karena telah melakukan kejahatan
(kriminal) dalam menyalurkan hasrat seksual mereka ditempat yang
terlarang.<br />
<br /> 4. Kaum gay! Inilah firman Allah Ta’ala yang menyebutkan bahwa pelaku sodomi sebagai kaum perusak dan orang yang zhalim.<br />
<br />
Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Al-‘Ankabuut:<br />
{قَالَ رَبِّ انْصُرْنِي عَلَى الْقَوْمِ الْمُفْسِدِينَ}<br />
(30) (Nabi) Luth berdoa: “Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan adzab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu”.<br />
{وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا إِبْرَاهِيمَ بِالْبُشْرَىٰ قَالُوا إِنَّا
مُهْلِكُو أَهْلِ هَٰذِهِ الْقَرْيَةِ ۖ إِنَّ أَهْلَهَا كَانُوا
ظَالِمِينَ}<br />
(31) Dan tatkala utusan Kami (para malaikat) datang
kepada Ibrahim membawa kabar gembira, mereka mengatakan: “Sesungguhnya
kami akan menghancurkan penduduk negeri (Sodom) ini; sesungguhnya
penduduknya adalah orang-orang yang zhalim“.<br />
<br />
Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah berkata :<br />
فأيس منهم نبيهم، وعلم استحقاقهم العذاب، وجزع من شدة تكذيبهم له، فدعا
عليهم و { قَالَ رَبِّ انْصُرْنِي عَلَى الْقَوْمِ الْمُفْسِدِينَ }
فاستجاب اللّه دعاءه.<br />
“Maka Nabi mereka (Luth) putus asa terhadap
(taubatnya) mereka, sedangkan beliaupun mengetahui bahwa kaumnya memang
layak mendapatkan adzab dan beliau mengeluh (kepada Rabbnya) akan sikap
mereka yang mendustakan diri beliau. Lalu beliaupun “Berdoa: “Ya
Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan adzab) atas kaum yang berbuat
kerusakan itu”, maka Allahpun mengabulkan do’a beliau”<br />
<br /> 5. Kaum gay! Inilah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menyatakan bahwa pelaku sodomi itu dilaknat.<br />
<br />
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad (2915) dari Ibnu Abbas
radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :<br />
( لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ ، لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ ، ثَلاثًا )<br />
“Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi
Luth. Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi
Luth, beliau sampaikan sampai tiga kali ”. [Dihasankan Syaikh Syu’aib
Al-Arna`uth].<br />
<br />
Seseorang yang dilaknat oleh Allah, berarti dimurkai oleh-Nya, dan dijauhkan dari rahmat-Nya.<br />
<br />
6. Kaum gay! Inilah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
menyatakan bahwa pelaku sodomi dan pasangannya itu dihukum mati.<br />
<br />
Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :<br />
( مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ )<br />
“ Barangsiapa yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Nabi Luth,
maka bunuhlah pelaku dan pasangannya” [HR Tirmidzi dan yang lainnya,
dishahihkan Syaikh Al-Albani]<br />
<br /> 7. Kaum gay, bertaubatlah! Janganlah
Anda tenggelam dalam kemabukan cinta yang menjijikkan sebagaimana
disebutkan dalam firman Allah berikut ini<br />
Allah Ta’ala berfirman
dalam QS. Al-Hijr: 72, tentang demikian mabuknya kaum Nabi Luth ‘alaihis
salam dalam kecintaan terhadap sodomi,<br />
{لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ}<br />
(72) (Allah berfirman): “Demi hidupmu (Nabi Muhammad), sesungguhnya
mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (dalam kecintaan terhadap
sodomi)”.<br />
<br />
Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah berkata :<br />
وهذه السكرة هي سكرة محبة الفاحشة التي لا يبالون معها بعذل ولا لوم<br />
“Kemabukan ini adalah kemabukan cinta terhadap perbuatan yang sangat
hina itu, yang seiiring dengan tidak menggubris (tidak malu) terhadap
cercaan dan celaan”.<br />
Sangat pantas kaum gay di zaman Nabi Luth
‘alaihis salam tidak mempan peringatan, karena mereka sudah ‘tebal muka’
dan sirna rasa malu dari melakukan perbuatan yang menjijikkan tersebut,
sehingga tidak tersisa bagi mereka kecuali datangnya siksa yang keras!
Apakah siksa untuk mereka itu?<br />
<br /> 8. Kaum gay! Inilah firman Allah
Ta’ala yang menyebutkan bahwa Allah pernah menyiksa pelaku sodomi dengan
siksaan yang sangat mengerikan.<br />
<br />
Dalam QS. Al-Hijr: 73-76, Allah
Ta’ala mengkabarkan tentang adzab yang ditimpakan kepada kaum Nabi Luth
‘alaihis salam , yaitu berupa siksaan yang sangat mengerikan,<br />
{فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُشْرِقِينَ}<br />
(73) Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit.<br />
{فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ}<br />
(74) Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.<br />
{إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِلْمُتَوَسِّمِينَ }<br />
(75) Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan
tanda-tanda.<br />
<br />
Kaum gay ! Itulah akibat yang dirasakan oleh kaum
yang tidak menaati Nabi mereka, telah sampai kepada mereka peringatan
darinya, namun mereka enggan bertaubat dari kemaksiatan mereka tersebut.<br />
<br />
Janganlah Anda -wahai kaum gay- mengikuti jejak kaum Nabi Luth ‘alaihis salam tersebut!<br />
<br />
Kesimpulan :<br />
Sodomi (liwath) adalah salah satu bentuk kriminal yang paling berat dan
termasuk dosa yang paling menjijikkan serta salah satu dosa besar,
sehingga Allah pun menyiksa pelakunya dengan siksaan yang tidak
ditimpakan kepada umat manapun!<br />
Sodomi (liwath) merupakan
penyakit yang menyimpang dari fitroh yang lurus, menunjukkan
ketidakberesan akal pelakunya, lemahnya keimanannya dan dimurkai oleh
Rabbul ‘alamin!<br />
Nas`alullahas salamah wal ‘afiyah… Amiin.<br />
<br />
***<br />
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah<br />
Artikel Muslim.or.idAbu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-7226900554951862382016-01-28T09:21:00.001+07:002016-01-28T09:21:33.735+07:00PROSES PERJALANAN RUH MUKMIN DAN KAFIR<p dir="ltr">Proses perjalanan ruh mukmin dan kafir.</p>
<p dir="ltr">Sesungguhnya hamba yang beriman ketika hendak meninggalkan dunia dan menuju akhirat, turunlah malaikat dari langit, wajahnya putih, wajahnya seperti matahari. Mereka membawa kafan dari surga dan hanuth (minyak wangi) dari surga. Merekapun duduk di sekitar mayit sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut ‘alaihis salam. Dia duduk di samping kepalanya, dan mengatakan, ‘Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan Allah dan ridha-Nya.’ Keluarlah ruh itu dari jasad, sebagaimana tetesan air keluar dari mulut ceret, dan langsung dipegang malaikat maut. Para malaikat yang lain tidak meninggalkan walaupun sekejap, dan mereka langsung mengambilnya dari malaikat maut.</p>
<p dir="ltr">Mereka memberinya kafan dan hanuth itu. Keluarlah ruh itu dengan sangat wangi seperti bau parfum paling wangi yang pernah ada di bumi. Para malaikat inipun naik membawa ruh itu. Setiap kali ketemu dengan malaikat yang lain, mereka akan bertanya: ‘Ruh siapakah yang baik ini?’ Mereka menjawab, ‘Fulan bin Polan’ – dengan nama terbaik yang pernah dia gunakan di dunia –. Hingga sampai di langit dunia. Mereka minta agar pintu langit dibukakan, lalu dibukakan. Mereka naik menuju langit berikutnya, dan diikuti para malaikat langit dunia. Hingga sampai di langit ketujuh. Kemudian Allah berfirman, ‘Tulis catatan amal hamba-Ku di Illiyin.’</p>
<p dir="ltr">“Tahukah kamu Apakah ‘Illiyyin itu? (yaitu) kitab yang bertulis, Disaksikan oleh para malaikat”</p>
<p dir="ltr">“Kembalikan hamba-Ku ke bumi, karena dari bumi Aku ciptakan mereka, ke bumi Aku kembalikan mereka, dan dari bumi Aku bangkitkan mereka untuk kedua kalinya.” Maka dikembalikanlah ruhnya ke jasadnya. Kemudian mayit mendengar suara sandal orang yang mengantarkan jenazahnya sewaktu mereka pulang setelah pemakaman.</p>
<p dir="ltr">Kemudian datanglah dua malaikat yang keras gertakannya. (dalam riwayat lain: warnanya hitam biru) Lalu mereka menggertaknya, dan mendudukkan si mayit.</p>
<p dir="ltr">Mereka bertanya: ‘Siapa Rabmu?’ Si mukmin menjawab, ‘Rabku Allah.’ ‘Apa agamamu?’, tanya malaikat. ‘Agamaku islam’ jawab si mukmin. ‘Siapakah orang yang diutus di tengah kalian?’ Si Mukmin menjawab, ‘Dia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Sang malaikat bertanya lagi, ‘Bagaimana amalmu?’ Jawab Mukmin, ‘Saya membaca kitab Allah, saya mengimaninya dan membenarkannya.’</p>
<p dir="ltr">Pertanyaan malaikat: ‘Siapa Rabmu? Apa agamamu? Siapa nabimu?’ Inilah ujian terakhir yang akan diterima seorang mukmin. Allah memberikan keteguhan bagi mukmin untuk menjawabnya, seperti firman-Nya,</p>
<p dir="ltr">يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ</p>
<p dir="rtl">“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat..” (QS. Ibrahim: 27)</p>
<p dir="ltr">Sehingga dia bisa menjawab: Rabku Allah, agamaku islam, Nabiku Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.</p>
<p dir="ltr">Tiba-tiba ada suara dari atas, “Hambaku benar, bentangkan untuknya surga, beri pakaian surga, bukakan pintu surga untuknya.” Diapun mendapatkan angin surga dan wanginya surga, dan kuburannya diluaskan sejauh mata memandang.</p>
<p dir="ltr">Kemudian datanglah orang yang wajahnya sangat bagus, pakaiannya bagus, baunya wangi. Dia mengatakan, ‘Kabar gembira dengan sesuatu yang menyenangkanmu. Kabar gembira dengan ridha Allah dan surga nan penuh kenikmatan abadi. Inilah hari yang dulu kamu dijanjikan.’ Si mayit dengan keheranan bertanya, ‘Semoga Allah juga memberi kabar gembira untuk anda. Siapa anda, wajah anda mendatangkan kebaikan?’ Orang yang berwajah bagus ini menjawab, ‘Saya amal sholehmu.’ [subhanAllah.., amal shaleh yang menemani kita di kesepian, menemani kita di kuburan]</p>
<p dir="ltr">Kemudian dibukakan untuknya pintu surga dan pintu neraka. Ketika melihat ke neraka, disampaikan kepadanya: ‘Itulah tempatmu jika kamu bermaksiat kepada Allah. Dan Allah gantikan kamu dengan tempat yang itu.’ Kemudian si mayit menoleh ke arah surga.</p>
<p dir="ltr">Melihat janji surga, si mayit berdoa: ‘Wahai Rabku, segerakanlah kiamat, agar aku bisa berjumpa kembali ke keluarga dan hartaku.’ Lalu disampaikan kepadanya: ‘Tenanglah.’</p>
<p dir="ltr">Sementara hamba yang kafir, ketika hendak meninggalkan dunia dan menuju akhirat, turunlah para malaikat dari langit, yang bengis dan keras, wajahnya hitam, mereka membawa Masuh (kain yang tidak nyaman digunakan) dari neraka. Mereka duduk di sekitar mayit sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut, dan duduk di samping kepalanya. Dia memanggil, ‘Wahai jiwa yang busuk, keluarlah menuju murka Allah.’</p>
<p dir="ltr">Ruhnya ketakutan, dan terpencar ke seluruh ujung tubuhnya. Lalu malaikat maut menariknya, sebagaimana gancu bercabang banyak ditarik dari wol yang basah. Sehingga membuat putus pembuluh darah dan ruang tulang. Dan langsung dipegang malaikat maut. Para malaikat yang lain tidak meninggalkan walaupun sekejap, dan mereka langsung mengambilnya dari malaikat maut. Kemudian diberi masuh yang mereka bawa. Ruh ini keluar dengan membawa bau yang sangat busuk, seperti busuknya bau bangkai yang pernah ada di muka bumi. Merekapun naik membawa ruh ini. Setiap kali mereka melewati malaikat, malaikat itupun bertanya, ‘Ruh siapah yang buruk ini?’ Mereka menjawab, ‘Fulan bin Fulan.’ – dengan nama yang paling buruk yang pernah dia gunakan ketika di dunia – hingga mereka sampai di langit dunia. Kemudian mereka minta dibukakan, namun tidak dibukakan. Ketika itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah,</p>
<p dir="ltr">لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ</p>
<p dir="rtl">(Orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya), tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. (QS. Al-A’raf: 40)</p>
<p dir="ltr">Kemudian Allah berfirman, ‘Tulis catatan amal hamba-Ku di Sijjin, di bumi yang paling dasar.’ Kemudian dikatakan, ‘Kembalikan hamba-Ku ke bumi, karena Aku telah menjanjikan bahwa dari bumi Aku ciptakan mereka, ke bumi Aku kembalikan mereka, dan dari bumi Aku bangkitkan mereka untuk kedua kalinya.’ Kemudian ruhnya dilempar hingga jatuh di jasadnya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah,</p>
<p dir="ltr">وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ</p>
<p dir="rtl">Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (QS. Al-Haj: 31)</p>
<p dir="ltr">Kemudian ruhnya dikembalikan ke jasadnya, sehingga dia mendengar suara sandal orang mengiringi jenazahnya ketika pulang meninggalkan kuburan. Kemudian datanglah dua malaikat, gertakannya keras. Merekapun menggertak si mayit dan mendudukkannya. Mereka bertanya: ‘Siapa Rabmu?’ Si kafir menjawab, ‘hah..hah.. saya gak tahu.’ ‘Apa agamamu?’, tanya malaikat. ‘hah..hah.. saya gak tahu,’ jawab si kafir. ‘Siapakah orang yang diutus di tengah kalian?’ Si kafir tidak kuasa menyebut namannya. Lalu dia digertak: “Namanya Muhammad!!”, si kafir hanya bisa mengatakan, ‘hah..hah.. saya gak tahu. Saya cuma mendengar orang-orang bilang seperti itu.’ Diapun digertak lagi: “Kamu tidak tahu dan tidak mau tahu.” Tiba-tiba ada suara dari atas, “Hambaku dusta, bentangkan untuknya neraka, bukakan pintu neraka untuknya.”</p>
<p dir="ltr">Diapun mendapatkan panasnya neraka dan racun neraka. Kuburnya disempitkan hingga tulang-tulangnya berserakan. Lalu datanglah orang yang wajahnya sangat buruk, berbaju jelek, baunya seperti bangkai. Dia mengatakan: ‘Kabar buruk untukmu, inilah hari dimana dulu kau dijanjikan.’ Si mayit kafirpun menjawab, ‘Kabar buruk juga untukmu, siapa kamu? Wajahmu mendatangkan keburukan.’ Orang ini menjawab, ‘Saya amalmu yang buruk.’ – Allahul musta’an, amal buruk itu semakin menyesakkan pelakunya di lahatnya – kemudian dia diserahkan kepada makhluk yang buta, tuli, dan bisu. Dia membawa pentungan! Andaikan dipukulkan ke gunung, niscaya akan jadi debu. Kemudian benda itu dipukulkan ke mayit kafir, dan dia menjadi debu. Lalu Allah kembalikan seperti semula, dan diapun memukulnya lagi. Dia berteriak sangat keras, bisa didengar oleh semua makhluk, kecuali jin dan manusia. Lalu dibukakan untuknya neraka dan disiapkan tempatnya di neraka. Diapun memohon: ‘Ya rab, jangan Engkau tegakkan kiamat.’"</p>
<p dir="ltr">Hadis ini diriwayatkan Ahmad 18543, Abu Daud 4753, Syuaib Al-Arnauth menyatakan, Sanadnya shahih. Al-Albani menyatakan hadis ini hadis yang shahih.</p>
<p dir="ltr">Oleh ustadz Ammi Nur Baits<br>
(Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)</p>
Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-80640506888180344142015-11-19T07:18:00.003+07:002015-11-19T07:18:58.720+07:00Fakta sejarah tentang Pahlawan Sunni dan para penghianat syiahMari kita mencoba melihat fakta sejarah tentang Pahlawan Sunni dan para penghianat syiah.<br />
✦Siapakah yang telah menaklukkan negeri Syam, Iraq, dan Persia untuk Islam?<br />
Umar bin al-Khaththab Radhiallahu’anhu (dia seorang Sunni, musuh Syi’ah nomor wahid).<br />
✦Siapakah yang telah menaklukkan negeri Sindu dan India untuk Islam?<br />
Muhammad bin al-Qasim (dia Sunni, anti Syi’ah).<br />
✦Siapakah yang telah menaklukkan Afrika Utara untuk Islam?<br />
Uqbah bin Nafi’ (dia Sunni, anti Syi’ah).<br />
✦Siapakah yang telah menaklukkan Spanyol untuk Islam?<br />
Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nashir (keduanya Sunni, anti Syi’ah).<br />
✦Siapakah yang telah menaklukkan Konstantinopel untuk Islam?<br />
Muhammad al-Fatih (dia Sunni, anti Syi’ah).<br />
✦Siapakah yang telah menaklukkan negeri Shoqliyah untuk Islam?<br />
Asad Ibnul Furot (dia Sunni, anti Syi’ah).<br />
✦Siapakah yang telah membangun peradaban Andalusia (Spanyol) lalu menjadikannya sebagai menara ilmu?<br />
Para penguasa dan ulama dari kalangan ahlussunnah (anti Syi’ah).<br />
✦Siapakah yang memimpin pasukan muslim menaklukkan tentara Salib di Hiththin?<br />
Shalahuddin al-Ayyubi (dia Sunni, anti Syi’ah).<br />
✦Siapakah yang memimpin pasukan muslimin menghancurkan kekuatan Tartar?<br />
Saifuddin Qatz dan Ruknuddin Bibris (keduanya Sunni, anti Syi’ah)<br />
<strong>NAMUN SEBALIKNYA…</strong><br />
◆Siapakah yang berkhianat pada al-Husein Radhiallahu ’anhu?<br />
al-Mukhtar ats-Tsaqofi (dia seorang Syi’ah- Rafidhah).<br />
◆Siapakah yang telah berkhianat pada Khalifah Abbasy ar-Raadhi Billaah?<br />
Al-Buhiyun (dia seorang Syi’ah Rafidhah).<br />
◆Siapakah yang telah berkhianat dan membantu Tartar memasuki<br />
Baghdad? <br />
Ibnul ‘Alqomi (dia seorang Syi’ah- Rafidhah)<br />
◆Siapakah yang telah menghiasi perbuatan keji Hulagu Khan sehingga terkesan baik?<br />
Nashir ath-Thusi (dia seorang Syi’ah-Rafidhah).<br />
◆Siapakah yang telah menolong Tartar dalam penyerangannya terhadap Syam?<br />
Kaum Syi’ah Alawiyyun (Rafidhah).<br />
◆Siapakah yang menjadi sekutu tentara Salib dalam melawan kaum muslimin?<br />
ath-Thowasyi dan Fathimiyyun (mereka semua Syi’ah-Rafidhah).<br />
◆Siapakah yang telah mengkhianati Sultan as- Saljuqi? al-Basasiriy (dia seorang Syi’ah- Rafidhah).<br />
◆Siapakah yang telah menolong tentara Salib dalam menduduki Baitul Maqdis di Palestina?<br />
Ahmad bin ‘Atho (dia seorang Syi’ah-Rafidhah).<br />
◆Siapakah yang telah merencanakan pembunuhan terhadap Shalahuddin al-Ayyubi?<br />
Seorang Syi’ah-Rafidhah.<br />
◆Siapakah yang telah menemui Hulagu Khan di Syam?<br />
Kamaluddin ‘Umar bin Badr at Tiflisiy (dia seorang Syi’ah-Rafidhah).<br />
◆Siapakah yang telah mencongkel dan mencuri Hajar Aswad dari Ka’bah dan membunuh para jama’ah haji?<br />
Abu Thahir al-Qaramithiy (dia seorang Syi’ah- Rafidhah).<br />
◆Siapakah yang telah membantu Napoleon ketika menyerang Syam?<br />
Darwiz (dia seorang Syi’ah Rafidhah).<br />
<strong>DAN BELUM LAMA INI…</strong><br />
✦Siapakah yang telah membunuh warga Palestina di perkemahan Shobro dan Wasyatila?<br />
Harokah Syiah Amal (gerakan beraliran Syi’ah-Rafidhah cikal bakal Hizbullah Tahun 1982).<br />
✦Siapakah yang telah menyokong penyerangan Zionis terhadap Lebanon Selatan?<br />
Harokah Syiah Amal (Syi’ah-Rafidhah Cikal Bakal Hizbullah).<br />
✦Siapakah yang menyebut perang Amerika menginvasi Irak sebagai keberkahan?<br />
As-Siistaaniy dan al-Hakiim (mereka Syi’ah- Rafidhah).<br />
✦Siapakah yang telah menyebut perang tentara Salib menginvasi Afganistan sebagai keberkahan?<br />
Iran (negeri Syi’ah-Rafidhah).<br />
✦Siapakah yang telah memerangi dan menindas rakyat muslim di Suriah?<br />
Rezim Bassar Assad (rezim Syi’ah ultra- ekstrim)<br />
Khawarij atau wahabi juga demikian. Hanya saja mereka berada di kutub
seberang jika dibandingkan dengan Syi’ah. Di mana ada Khawarij wahabi,
di situ ada Syi’ah. Dan di mana ada Syi’ah, di situ muncul Khawarij
wahabi. Mereka semua adalah para pelaku kerusakan terbesar di muka
bumi.<br />
Mari kita lihat daftar anak kandung laki-laki Sayidina Ali Bin Abi Thalib Radhiyallahu ’anhu, sebagai berikut:<br />
1. Hasan bin Ali bin Abi Thalib<br />
2. Husein bin Ali bin Abi Thalib<br />
3. Muhsin bin Ali bin Abi Thalib<br />
4. Abbas bin Ali bin Abi Thalib<br />
5. Hilal bin Ali bin Abi Thalib<br />
6. ‘Abdullah bin Ali bin Abi Thalib<br />
7. Jakfar bin Ali bin Abi Thalib<br />
8. Usman bin Ali bin Abi Thalib<br />
9. Ubaidillah bin Ali bin Abi Thalib<br />
10. Abu Bakar bin Ali bin Abi Thalib<br />
11. Umar bin Ali bin Abi Thalib.<br />
Pernahkah Anda melihat bendera atau umbul- umbul Syiah yang bertulisan “Wahai Hasan…” atau ﻳﺎ ﺣﺴﻦ ?<br />
Kenapa mereka hanya menyeru Ya Husein saja?<br />
Padahal Sayidina Hasan juga anak kandung Sayidina Ali bin Abi Thalib,
yang juga terlahir dari rahim Fatimah binti Muhammad Shallallahu alaihi
wa sallam, (jadi) baik Hasan maupun Husein sama-sama Ahlul Bait.
Pernahkah anda mempertanyakan hal ini…?<br />
Tahukah Anda bahwa imam syiah seluruhnya setelah syahidnya Sayidina
Husein hanya berasal dari keturunan Sayidina Husein saja? Syiah hanya
mensakralkan keturunan Sayidina Husein saja, Dan tidak mensakralkan
keturunan Sayidina Hasan dan putra -putra Sayidina Ali bin Abi Thalib
yang lainnya yang semuanya mendapatkan ridlo dari Allah Subhanahu wa
ta’ala. <em>Wallahu alam</em><br />
<div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">
<br />Sumber: <a href="http://www.nugarislurus.com/2015/11/mari-lihat-fakta-sejarah-tokoh-pahlawan-sunni-vs-penghianat-syiah.html#ixzz3rtM63tfl" style="color: #003399;">» Mari Lihat Fakta Sejarah Tokoh Pahlawan Sunni VS Penghianat Syiah</a> <a href="http://www.nugarislurus.com/2015/11/mari-lihat-fakta-sejarah-tokoh-pahlawan-sunni-vs-penghianat-syiah.html#ixzz3rtM63tfl" style="color: #003399;">http://www.nugarislurus.com/2015/11/mari-lihat-fakta-sejarah-tokoh-pahlawan-sunni-vs-penghianat-syiah.html#ixzz3rtM63tfl</a>
<br />NUGarisLurus
<br />Under Creative Commons License: <a href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0" style="color: #003399;">Attribution Share Alike</a>
<br />Follow us: <a href="http://ec.tynt.com/b/rw?id=cT7g300iGr5lRCacwqm_6r%7Ew%219b5uy0zlacew&u=NuGarisLurus" target="_blank">@NuGarisLurus on Twitter</a> | <a href="http://ec.tynt.com/b/rf?id=cT7g300iGr5lRCacwqm_6r%7Ew%219b5uy0zlacew&u=467428066729602" target="_blank">467428066729602 on Facebook</a></div>
Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-21657336273032529402015-11-13T06:46:00.001+07:002015-11-13T06:46:24.773+07:00NASEHAT UST ARIFIN TENTANG POLIGAMIAssalaamu alaikum wa rahmatullah wa barkaatuhu<br />
<br /> Duhai sahabatku yg kucintai karena Allah<br /> JANGAN MAIN MAIN DG POLIGAMI!<br /> Poligami syariat Allah<br /> Yang dicontohkan Rasullah<span class="text_exposed_show"><br /> Izin dan ridho orang tua<br /> Suami imam teladan lebih dahulu<br /> Persiapan ilmu terutama kewajiban dalam berpoligami</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br /> Jangan melangkah tanpa kesiapan istri pertama<br /> Fahamkan pada keluarga terutama anak anak<br /> Sabar prosesnya<br /> Jangan sembunyi sembunyi dg byk dusta</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br /> Nikah itu SYIAR ISLAM<br /> Sejuta hikmah tetapi besar pula mudhoratnya bagi yg belum faham<br /> Nikah bukan harga yg bisa dibagi bagi<br /> Tetapi NILAI justru bertambah cinta sayangnya</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br /> Resmi taat hukum negara sehingga statusnya jelas terhormat<br /> Membutuhkan kekuatan fisik dan harta<br /> Adil tegak krn kerelaan, kesepakatan, dan proporsional<br /> Jangan terlalu condong pada pertama apalagi yg kedua</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br /> Mengaku sayang istri tetapi berzina itu penghianat sejati<br /> Istri pertama "The Historical Queen" ratu yg penuh kenangan"<br /> Kenalkan, persaudarakan keduanya hingga saling sayang<br /> Selesaikan masalah dg sabar, lembut, bijak dan nasehat guru</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br /> Jangan menyakiti, sayangi keduanya sbg AMANAH ALLAH<br /> Pilarnya : ketaqwaan, tahajjud, doa, cinta dan keteladanan<br /> Ajak dan ingatkan diri dan kedua istri DAHSYATNYA AKHIRAT<br /> Jadikanlah rumah tangga sbg musholla, madrasah dan Syurga </span><br />
<span class="text_exposed_show"><br /> Kalaupun cerai krn terpaksa, darurat dan itupun dg cara terbaik<br /> "So jangan main main dg hukum Allah, kalau tidak mampu lebih baik bersabar dan berbahagia dg CUKUP SATU ISTRI!".</span>Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-2644563294105651742015-11-04T07:13:00.003+07:002015-11-04T07:13:24.271+07:00HADITS UKHUWWAH<ol>
<li>“Seorang mukmin terhadap mukmin (lainnya) bagaikan satu bangunan, satu sama lain saling menguatkan.” <em>(HR. Al Bukhari dan Muslim).</em></li>
<li>“Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai,
mengasihi, dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika salah satu
anggotanya merasakan sakit maka seluruh tubuh turut merasakannya dengan
berjaga dan merasakan demam.” <em>(HR. Muslim)</em></li>
<li>Rasulullah saw pernah ditanya oleh seorang sahabat, “Wahai
Rasulullah kabarkanlah kepadaku amal yang dapat memasukkan aku ke
surga”. Rasulullah menjawab; “Engkau menyembah Allah, jangan
menyekutukan-Nya dengan segala sesuatu, engkau dirikan shalat, tunaikan
zakat dan engkau menyambung silaturahmi”. <em>(HR. Bukhari)</em></li>
<li>Dari Hudzaifah Bin Yaman ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda,
”Siapa yang tidak ihtimam (peduli) terhadap urusan umat Islam, maka
bukan termasuk golongan mereka.” <em>(HR. At Tabrani)</em></li>
<li>“Apabila seseorang mencintai saudaranya, hendaklah dia mengatakan cinta kepadanya.” <em>(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)</em></li>
<li>Dari Anas ra. mengatakan bahwa seseorang berada di sisi Rasulullah
saw, lalu salah seorang sahabat melewatinya. Orang yang berada di sisi
Rasulullah saw tersebut mengatakan, “Aku mencintai dia, ya Rasulullah.”
Lalu Rasulullah saw bersabda, “Apakah kamu sudah memberitahukan dia?”
Orang itu menjawab, “Belum.” Kemudian Rasulullah saw bersabda,
“Beritahukan kepadanya.” Lalu orang tersebut memberitahukannya dan
berkata, “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.” Kemudian orang
yang dicintai itu menjawab, “Semoga Allah mencintaimu karena engkau
mencintaiku karena-Nya.” <em>(HR. Abu Dawud)</em></li>
<li>“Janganlah kamu meremehkan kebaikan apapun, walaupun sekadar bertemu saudaramu dengan wajah ceria.” <em>(HR. Muslim)</em></li>
<li>“Tidak ada dua orang muslim yang berjumpa lalu berjabat tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah.” <em>(HR. Abu Dawud)</em></li>
<li>Nabi Muhammad saw bersabda, “Allah swt. berfirman, ‘Pasti akan
mendapat cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku, keduanya saling
berkunjung karena Aku, dan saling memberi karena Aku’.”<em> (HR. Imam Malik dalam Al-Muwaththa’)</em></li>
<li>Dari Anas bin Malik, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa bertemu
saudaranya dengan membawa sesuatu yang dapat menggembirakannya, pasti
Allah akan menggembirakannya pada hari kiamat.” <em>(HR. Thabrani)</em></li>
<li>Dari Anas bahwa, “Hendaklah kamu saling memberi hadiah, karena
hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran
hati.” <em>(Thabrani)</em></li>
<li>Dari Thabrani meriwayatkan, dari Aisyah ra. bahwa, “Biasakanlah kamu
saling memberi hadiah, niscaya kamu akan saling mencintai.”Rasulullah
saw bersabda, “Siapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia
niscaya Allah akan melepaskan kesusahannya di akhirat. Siapa yang
memudahkan orang yang kesusahan, niscaya Allah akan memudahkan
(urusannya) di dunia dan di akhirat. Siapa yang menutupi (aib) seorang
muslim, niscaya Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat.
Dan Allah selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong
saudaranya.” <em>(HR. Muslim)</em></li>
<li>“Maukah kalian aku tunjukkan akhlak yang paling mulia di dunia dan
diakhirat? Memberi maaf orang yang mendzalimimu, memberi orang yang
menghalangimu dan menyambung silaturrahim orang yang memutuskanmu” <em>(HR. Baihaqi)</em></li>
<li>“Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” <em>(H.R. Bukhari-Muslim)</em></li>
<li>“Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya
daripada salat dan saum?” Sahabat menjawab, “Tentu saja!” Rasulullah pun
kemudian menjelaskan, “Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan
persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang
terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan
ukhuwah di antara mereka, (semua itu) adalah amal saleh yang besar
pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan
rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” <em>(H.R. Bukhari-Muslim)</em></li>
<li>“Sesungguhnya Rahmat itu tidak diturunkan kepada kaum yang di dalamnya ada seorang pemutus keluarga.” <em>(HR. Bukhari)</em></li>
<li>“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah menyambung keluarga (silaturahmi).” <em>(HR. Bukhari)</em></li>
<li>“Tidak masuk surga orang yang memutus keluarga.” <em>(HR. Bukhari dan Muslim)</em></li>
</ol>
Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-13946603198462187002015-11-04T07:12:00.001+07:002015-11-04T07:12:13.176+07:00Hadits Pernikahan<ol>
<li>“Sesungguhnya, apabila seorang suami memandang isterinya (dengan
kasih & sayang) dan isterinya juga memandang suaminya (dengan kasih
& sayang), maka Allah akan memandang keduanya dengan pandangan kasih
& sayang. Dan apabila seorang suami memegangi jemari isterinya
(dengan kasih & sayang) maka berjatuhanlah dosa-dosa dari segala
jemari keduanya” <em>(HR. Abu Sa’id)</em></li>
<li>“Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih
baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan)” <em>(HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah)</em></li>
<li>“Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku” <em>(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.)</em></li>
<li>“Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah” <em>(HR. Tirmidzi)</em></li>
<li>“Janganlah seorang laki-laki berdua-duan (khalwat) dengan seorang perempuan, karena pihak ketiga adalah syaithan” <em>(HR. Abu Dawud)</em></li>
<li>“Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu
untuk kawin, maka hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih
dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang
siapa yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya
puasa itu bisa menjadi perisai baginya” <em>(HR. Bukhari-Muslim)</em></li>
<li>“Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat, sebab syaithan
menemaninya. Janganlah salah seorang diantara kita berkhalwat, kecuali
wanita itu disertai mahramnya”<em> (HR. Imam Bukhari dan Iman Muslim dari Abdullah Ibnu Abbas ra).</em></li>
<li>“Dunia ini dijadikan Allah penuh perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan hidup adalah istri yang sholihah” <em>(HR. Muslim)</em></li>
<li>“Jika datang (melamar) kepadamu orang yang engkau senangi agama dan
akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu). Jika kamu tidak
menerima (lamaran)-nya niscaya terjadi malapetaka di bumi dan kerusakan
yang luas” <em>( H.R. At-Turmidzi)</em></li>
<li>“Barang siapa yang diberi istri yang sholihah oleh Allah, berarti
telah ditolong oleh-Nya pada separuh agamanya. Oleh karena itu,
hendaknya ia bertaqwa pada separuh yang lain” <em>(HR. Al-Hakim dan At-Thohawi)</em></li>
<li>“Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah : 1. Orang yang
berjihad / berperang di jalan Allah. 2. Budak yang menebus dirinya dari
tuannya. 3. Pemuda / I yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari
yang haram” <em>(HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim)</em></li>
<li>“Wahai generasi muda! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah
ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih
terpelihara” <em>(HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud)</em></li>
<li>“Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak.
Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak” <em>(HR. Abu Dawud)</em></li>
<li>“Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan
perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya
jumlahmu di tengah umat yang lain” <em>(HR. Abdurrazak dan Baihaqi)</em></li>
<li>“Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah” <em>(HR. Bukhari)</em></li>
<li>“Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang,
dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang
memilih hidup membujang” <em>(HR. Abu Ya’la dan Thabrani)</em></li>
<li>“Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan
lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah
pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena
kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang
menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan,
Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan
kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga
pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah
senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya” <em>(HR. Thabrani)</em></li>
<li>“Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja
kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta /
tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan
tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita
yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama” <em>(HR. Ibnu Majah)</em></li>
<li>“Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. Telah bersabda :
Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan,
hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama” <em>(HR. Muslim dan Tirmidzi)</em></li>
<li>“Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya” <em>(HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih)</em></li>
<li>“Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia
di dunia dan takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan
menjadi wali pernikahannya.” <em>(HR. Ashhabus Sunan)</em></li>
<li>“Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)” <em>(HR. Ahmad)</em></li>
<li>“Dari Anas, dia berkata : ” Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya” <em>(Ditakhrij dari An Nasa’i)</em></li>
<li>“Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing.” <em>(HR. Bukhari dan Muslim)</em></li>
<li>“Rasulullah Saw melarang laki-laki yang menolak kawin (sebagai alasan)untuk beralih kepada ibadah melulu.” <em>(HR. Bukhari)</em></li>
<li>“Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah benda (perhiasan) dan
sebaik-baik benda (perhiasan) adalah wanita (isteri) yang sholehah”. <em>(HR. Muslim)</em></li>
<li>“Rasulullah Saw bersabda kepada Ali Ra: “Hai Ali, ada tiga perkara
yang janganlah kamu tunda-tunda pelaksanaannya, yaitu shalat apabila
tiba waktunya, jenazah bila sudah siap penguburannya, dan wanita (gadis
atau janda) bila menemukan laki-laki sepadan yang meminangnya.” <em>(HR. Ahmad)</em></li>
<li>“Seorang janda yang akan dinikahi harus diajak bermusyawarah dan
bila seorang gadis maka harus seijinnya (persetujuannya), dan tanda
persetujuan seorang gadis ialah diam (ketika ditanya). “<em>(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah) </em></li>
<li>“Kawinilah gadis-gadis, sesungguhnya mereka lebih sedap mulutnya dan
lebih banyak melahirkan serta lebih rela menerima (pemberian) yang
sedikit.”<em>(HR. Ath-Thabrani)</em></li>
<li>“Janganlah seorang isteri memuji-muji wanita lain di hadapan
suaminya sehingga terbayang bagi suaminya seolah-olah dia melihat wanita
itu.” <em>(HR. Bukhari) </em></li>
<li>“Seorang isteri yang ketika suaminya wafat meridhoinya maka dia (isteri itu) akan masuk surga. “<em>(HR. Al Hakim dan Tirmidzi)</em></li>
<li>“Hak suami atas isteri ialah tidak menjauhi tempat tidur suami dan
memperlakukannya dengan benar dan jujur, mentaati perintahnya dan tidak
ke luar (meninggalkan) rumah kecuali dengan ijin suaminya, tidak
memasukkan ke rumahnya orang-orang yang tidak disukai suaminya. “<em>(HR. Ath-Thabrani)</em></li>
<li>“Tidak sah puasa (puasa sunah) seorang wanita yang suaminya ada di rumah, kecuali dengan seijin suaminya. “<em>(Mutafaq’alaih)</em></li>
<li>“Tidak dibenarkan manusia sujud kepada manusia, dan kalau dibenarkan
manusia sujud kepada manusia, aku akan memerintahkan wanita sujud
kepada suaminya karena besarnya jasa (hak) suami terhadap isterinya.”<em>(HR. Ahmad)</em></li>
<li>“Apabila di antara kamu ada yang bersenggama dengan isterinya
hendaknya lakukanlah dengan kesungguhan hati. Apabila selesai hajatnya
sebelum selesai isterinya, hendaklah dia sabar menunggu sampai isterinya
selesai hajatnya. “<em>(HR. Abu Ya’la)</em></li>
<li>“Apabila seorang di antara kamu menggauli isterinya, janganlah
menghinggapinya seperti burung yang bertengger sebentar lalu pergi. “<em>(HR. Aththusi)</em></li>
<li>“Seburuk-buruk kedudukan seseorang di sisi Allah pada hari kiamat
ialah orang yang menggauli isterinya dan isterinya menggaulinya dengan
cara terbuka lalu suaminya mengungkapkan rahasia isterinya kepada orang
lain. “<em>(HR. Muslim)</em></li>
<li>“Sesungguhnya wanita seumpama tulang rusuk yang bengkok. Bila kamu
membiarkannya (bengkok) kamu memperoleh manfaatnya dan bila kamu
berusaha meluruskannya maka kamu mematahkannya. “<em>(HR. Ath-Thahawi)</em></li>
<li>“Talak (perceraian) adalah suatu yang halal yang paling dibenci Allah. “<em>(HR. Abu Dawud dan Ahmad)</em></li>
<li>“Ada tiga perkara yang kesungguhannya adalah kesungguhan (serius)
dan guraunya (main-main) adalah kesungguhan (serius), yaitu perceraian,
nikah dan rujuk. “<em>(HR. Abu Hanifah)</em></li>
<li>“Apabila suami mengajak isterinya (bersenggama) lalu isterinya
menolak melayaninya dan suami sepanjang malam jengkel maka (isteri)
dilaknat malaikat sampai pagi. “<em>(Mutafaq’alaih)</em></li>
<li>“Allah tidak akan melihat (memperhatikan) seorang lelaki yang
menyetubuhi laki-laki lain (homoseks) atau yang menyetubuhi isteri pada
duburnya. “<em>(HR. Tirmidzi)</em></li>
</ol>
Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-13902576299221295772015-11-04T07:10:00.002+07:002015-11-04T07:10:29.192+07:00Hadits Motivasi Kerja<ol>
<li>Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa, dll). <em>(HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)</em></li>
<li>Sesungguhnya Ruhul Qudus (malaikat Jibril) membisikkan dalam benakku
bahwa jiwa tidak akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya.
Karena itu hendaklah kamu bertakwa kepada Allah dan memperbaiki mata
pencaharianmu. Apabila datangnya rezeki itu terlambat janganlah kamu
memburunya dengan jalan bermaksiat kepada Allah karena apa yang ada di
sisi Allah hanya bisa diraih dengan ketaatan kepada-Nya. <em>(HR. Abu Zar dan Al Hakim)</em></li>
<li>Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil
(professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah
untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah
Azza wajalla. <em>(HR. Ahmad)</em></li>
<li>Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya
ketrampilan kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia
diampuni oleh Allah.<em> (HR. Ahmad)</em></li>
<li>Sesungguhnya di antara dosa-dosa ada yang tidak bisa dihapus
(ditebus) dengan pahala shalat, sedekah atau haji namun hanya dapat
ditebus dengan kesusah- payahan dalam mencari nafkah. <em>(HR. Ath-Thabrani)</em></li>
<li>Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki yang halal. <em>(HR. Ad-Dailami)</em></li>
<li>Seorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan
kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan
untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya maka itu lebih baik dari
seorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan
kadang ditolak. <em>(Mutafaq’alaih)</em></li>
<li>Tiada makanan yang lebih baik daripada hasil usaha tangan sendiri. <em>(HR. Bukhari)</em></li>
<li>Seusai shalat fajar (subuh) janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari rezeki. <em>(HR. Ath-Thabrani)</em></li>
<li>Bangunlah pagi hari untuk mencari rezeki dan kebutuhan-kebutuhanmu.
Sesungguhnya pada pagihari terdapat barokah dan keberuntungan. <em>(HR. Ath-Thabrani dan Al-Bazzar)</em></li>
<li>Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu pagi hari mereka (bangun fajar). <em>(HR. Ahmad)</em></li>
<li>Apabila dibukakan bagi seseorang pintu rezeki maka hendaklah dia melestarikannya. <em>(HR. Al-Baihaqi)</em></li>
</ol>
<div class="sharedaddy sd-like-enabled" id="jp-post-flair">
<div class="sharedaddy sd-block sd-like jetpack-likes-widget-wrapper jetpack-likes-widget-loaded" data-name="like-post-frame-10310901-2-56394cba638b9" data-src="//widgets.wp.com/likes/#blog_id=10310901&post_id=2&origin=azizdesign.wordpress.com&obj_id=10310901-2-56394cba638b9" id="like-post-wrapper-10310901-2-56394cba638b9">
<span class="sd-text-color"></span><br /></div>
</div>
Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-47817627268377295852015-11-04T07:09:00.001+07:002015-11-04T07:09:20.277+07:00Hadits Arba'in Nawawi<ol>
<li><strong>Hadits Ke – 1: </strong>Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar
bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah
shallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap
perbuatantergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan
dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena
(ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada
(keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena
menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin
dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia
niatkan. <em>(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin
Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari dan Abu Al
Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaaburi di
dalam dua kitab Shahih, yang merupakan kitab yang paling shahih yang
pernah dikarang).</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 2: </strong>Dari Umar radhiyallahu `anhu juga
dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah shallahu`alaihi
wa sallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang
mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak
tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun di
antara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi
lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah
shallahu`alaihi wa sallam) seraya berkata, “ Ya Muhammad, beritahukan
aku tentang Islam ?”, Maka bersabdalah Rasulullah shallallahu`alaihi wa
sallam: “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah (tuhan yang
disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah,
engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi
haji jika mampu “, kemudian dia berkata, “ anda benar “. Kami semua
heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia
bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda, “
Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul- Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang
baik maupun yang buruk “, kemudia dia berkata, “ anda benar“. Kemudian
dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau
bersabda, “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakanakan engkau
melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” .
Kemudian dia berkata, “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan
kejadiannya)”. Beliau bersabda,“ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang
bertanya “. Dia berkata,“ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “,
beliau bersabda, “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau
melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin lagi penggembala
domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian
orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah
shallahu`alaihi wa sallam) bertanya,“ Tahukah engkau siapa yang bertanya
?”. Aku berkata,“ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau
bersabda,“ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud)
mengajarkan agama kalian “. <em>(Riwayat Muslim)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 3: </strong> Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin
Umar bin Alh Khottob radiallahuanhuma dia berkata: Saya mendengar
Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Islam dibangun di atas
lima perkara; Bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah dan bahwa nabi
Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan
haji dan puasa Ramadhan. <em>(</em><em>Riwayat Turmuzi dan Muslim).</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 4: </strong> Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin
Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa
sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan
dibenarkan: Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di
perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian
berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi
segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya
seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk
menetapkan empat perkara: menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan
celaka atau bahagianya. Demi Allah yang tidak ada ilah selain-Nya,
sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli syurga
hingga jarak antara dirinya dan syurga tinggal sehasta akan tetapi telah
ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka
masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang
melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka
tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia
melakukan perbuatan ahli syurga maka masuklah dia ke dalam syurga. <em>(Riwayat Bukhari dan Muslim).</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 5: </strong> Dari Ummul Mu’minin; Ummu Abdillah;
Aisyah radhiallahuanha dia berkata: Rasulullah Shallallahu`alaihi wa
sallam bersabda: Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini
yang bukan (berasal) darinya maka dia tertolak. <em>(Riwayat Bukhari dan Muslim),</em>
dalam riwayat Muslim disebutkan: siapa yang melakukan suatu perbuatan
(ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak.</li>
<li><strong>Hadits Ke – 6: </strong>Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir
radhiallahuanhu dia berkata, Saya mendengar Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya yang halal itu
jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat
perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh
orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah
menyelamatkan agamanya dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus
dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang
diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan
gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka
lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki
larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah
bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka
baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh
tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati “. <em>(Riwayat Bukhari dan Muslim)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 7: </strong> Dari Abu Ruqoyah Tamim Ad Daari
radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam
bersabda: Agama adalah nasehat, kami berkata: Kepada siapa? Beliau
bersabda: Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada pemimpan kaum
muslimin dan rakyatnya. <em>(Riwayat Bukhari dan Muslim)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 8: </strong> Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma
sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Aku
diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak
ada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan
shalat, menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan
harta mereka akan dilindungi kecuali dengan hak Islam dan perhitungan
mereka ada pada Allah ta’ala <em>(Riwayat Bukhari dan Muslim)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 9: </strong> Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin
Sakhr radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Apa yang aku larang hendaklah
kalian menghindarinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian
laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum
kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna)
dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka. <em>(Bukhari dan Muslim)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 10: </strong> Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu
dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda:
Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik.
Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia
memerintahkan para rasul-Nya dengan firman-Nya: Wahai Para Rasul
makanlah yang baik-baik dan beramal shalehlah. Dan Dia berfirman: Wahai
orangorang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami
rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang
melakukan perjalan jauh dalam keadaan kusut dan berdebu. Dia
mengangkatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata: Ya Tuhanku, Ya
Tuhanku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram
dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu
keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan. <em>(Riwayat Muslim).</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 11: </strong> Dari Abu Muhammad Al Hasan bin
Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam dan
kesayangannya radhiallahuanhuma dia berkata: Saya menghafal dari
Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam (sabdanya): Tinggalkanlah apa
yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu. <em>(Riwayat Turmuzi dan dia berkata, Haditsnya hasan shahih)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 12: </strong> Dari Abu Hurairah radhiallahunhu
dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Merupakan
tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak
berguna baginya. <em>(Hadits Hasan riwayat Turmuzi dan lainnya)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 13: </strong> Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik
radiallahuanhu, pembantu Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, dari
Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Tidak beriman
salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai untuk saudaranya apa
yang dia cintai untuk dirinya sendiri. <em>(Riwayat Bukhari dan Muslim)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 14: </strong> Dari Ibnu Mas’ud radiallahuanhu
dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Tidak
halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada ilah selain
Allah dan bahwa saya (Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam) adalah
utusan Allah kecuali dengan tiga sebab: Duda/janda (orang yang telah
pernah menikah) yang berzina, membunuh orang lain (dengan sengaja), dan
meninggalkan agamnya berpisah dari jamaahnya. <em>(Riwayat Bukhari dan Muslim)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 15: </strong> Dari Abu Hurairah
radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam
bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia
berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir
hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya”<em> (Riwayat Bukhari dan Muslim)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 16: </strong> Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu
sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu`alaihi wa
sallam: (Ya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam ) nasihatilah saya.
Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Dia menanyakan hal itu
berkali-kali. Maka beliau bersabda: Jangan engkau marah. <em>(Riwayat Bukhari)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 17: </strong> Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus
radhiallahuanhu dari Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda:
Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas segala
sesuatu. Jika kalian membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut.
Jika kalian menyembelih berlakulah baik dalam hal itu, hendaklah kalian
mengasah pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya. <em>(Riwayat Muslim) 18)</em>
Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, dan Mu’az bin
Jabal radhiallahuanhuma dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
beliau bersabda: Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada,
iringilah keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapusnya dan
pergauilah manusia dengan akhlak yang baik .“ <em>(Riwayat Turmuzi, dia berkata, “haditsnya hasan, pada sebagian cetakan dikatakan hasan shahih).</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 17: </strong> Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah
dan Abu Abdurrahman, dan Mu’az bin Jabal radhiallahuanhuma dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: Bertakwalah
kepada Allah di mana saja kamu berada, iringilah keburukan dengan
kebaikan yang dapat menghapusnya dan pergauilah manusia dengan akhlak
yang baik .“<em> (Riwayat Turmuzi, dia berkata, “haditsnya hasan, pada sebagian cetakan dikatakan hasan shahih).</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 19: </strong> Dari Abu Al Abbas Abdullah bin
Abbas radhiallahuanhuma, beliau berkata: Suatu saat saya berada
dibelakang nabi shallallahu`alaihi wa sallam, maka beliau bersabda:
Wahai ananda, saya akan mengajarkan kepadamu empat perkara: Jagalah
Allah, niscaya Dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu
berada di hadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika
kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah
sesungguhnya jika suatu umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat
kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat
sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka
berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu, niscaya mereka tidak akan
mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena
telah diangkat dan lembaran telah kering. <em>(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shahih).</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 20: </strong> Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al
Anshary Al Badry radhiallahuanhu dia berkata, Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya ungkapan yang telah
dikenal orang-orang dari ucapan nabi-nabi terdahulu adalah: Jika engkau
tidak malu perbuatlah apa yang engkau suka. <em>(Riwayat Bukhari)</em><em>.</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 21: </strong> Dari Abu Amr, -ada juga yang
mengatakan- : Abu ‘Amrah, Sufyan bin Abdillah Ats Tsaqofi
radhiallahuanhu dia berkata, saya berkata: Wahai Rasulullah, katakan
kepada saya tentang Islam sebuah perkataan yang tidak saya tanyakan
kepada seorangpun selainmu. Beliau bersabda, Katakanlah: saya beriman
kepada Allah, kemudian berpegang teguhlah. <em>(Riwayat Muslim).</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 22: </strong> <em> </em>Dari Abu Abdullah,
Jabir bin Abdullah Al Anshary radhiallahuanhuma: Seseorang bertanya
kepada Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, seraya berkata:
Bagaimana pendapatmu jika saya melaksanakan shalat yang wajib, berpuasa
Ramadhan, Menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang Haram dan saya
tidak tambah sedikitpun, apakah saya akan masuk surga? Beliau bersabda:
Ya. <em>(Riwayat Muslim) </em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 23: </strong> Dari Abu Malik Al Haritsy bin
‘Ashim Al ‘Asy’ary radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Bersuci sebagian dari iman, Al
Hamdulillah dapat memenuhi timbangan, Subhanallah dan Al Hamdulillah
dapat memenuhi antara langit dan bumi, Shalat adalah cahaya, shadaqah
adalah bukti, Al Quran dapat menjadi saksi yang meringankanmu atau yang
memberatkanmu. Semua manusia berangkat menjual dirinya, ada yang
membebaskan dirinya (dari kehinaan dan azab) ada juga yang menghancurkan
dirinya. <em>(Riwayat Muslim). </em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 24: </strong> Dari Abu Dzar Al Ghifari
radhiallahuanhu dari Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam sebagaimana
beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza Wajalla bahwa Dia berfirman: Wahai
hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan
Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) di antara kalian, maka
janganlah kalian saling berlaku zalim. Wahai hamba-Ku semua kalian
adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah
kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian hidayah. Wahai hamba-Ku,
kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang aku berikan kepadanya
makanan, maka mintalah makan kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian
makanan. Wahai hamba-Ku, kalian semuanya telanjang kecuali siapa yang
aku berikan kepadanya pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya
Aku berikan kalian pakaian. Wahai hamba-Ku kalian semuanya melakukan
kesalahan pada malam dan siang hari dan Aku mengampuni dosa semuanya,
maka mintalah ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni. Wahai hamba-Ku
sesungguhnya tidak ada kemudharatan yang dapat kalian lakukan kepada-Ku
sebagaimana tidak ada kemanfaatan yang kalian berikan kepada-Ku. Wahai
hamba-Ku seandainya sejak orang pertama di antara kalian sampai orang
terakhir, dari kalangan manusia dan jin semuanya berada dalam keadaan
paling bertakwa di antara kamu, niscaya hal tersebut tidak menambah
kerajaan-Ku sedikitpun. Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang pertama di
antara kalian sampai orang terakhir, dari golongan manusia dan jin
diantara kalian, semuanya seperti orang yang paling durhaka di antara
kalian, niscaya hal itu tidak mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun juga.
Wahai hamba-Ku, seandainya sejak orang pertama diantara kalian sampai
orang terakhir semunya berdiri di sebuah bukit lalu kalian meminta
kepada-Ku, lalu setiap orang yang meminta Aku penuhi, niscaya hal itu
tidak mengurangi apa yang ada pada-Ku kecuali bagaikan sebuah jarum yang
dicelupkan di tengah lautan. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya semua
perbuatan kalian akan diperhitungkan untuk kalian kemudian diberikan
balasannya, siapa yang banyak mendapatkan kebaikaan maka hendaklah dia
bersyukur kepada Allah dan siapa yang menemukan selain (kebaikan) itu
janganlah ada yang dicela kecuali dirinya. <em>(Riwayat Muslim)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 25: </strong> Dari Abu Dzar radhiallahuanhu:
Sesungguhnya sejumlah orang dari shahabat Rasulullah shallallahu`alaihi
wa sallam berkata kepada Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam: “
Wahai Rasululullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala
yang banyak, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa
sebagaimana kami puasa dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta
mereka (sedang kami tidak dapat melakukannya). (Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam) bersabda: Bukankah Allah telah menjadikan
bagi kalian jalan untuk bersedekah? Sesungguhnya setiap tashbih
merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid
merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, amar ma’ruf nahi
munkar merupakan sedekah dan setiap kemaluan kalian merupakan sedekah.
Mereka bertanya: Ya Rasulullah masakah dikatakan berpahala seseorang di
antara kami yang menyalurkan syahwatnya? Beliau bersabda: Bagaimana
pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan di jalan yang haram,
bukankah baginya dosa? Demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan
pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan pahala. <em>(Riwayat Muslim) </em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 26: </strong> Dari Abu Hurairah
radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam
bersabda : Setiap anggota tubuh manusia dapat melakukan sedekah, setiap
hari dimana matahari terbit lalu engkau berlaku adil terhadap dua orang
(yang bertikai) adalah sedekah, engkau menolong seseorang yang
berkendaraan lalu engkau bantu dia untuk naik kendaraannya atau
mengangkatkan barangnya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah,
setiap langkah ketika engkau berjalan menuju shalat adalah sedekah dan
menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah. <em>(Riwayat Bukhari dan Muslim)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 27: </strong> Dari Nawwas bin Sam’an
radhiallahuanhu, dari Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam beliau
bersabda: “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang
terasa mengaggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia “ <em>(Riwayat Muslim.). </em>Dan
dari Wabishah bin Ma’bad radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendatangi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda: Engkau
datang untuk menanyakan kebaikan? saya menjwaba: Ya. Beliau bersabda:
Mintalah pendapat dari hatimu, kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati
tenang karenanya, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan
menimbulkan keragu-raguan dalam dada, meskipun orang-orang memberi fatwa
kepadamu dan mereka membenarkannya. <em>(Hadits hasan kami riwayatkan dari dua musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Ad Darimi dengan sanad yang hasan).</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 28: </strong> Dari Abu Najih Al Irbadh bin
Sariah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa
sallam memberikan kami nasehat yang membuat hati kami bergetar dan air
mata kami berlinang. Maka kami berkata: Ya Rasulullah, seakan-akan ini
merupakan nasehat perpisahan, maka berilah kami wasiat. Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: “ Saya wasiatkan kalian untuk
bertakwa kepada Allah ta’ala, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian
meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena di antara
kalian yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan banyaknya perbedaan
pendapat. Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan ajaran
Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan
kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang
diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah sesat “ <em>(Riwayat Abu Daud dan Turmuzi, dia berkata : hasan shahih) </em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 29: </strong> <em> </em>Dari Mu’az bin Jabal
radhiallahuanhu dia berkata: Saya berkata: Ya Rasulullah, beritahukan
saya tentang perbuatan yang dapat memasukkan saya ke dalam syurga dan
menjauhkan saya dari neraka, beliau bersabda, Engkau telah bertanya
tentang sesuatu yang besar, dan perkara tersebut mudah bagi mereka yang
dimudahkan Allah ta’ala: Beribadah kepada Allah dan tidak
menyekutukan-Nya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa
Ramadhan dan pergi haji. Kemudian beliau (Rasulullah shallallahu`alaihi
wa sallam) bersabda, Maukah engkau aku beritahukan tentang pintu-pintu
syurga? Puasa adalah benteng, Sadaqah akan mematikan (menghapus)
kesalahan sebagaimana air mematikan api, dan shalatnya seseorang di
tengah malam (qiyamullail), kemudian beliau membacakan ayat (yang
artinya): “ Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya….”. Kemudian beliau
bersabda, Maukah kalian aku bertahukan pokok dari segala perkara,
tiangnya dan puncaknya? Aku menjawab: Mau ya Nabi Allah. Pokok perkara
adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah Jihad.
Kemudian beliau bersabda: Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang
jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua itu? saya berkata:
Mau ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda,
Jagalah ini (dari perkataan kotor/buruk). Saya berkata, Ya Nabi Allah,
apakah kita akan dihukum juga atas apa yang kita bicarakan? Beliau
bersabda, Ah kamu ini, adakah yang menyebabkan seseorang terjungkal
wajahnya di neraka –atau sabda beliau: diatas hidungnya- selain buah
dari yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka. <em>(Riwayat Turmuzi dan dia berkata, Haditsnya hasan shahih)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 30: </strong> <em> </em>Dari Abi Tsa’labah Al
Khusyani Jurtsum bin Nasyir radhiallahuanhu, dari Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam dia berkata: Sesungguhnya Allah ta’ala
telah menetapkan kewajiban-kewajiban, maka janganlah kalian
mengabaikannya, dan telah menetapkan batasan-batasannya janganlah kalian
melampauinya, Dia telah mengharamkan segala sesuatu, maka janganlah
kalian melanggarnya, Dia mendiamkan sesuatu sebagai kasih sayang
terhadap kalian dan bukan karena lupa jangan kalian mencari-cari
tentangnya. <em>(Hadits hasan riwayat Daruquthni dan lainnya).</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 31: </strong> <em> </em>Dari Abu Abbas Sahl bin
Sa’ad Assa’idi radhiallahuanhu dia berkata: Seseorang mendatangi
Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, maka beliau berakata: Wahai
Rasulullah, tunjukkan kepadaku sebuah amalan yang jika aku kerjakan,
Allah dan manusia akan mencintaiku, maka beliau bersabda, Zuhudlah
terhadap dunia maka engkau akan dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa
yang ada pada manusia maka engkau akan dicintai manusia. <em>(Hadits hasan riwayat Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad hasan)</em><em>.</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 32: </strong> <em> </em>Dari Abu Sa’id, Sa’ad
bin Sinan Al Khudri radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak boleh melakukan perbuatan yang
mencelakakan (mudharat)“ <em>(Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah
dan Daruqutni serta lainnya dengan cara musnad, juga diriwayatkan oleh
Imam Malik dalam Muwattha’ secara mursal dari Amr bin Yahya dari
bapaknya dari Rasulullah, dia tidak menyebutkan Abu Sa’id. Akan tetapi
hadits ini memiliki jalan-jalan yang saling menguatkan). </em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 33: </strong> <em> </em>Dari Ibnu Abbas
radhiallahuanhuma, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam: Seandainya setiap pengaduan manusia diterima, niscaya setiap
orang akan mengadukan harta suatu kaum dan darah mereka, karena itu
(agar tidak terjadi hal tersebut) maka bagi pendakwa agar mendatangkan
bukti dan sumpah bagi yang mengingkarinya“ . <em>(Hadits hasan riwayat Baihaqi dan lainnya yang sebagiannya terdapat dalam As Shahihain)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 34: </strong> <em> </em>Dari Abu Sa’id Al
Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang melihat kemunkaran
maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan
lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal
tersebut adalah selemah-lemahnya iman. (Riwayat Muslim) 35)Dari Abu
Hurairah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa
sallam bersabda: Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling
marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual
sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba
Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang
lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak
mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk
dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk
jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang
lain; haram darahnya, hartanya dan kehormatannya “ <em>(Riwayat Muslim).</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 35: </strong>Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu
dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Janganlah
kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan
hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada
orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang
muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya
dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa
itu disini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah
seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim.
Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, hartanya dan
kehormatannya “ <em>(Riwayat Muslim). </em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 36: </strong> <em> </em>Dari Abu Hurairah
radhiallahuanhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai
kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan
kesulitan-kesulitannya di Hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang
yang sedang kesulitann niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan
akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupi
aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hamba-Nya selama
hamba-Nya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk
mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Suatu
kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitabkitab Allah
dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada
mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka
dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk
disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat
oleh nasabnya. <em>(Muttafaq alaih).</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 37: </strong> <em> </em>Dari Ibnu Abbas
radhiallahuanhuma, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
sebagaimana dia riwayatkan dari Rabbnya Yang Maha Suci dan Maha Tinggi:
Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan, kemudian
menjelaskan hal tersebut: Siapa yang ingin melaksanakan kebaikan
kemudian dia tidak mengamalkannya, maka dicatat disisi-Nya sebagai satu
kebaikan penuh. Dan jika dia berniat melakukannya dan kemudian
melaksanakannya maka Allah akan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan
hingga tujuh ratus kali lipat bahkan hingga kelipatan yang banyak. Dan
jika dia berniat melaksanakan keburukan kemudian dia tidak
melaksanakannya maka baginya satu kebaikan penuh, sedangkan jika dia
berniat kemudian dia melaksanakannya Allah mencatatnya sebagai satu
keburukan. <em>(Riwayat Bukhari dan Muslim dalam kedua shahihnya dengan redaksi ini).</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 38: </strong> <em> </em>Dari Abu Hurairah
radhiallahuanhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: Sesungguhya Allah ta’ala berfirman: Siapa yang memusushi
wali-Ku maka telah Aku umumkan perang terhadapnya. Tidak ada taqarrubnya
seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku cintai kecuali beribadah dengan
apa yang telah Aku wajibkan atasnya. Dan hamba-Ku yang selalu
mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara sunnah diluar
yang fardhu) maka Aku akan mencintainya. Dan jika Aku telah
mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk
mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang
digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakan untuk berjalan.
Jika dia meminta kepadaku niscaya akan Aku berikan dan jika dia minta
perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi.“ <em>(Riwayat Bukhari). </em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 39: </strong> <em> </em> Dari Ibnu Abbas
radiallahuanhuma: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: Sesungguhnya Allah ta’ala memafkan umatku karena aku
(disebabkan beberapa hal) : Kesalahan, lupa dan segala sesuatu yang
dipaksa “ (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi dan
lainnya) 40) Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma berkata: Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua pundak saya seraya
bersabda: “Hiduplah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau
pengembara”, Ibnu Umar berkata: “Jika kamu berada di sore hari jangan
tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore
hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan
kehidupanmu untuk kematianmu.” <em>(Riwayat Bukhari).</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 40:</strong> Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua pundak
saya seraya bersabda: “Hiduplah engkau di dunia seakan-akan orang asing
atau pengembara”, Ibnu Umar berkata: “Jika kamu berada di sore hari
jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu
sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan
kehidupanmu untuk kematianmu.”<em> (Riwayat Bukhari). </em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 41:</strong>Dari Abu Muhammad Abdillah bin Amr
bin ‘Ash radhiallahuanhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga
hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa “ <em>(Hadits hasan shahih dan kami riwayatkan dari kitab Al Hujjah dengan sanad yang shahih).</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 42:</strong> Dari Anas Radhiallahuanhu dia
berkata, Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam
bersabda, Allah ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, sesungguhnya Engkau
berdoa kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka akan aku ampuni engkau, aku
tidak peduli (berapapun banyaknya dan besarnya dosamu). Wahai anak Adam
seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta
ampun kepadaku niscaya akan Aku ampuni engkau. Wahai anak Adam
sesungguhnya jika engkau dating kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi
kemudian engkau menemuiku dengan tidak menyekutukan Aku sedikitpun maka
akan Aku temui engkau dengan sepenuh itu pula ampunan <em>“ </em><em>(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: haditsnya hasan shahih).</em></li>
</ol>
Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-65700104175275656602015-11-04T07:06:00.000+07:002015-11-04T07:06:38.331+07:0040 Hadits QudsiDari hadits-hadits qudsi yang telah dihimpun oleh <strong><em>Dr. Ezzudin Ibrahim </em></strong>yang terdapat dalam buku beliau yang berjudul <strong>“</strong><strong>40 Hadits Qudsi</strong><strong>”</strong><strong>.</strong> <em>Hadits Qudsi</em>
adalah hadits yang berisi firman Allah SWT (makna hadist ini adalah
dari Allah SWT), sedangkan kalimatnya adalah dengan redaksi Rasulullah
saw.
<br />
<ol>
<li><strong>Hadits Ke – 1:</strong> Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a,
dia berkata; telah bersabda Rasulullah saw “Ketika Allah menetapkan
penciptaan makhluk, Dia menuliskan dalam kitab-Nya ketetapan untuk
diri-Nya sendiri: Sesungguhnya rahmat-Ku (kasih sayangku) mengalahkan
murka-Ku” <em>(diriwayatkan oleh Muslim begitu juga oleh al-Bukhari, an-Nasa-i dan Ibnu Majah)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 2:</strong> Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a.,
bahwasanya Nabi saw bersabda, telah Berfirman Allah ta’ala: Ibnu Adam
(anak-keturunan Adam/umat manusia) telah mendustakanku, dan mereka tidak
berhak untuk itu, dan mereka mencelaku padahal mereka tidak berhak
untuk itu, adapun kedustaannya padaku adalah perkataanya, “Dia tidak
akan menciptakankan aku kembali sebagaimana Dia pertama kali
menciptakanku (tidak dibangkitkan setelah mati)”, aadpun celaan mereka
kepadaku adalah ucapannya, “Allah telah mengambil seorang anak,
(padahal) Aku adalah Ahad (Maha Esa) dan Tempat memohon segala sesuatu (<em>al-shomad</em>), Aku tidak beranak dan tidak pula diperankkan, dan tidak ada bagiku satupun yang menyerupai”. <em> (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan begitu juga oleh an-Nasa-i)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 3:</strong> Diriwayatkan dari Zaid bin Khalid
al-Juhniy r.a, beliau berkata, Rasulullah saw memimpin kami shalat
shubuh di Hudaibiyah, diatas bekas hujan yang turun malamnya, tatkala
telah selesai, Nabi saw menghadap kepada manusia (jama’ah para
shahabat), kemudian beliau bersabda, “Tahukah kalian apa yang telah
difirmankan Tuhan kalian?”, (para sahabat) berkata, “Allah dan Rasul-Nya
lebih mengetahui”, Rasulullah bersabda, “(Allah Subhanahu wa ta’ala
berfirman) Pagi ini ada sebagian hamba-Ku yang beriman kepada-Ku dan ada
yang kafir, adapun orang yang mengatakan, ‘kami telah dikaruniai hujan
sebab keutamaan Allah (fadlilah Allah) dan kasih sayang-Nya
(rahmat-Nya), maka mereka itulah yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada
bintang – bintang’; dan adapun yang berkata, ‘kami telah dikaruniai
hujan sebab bintang ini dan bintang itu, maka mereka itulah yang kafir
kepada-Ku dan beriman kepada bintang – bintang’ ”. <em>(Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan begitu juga oleh an-Nasa-i) </em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 4:</strong> Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a,
beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw, “Allah Telah
Berfirman,’Anak – anak adam (umat manusia) mengecam waktu; dan aku
adalah (Pemilik) Waktu; dalam kekuasaanku malam dan siang’ ” <em>(Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan begitu juga Muslim.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 5:</strong> Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a,
beliau berkata, Telah bersabda Rasulullah saw “Telah berfirman Allah
tabaraka wa ta’ala (Yang Maha Suci dan Maha Luhur), Aku adalah Dzat Yang
Maha Mandiri, Yang Paling tidak membutuhkan sekutu; Barang siapa
beramal sebuah amal menyekutukan Aku dalam amalan itu, maka Aku
meninggalkannya dan sekutunya” <em>(Diriwayatkan oleh Muslim dan begitu juga oleh Ibnu Majah)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 6:</strong> Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a,
beliau berkata, Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya salah seorang yang pertama di hisab di hari kiamat adalah
seorang lakilaki yang mati syahid (gugur dalam peperangan); kemudian
disebutkan baginya semua kenikmatan-kenikmatan yang diberikan kepadanya,
dan dia mebenarkannya. Kemudia Allah Subhanahu wa ta’ala bertanya
kepadanya, ‘Apa yang kamu kerjakan dengan nikmat itu?’, lelaki itu
menjawab, ‘Aku berperang untuk-Mu hingga aku syahid’; Allah menjawab,
“Kamu berdusta, (akan tetapi sesungguhnya) engkau berperang agar orang
menyebutmu pemberani, dan (orang – orang) telah menyebutkan demikian
itu, kemudian diperintahkan (malaikat) agar dia diseret di atas wajahnya
hingga sampai di neraka dan dilemparkan kedalamnya”. Dan (selanjutnya
adalah) seorang laki – laki yang mempelajari ilmu dan mengamalkannya
serta dia membaca al-Quran, kemudian dia didatangkan, kemudian
disebutkan nikmat – nikmat yang diberikan kepadanya dan dia
membenarkannya. Kemudian Allah bertanya, ‘Apa yang kamu kerjakan dengan
nikmat – nikmat itu?’ lelaki itu menjawab, ‘Aku mencari ilmu dan
engamalkannya/mengajarkannya, dan aku membaca al-Quran karena-Mu’.
Allah berfirman, “kamu berdusta, (akan tetapi) kamu mencari ilmu itu
agar disebut sebagai ‘alim (orang yang berilmu), dan kamu membaca
al-Quran agar orang menyebutmu qari’, dan kamu telah disebut demikian
itu (alim & qari’)” kemudian diperintahkan (malaikat) kepadanya,
agar dia diseret di atas wajahnya hingga sampai di neraka dan di
masukkan kedalam neraka” Dan (selanjutnya) seorang laki – laki yang
diluaskan (rizkinya) oleh Allah. Dan dikaruniai berbagai harta kekayaan.
Kemudian dia dihadapkan, dan disebutkan nikmat – nikmat yang diberikan
kepadanya, dan dia membenarkannya. Kemudia Allah <em>Subhanahu wa ta’ala </em>berfirman,
“Apa yang kamu kerjakan dengan nikmat – nikmat itu?”, lelaki itu
menjawab, “Tidaklah aku meninggalkan jalan yang aku cintai selain aku
menginfakkan hartaku untuk-Mu”; Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Kamu berdusta, tetapi kamu melakukan itu semua agar orang menyebutmu
dermawan, dan kamu telah disebut demikian”. Kemudian diperankkan
(malaikat) kepadanya, agar dia diseret di atas wajahnya, hingga sampai
dineraka dan dimasukkan kedalam neraka. <em>(HR. Muslim dan begitu juga at-Tirmidzi dan an-Nasai)</em><strong></strong></li>
<li><strong>Hadits Ke – 7:</strong> Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir
r.a., beliau berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Tuhanmu
bangga terhadap seorang pengembala kambing, yang berada di atas
gunung/bukit, dia mengumandangkan adzan untuk sholat dan mengerjakan
sholat, kemudian Allah ‘azza wa jalla (Yang Maha Perkasa dan Maha Luhur)
berfirman, ‘Lihatlah hambaku ini, dia mengumandangkan adzan dan
menegakkan sholat (iqomat) karena takut kepada-Ku, maka sesungguhnya Aku
telah mengampuni hambaku ini, dan Aku akan memasukkannya kedalam
surga’” <em>(Diriwayatkan oleh an – Nasai dengan sanad yang shahih.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 8:</strong> Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a.
Bahwasanya nabi saw bersabda, “Barangsiapa mengerjakan sholat dengan
tanpa mebaca, di dalam sholatnya, umm al-Quran (surah al-Fatihah), maka
sholatnya kurang (diucapkan beliau tiga kali, sebagai penegasan), tidak
sempurnalah sholatnya.” kemudian disampaikan kepada Abi Hurairah,
sesungguhnya kami berada di belakang imam, maka beliau berkata, bacalah
dengannya (ummum Quran) untuk dirimu sendiri (sebagai makmum tetap
membaca al-fatihah), karena sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw
bersabda, “Allah ‘azza wa jalla berfirman, ‘Aku membagi sholat antara
Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian. Dan bagi hamba-Ku apa yang dia
mohonkan, maka ketika hambaku berkata (Segala Puji Hanya Bagi Allah,
Tuhan semesta alam) Allah ‘azza wa jalla berfirman, Hambaku telah
memuji-Ku, dan ketika seorang hamba berkata, (Yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang) Allah ‘azza wa jalla berfirman, ‘Hambaku telah
memujiku’, dan ketika seorang mengucapkan, (Yang Menguasai di Hari
Pembalasan), Allah berfirman, ‘Hambaku telah memuliakan Aku’ – dan (Abu
Hurairah) pernah mengatakan (dengan redaksi), ‘Hambaku telah berserah
diri kepadaku’, dan ketika seseorang berkata, (Hanya kepada Engkau kami
menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan), Allah
Subhanahu wa ta’ala berfirman, ‘ini adalah bagian-Ku dan bagian
hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya’, dan ketika seseorang
berkata,: (Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang
yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang
dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. ), Allah Subhanahu wa
ta’ala berfirman, ‘Ini adalah bagi hambaku, dan bagi hambaku apa yang
dia pinta ‘ ”<em> (diriwayatkan oleh Imam Muslim, dan begitu juga oleh
Imam Malik, Imam Tirmidzi, dan ImamAbu Dawud, Imam Nasai dan Imam Ibnu
Majah)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 9:</strong> Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.,
beliau berkata, telah bersabda Rasulullah , “Sesungguhnya perkara/amal
seorang hamba yang dihisab pertama kali adalah shalatnya. Seandainya
(shalatnya) baik, maka benar-benar paling beruntung dan paling sukses,
dan seandainya (sholatnya) buruk, maka dia benar-benar akan kecewa dan
merugi, dan seandainya kurang sempurna shalat fardlunya, Allah ‘azza wa
jalla berfirman, ‘lihatlah apakah bagi hambaku ini (ada amal) sholat
sunnah (mempunyai sholat sunnah) yang bisa menyempurnakan sholat
fardlunya,’ kemudian begitu juga terhadap amal-amal yang lainnya juga
diberlakukan demikian ” <em>(Hadits diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, dan begitu juga oleh Abu Dawud dan Imam An-Nasai dan Ibn Majah serta Imam Ahmad.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 10:</strong> Diriwayatkan dari Abi Hurairah
r.a., dari Nabi saw, beliau bersabda, ”Allah Azza wa Jalla berfirman,
‘Puasa itu untukku, dan Aku yang akan memberikan ganjarannya, disebabkan
seseorang menahan syahwatnya dan makannya serta minumnya karena-Ku, dan
puasa itu adalah perisai, dan bagi orang yang berpuasa dua kebahagiaan,
yaitu kebahagian saat berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan
Tuhannya, dan bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah,
daripada bau minya misk/kesturi’ ” <em>(Hadits riwayat al-Bukhari, dan begitu juga oleh imam Muslim, dan Imam Malik, dan Tirmidzi dan an-Nasai serta Ibnu Majah.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 11: </strong>Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a,
sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Allah Subhanahuwa ta’ala
berfirman, berinfaklah wahai anak adam, (jika kamu berbuat demikian) Aku
memberi infak kepada kalian”. <em>(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan begitu juga oleh Imam Muslim)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 12: </strong>Diriwayatkan dari Abu Mas’ud
al-Anshari r.a., beliau berkata, telah bersabda Rasulullah , saw “Ada
seorang lelaki sebelum kalian yang dihisab, dan tidak ditemukan satupun
kebaikan ada padanya kecuali bahwa dia adalah orang yang banyak bergaul
dengan manusia, dan dia orang yang lapang(berkecukupan), serta dia
memerintahkan kepada pegawai-pegawainya untuk membebaskan orang-orang
yang kesulitan (dari membayar hutang), kemudian Rasulullah bersabda,
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,’Kami *(Allah) lebih berhak untuk
berbuat itu daripada dia, (oleh karena itu) bebaskan dia’ ” (Hadits
riwayat Muslim, begitujuga oleh al-Bukhari dan an-Nasai.)</li>
<li><strong>Hadits Ke – 13: </strong>Diriwayatkan dari ‘Adiy ibn Hatim
r.a., beliau berkata, ketika aku sedang berada disamping Rasulullah saw,
kemudian datanglah dua orang laki-laki, salah satunya mengadukan
tentang kemiskinan, dan lelaki yang lainnya mengadukan tentang
perampokan di jalan, kemudian Rasulullah saw bersabda, “Adapun mengenai
perampokan, sesungguhnya kelak dalam waktu yang tidak lama, akan datang
suatu masa, ketika sebuah kafilah tidak memerlukan pengawal saat menuju
Makkah, dan adapun tentang kemiskinan, tidak akan datang hari Kiamat,
(sehingga datang masa dimana) seorang diantara kalian berdiri untuk
mencari orang yang mau menerima sedekah, namun tidak dapat menemukan
seorangpun yang mau menerimanya, kemudian (dihari kiamat) setiap orang
diantara kalian akan berdiri dihadapan Allah, yang tidak ada diantaranya
dan Allah hijab/tabir, dan tidak pula ada penerjemah yang
menerjemahkan/juru bicara untuk orang tersebut, kemudian Allah Subhanahu
wa ta’ala berfirman, ‘bukankah Aku telah memberimu harta?’ kemudian
orang itu menjawab, ‘benar’, kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala
berfirman, ‘bukankah telah aku utus kepadamu seorang Rasul? ‘, lalu
orang itu menjawab, ‘benar’, kemudian ia melihat ke arah kanannya, maka
ia tidak mendapati kecuali Neraka, kemudian dia melihat ke arah kirinya,
dan tidak mendapati kecuali Neraka. Maka jagalah diri-diri kalian dari
api Neraka, meskipun dengan (bersedakah) separuh buah kurma, dan jika
dia tidak mendapatinya (kurma/barang untuk bersedekah) maka
(bersedahlah) dengan perkataan yang baik” <em>(Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 14: </strong>Diriwayatkan dari Abu Hurairah
r.a., bahwasanya Nabi saw bersabda, sesungguhnya Allah tabaaraka wa
ta’ala (Maha Memberkati dan Maha Tinggi) memiliki banyak malaikat yang
selalu mengadakan perjalanan yang jumlahnya melebihi malaikat pencatat
amal, mereka senantiasa mencari majelis-majelis dzikir. Apabila mereka
mendapati satu majelis dzikir, maka mereka akan ikut duduk bersama
mereka dan mengelilingi dengan sayap-sayapnya hingga memenuhi jarak
antara mereka dengan langit dunia. Apabila para peserta majelis telah
berpencar mereka naik menuju ke langit. Beliau melanjutkan: Lalu Allah
Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menanyakan mereka padahal Dia lebih
mengetahui daripada mereka: Dari manakah kamu sekalian? Mereka menjawab:
Kami datang dari tempat hamba-hamba-Mu di dunia yang sedang mensucikan
[Tasbih], mengagungkan [Takbir], membesarkan [Tahlil], memuji [Tahmid]
dan memohon kepada Engkau. Allah bertanya lagi: Apa yang mereka mohonkan
kepada Aku? Para malaikat itu menjawab: Mereka memohon surga-Mu. Allah
bertanya lagi: Apakah mereka sudah pernah melihat surga- Ku? Para
malaikat itu menjawab: Belum wahai Tuhan kami. Allah berfirman: Apalagi
jika mereka telah melihat surga-Ku? Para malaikat itu berkata lagi:
Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu. Allah bertanya: Dari apakah
mereka memohon perlindungan-Ku? Para malaikat menjawab: Dari neraka-Mu,
wahai Tuhan kami. Allah bertanya: Apakah mereka sudah pernah melihat
neraka-Ku? Para malaikat menjawab: Belum. Allah berfirman: Apalagi
seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat itu
melanjutkan: Dan mereka juga memohon ampunan dari-Mu. Beliau bersabda,
kemudian Allah berfirman: Aku sudah mengampuni mereka dan sudah
memberikan apa yang mereka minta dan Aku juga telah memberikan
perlindungan kepada mereka dari apa yang mereka takutkan. Beliau
melanjutkan lagi lalu para malaikat itu berkata: Wahai Tuhan kami! Di
antara mereka terdapat si Fulan yaitu seorang yang penuh dosa yang
kebetulan lewat lalu duduk ikut berdzikir bersama mereka. Beliau
berkata, lalu Allah menjawab: Aku juga telah mengampuninya karena mereka
adalah kaum yang tidak akan sengsara orang yang ikut duduk bersama
mereka. <em>(Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, begitu juga oleh Imam Bukhari at-Tirmidzi dan an-Nasa’i.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 15: </strong>Diriwayatkan dari Abu Hurairah
r.a., beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw “Telahberfirman
Allah Subhanahu wa ta’ala, ‘Aku adalah sebagaimana prasangka hambaku
kepadaku,dan Aku bersamanya ketika dia mengingatku, dan jika hambaku
mengingatku dalam sendirian,maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku sendiri,
dan jika dia mengingatku di dalam sebuahkelompok/jama’ah, (maka) Aku
mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari kelompoktersebut, dan
jika dia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta,
dan jikadia mendekat kepadaku sehasta, Aku mendekat kepadanya satu depa,
dan jika dia mendatangikudengan berjalan, Aku mendatanginya dengan
berjalan cepat’ ”<em>(Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari, begitu juga oleh Imam Muslim, Imam Tirmidzi danImam Ibnu Majah.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 16:</strong> Diriwayatkan oleh Ibn ‘Abbas
r.anhumaa, dari Nabi saw Sesungguhnya Allah menulis semuakebaikan dan
keburukan. Barangsiapa berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia tidak
melakukannya, Alloh menulis di sisiNya pahala satu kebaikan sempurna
untuknya. Jika dia berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia melakukannya,
Alloh menulis pahala sepuluh kebaikan sampai 700 kali, sampai berkali
lipat banyaknya. Barangsiapa berkeinginan berbuat keburukan, lalu dia
tidak melakukannya, Alloh menulis di sisiNya pahala satu kebaikan
sempurna untuknya. Jika dia berkeinginan berbuat keburukan, lalu dia
melakukannya, Alloh menulis satu keburukan saja. (Hadits riwayat Bukhari
dan Muslim.)</li>
<li><strong>Hadits Ke – 17: </strong><em>Dari Abu Dzar Al Ghifari
radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam
sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza Wajalla bahwa Dia
berfirman </em>: Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan
kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu)
diantara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim. Wahai
hambaku semua kalian adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri hidayah,
maka mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian
hidayah. Wahai hambaku, kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang aku
berikan kepadanya makanan, maka mintalah makan kepada-Ku niscaya Aku
berikan kalian makanan. Wahai hamba-Ku, kalian semuanya telanjang
kecuali siapa yang aku berikan kepadanya pakaian, maka mintalah pakaian
kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian pakaian. Wahai hamba-Ku kalian
semuanya melakukan kesalahan pada malam dan siang hari dan Aku
mengampuni dosa semuanya, maka mintalah ampun kepada- Ku niscaya akan
Aku ampuni. Wahai hamba-Ku sesungguhnya tidak ada kemudharatan yang
dapat kalian lakukan kepada-Ku sebagaimana tidak ada kemanfaatan yang
kalian berikan kepada- Ku. Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang pertama
diantara kalian sampai orang terakhir, dari kalangan manusia dan jin
semuanya berada dalam keadaan paling bertakwa diantara kamu, niscaya hal
tersebut tidak menambah kerajaan-Ku sedikitpun . Wahai hamba-Ku
seandainya sejak orang pertama diantara kalian sampai orang terakhir,
dari golongan manusia dan jin diantara kalian, semuanya seperti orang
yang paling durhaka diantara kalian, niscaya hal itu tidak mengurangi
kerajaan-Ku sedikitpun juga. Wahai hamba-Ku, seandainya sejak orang
pertama diantara kalian sampai orang terakhir semunya berdiri di sebuah
bukit lalu kalian meminta kepada-Ku, lalu setiap orang yang meminta Aku
penuhi, niscaya hal itu tidak mengurangi apa yang ada pada-Ku kecuali
bagaikan sebuah jarum yang dicelupkan di tengah lautan. Wahai hamba-Ku,
sesungguhnya semua perbuatan kalian akan diperhitungkan untuk kalian
kemudian diberikan balasannya, siapa yang banyak mendapatkan kebaikan
maka hendaklah dia bersyukur kepada Allah dan siapa yang menemukan
selain (kebaikan) itu janganlah mencela kecuali dirinya. (Diriwayatkan
oleh Imam Muslim, begitu juga oleh Imam Tirmidzi dan Imam Ibn Majah)</li>
<li><strong>Hadits Ke – 18: </strong>Diriwayatkan dari Abu Hurairah
r.a., beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw, sesungguhnya Allah
Azza wa Jalla kelak dihari kiamat akan berfirman, “Wahai anak cucu Adam,
aku sakit dan kamu tidak menjengukku”, ada yang berkata, “Wahai
Tuhanku, bagaimana kami menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan
Semesta Alam”, Allah berfirman, “Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya
hambaku yang bernama <em>Fulan </em>sakit, dan kamu tidak menjenguknya?
Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya jika kamu menjenguknya, engkau akan
mendapatiku didekatnya. Wahai anak cucu adam, aku meminta makanan
kepadamu, namun kamu tidak memberiku makanan kepada-Ku”, ada yang
berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana kami dapat memberi makan kepada-Mu
sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?” Allah Subhanahu wa ta’ala
berfirman, “Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya hambaku <em>fulan </em>meminta
makanan, dan kemudian kalian tidak memberinya makanan? Tidakkah engkau
tahu, seandainya engkau memberinya makanan, benar-benar akan kau dapati
perbuatan itu di sisi-Ku. Wahai anak cucu adam, Aku meminta minum
kepadamu, namun engkau tidak memberi-Ku minum” , ada yang berkata,
“Wahai Tuhanku, bagaimana kami memberi minum kepada-Mu sedangkan Engkau
adalah Tuhan Semesta Alam?” Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Seorang hambaku yang bernama <em>fulan </em>meminta minum kepadamu,
namun tidak engkau beri minum, tidakkah engkau tahu, seandainya engkau
memberi minum kepadanya, benar – benar akan kau dapati (pahala) amal itu
di sisi-Ku” <em>(Hadist diriwayatkan oleh Muslim.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 19:</strong> Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a,
beliau berkata, Rasulullah saw bersabda, “Allah ‘Azza wa Jalla
berfirman, ‘Kesombongan adalah seledangku, dan keagungan adalah
kain(sarung)ku, barangsiapa bersaing (turut memiliki) dalam salah satu
dari kedua hal tersebut, maka benar-benar akan aku lemparkan dia di
dalam neraka’ ” <em>(Hadist diriwayatkan oleh Abu Dawud, begitu juga oleh Ibn Majah dan Imam Ahmad, dengan sanad yang shahih.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 20: </strong>Dari Abu Hurairah r.a., bahwasannya
Rasulullah saw telah bersabda, “pintu – pintu surga dibuka pada hari
senin dan hari kamis, maka diampunilah setiap hamba yang tidak
mensekutukan Allah dengan sesuatu apapun, kecuali seorang laki-laki yang
diantaranya dan saudaranya bermusuhan, maka dikatakan kepadanya,
tundalah hingga keduanya berdamai, tundalah hingga keduanya berdamai,
tundalah hingga keduanya berdamai ”. <em>(hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, begitu juga oleh Imam Malik dan Abu Dawud.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 21: </strong>Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi
saw, beliu bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Ada tiga jenis orang yang
Aku menjadi musuh mereka pada hari qiyamat, seseorang yang bersumpah
atas namaku lalu mengingkarinya, seseorang yang menjual orang yang telah
merdeka lalu memakan (uang dari) harganya dan seseorang yang
memperkerjakan pekerja kemudian pekerja itu menyelesaikan pekerjaannya
namun tidak dibayar upahnya” <em>(Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan begitu juga Imam Ibnu Majah dan Imam Ahmad.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 22: </strong>Diriwayatkan dari Abu Sa’id r.a., beliau berkata, Rasulullah saw telah bersabda, “<em>“</em>Janganlah
salah seorang mencela dirinya sendiri.” Mereka bertanya, “Wahai
Rasulullah, bagaimana seseorang mencela dirinya sendiri?” Beliau
menjawab: “Dia melihat perkara Allah diperbincangkan, lalu dia tidak
mengatakan (pembelaan) kepadanya, maka Allah ‘azza wajalla akan berkata
kepadanya kelak di hari Kiamat; ‘Apa yang mencegahmu untuk mengatakan
begini dan begini! ‘ lalu ia menjawab, ‘Saya takut terhadap manusia’.
Maka Allah pun berfirman: ‘Aku lebih berhak untuk kamu takuti’.” <em>(</em><em>Hadits diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dengan sanad yang shahih.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 23: </strong>Dari Abi Hurairah r.a, beliau
berkata, telah bersabda Rasulullah saw, sesungguhnya Allah tabaaraka wa
ta’aala berfirman di hari kiamat, “Dimanakah orang – orang yang saling
mencintai karena-Ku, dihari ini (kiamat) aku menaungi mereka dalam
naunganku, dihari dimana tidak ada naungan kecuali naunganku”<em> (Hadits riwayat Bukhari, dan begitu juga diriwayatkan oleh Imam Malik.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 24: </strong>Diriwayatkan dari Abu Hurairah
r.a., beliau berkata, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya jika Allah
mencintai seorang hamba, Dia memanggil Jibril dan berfirman,
‘Sesunguhnya aku mencintai fulan, maka cintailah dia.’”, Rasulullah
selanjutnya bersabda, maka Jibril pun mencintainya, kemudian Jibril
menyeru penduduk langit, “Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka
cintailah dia”, maka para penghuni langit pun mencintainya, selanjutnya
Rasulullah saw bersabda, “dan kemudian dibumi diapun menjadi orang yang
diterima”. Dan ketika Allah membenci seorang hamba, maka Dia memanggil
Jibril dan kemudian berfirman, “Sesungguhnya aku membenci si fulan, maka
bencilah dia”, maka Jibril pun membenci si Fulan, kemudia Jibril
menyeru penduduk langit, “sesungguhnya Allah membenci si fulan, maka
bencilah dia”, Rasulullah saw melanjutkan, “maka penduduk langitpun
membenci fulan, kemudian diapun dibenci di bumi”. <em>(Hadits riwayat Muslim, dan begitu juga oleh Imam Bukhari, Malik, dan Imam Tirmidzi.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 25: </strong>Diriwayatkan dari Abu Hurairah
r.a., beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw, sesungguhnya Allah
‘azza wa jalla berfirman, <em>“</em>Siapa yang memusuhi seorang
kekasihku, maka Aku menyatakan perang kepadanya, dan tiada mendekat
kepadaku seorang hambaku, dengan sesuatu yang lebih kusukai daripada
melaksanakan kewajibannya, dan selalu hambaku mendekat kepadaku dengan
melakukan sunah – sunah sehingga Aku sukai, maka apabila Aku telah kasih
kepadanya, Akulah yang menjadi pendengarannya, dan penglihatannya, dan
sebagai tangan yang digunakannya dan kaki yang dijalankannya, dan
apabila ia memohon kepadaku pasti kukabulkan dan jika perlindung
kepadaku pasti kulindungi” <em>(Hadits riwayat Bukhari.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 26: </strong>Diriwayatkan dari Abi Umamah r.a.,
dari Nabi saw, beliau bersabda, Allah Azza Wa Jalla berfirman,
Sesungguhnya wali-wali (para kekasih) yang terbaik menurutku adalah
seorang mukmin yang ringan kondisinya, punya bagian dari shalat,
menyembah Tuhannya dengan baik, menaati-Nya saat sepi (dalam keadaan
sirri/tersembunyi), tidak dikenali orang dan tidak ditunjuk dengan jari,
rizkinya pas-pasan (hanya cukup bagi dirinya sendiri) lalu ia bersabar
atas hal itu”. Setelah itu beliau SAW mengetuk-ngetukkan tangan beliau,
kemudian beliau bersabda, “Kematiannya dipercepat, sedikit wanita yang
menangisi dan sedikit harta peninggalanya.” <em>(Hadits riwayat at-Tirmidzi, dan begitu juga ima Ahmad dan Ibnu Majah, dengan sanad hasan.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 27: </strong>Dari Masyruq, beliau berkata: kami
bertanya – atau aku bertanya – kepada Abdullah – maksudnya adalah
Abdullah Ibn Mas’ud – mengenai ayat berikut: <em>Janganlah kamu mengira
bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu
hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. </em><em>(Ali-Imran:169). </em>Ibnu
Abbas berkata, ketahuilah sesunguhnya aku benar – benar telah
menanyakan ayat tersebut (kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم), maka
beliau bersabda, “ruh-ruh mereka didalam burung-burung berwarna hijau
yang memiliki pelita-pelita yang tergantung di ‘arasy, (ruh mereka)
terbang ke surga sesuai kehendak mereka, dan kemudian kembali ke pelita,
kemudian Tuahan mereka mendatangi mereka dan berfirman, ‘Apakah ada
sesuatu yang kalian inginkan?’, mereka menjawab, ‘adakah lagi yang kami
inginkan, sedangkan kami bebas terbang ke surga sekehendak kami’, dan
hal tersebut ditanyakan kepada mereka tiga kali, dan ketika mereka
menyadari bahwa mereka tidak akan ditinggalkan (tidak ditanya lagi)
hingga mereka meminta sesuatu, mereka selanjutnya berkata, ‘Wahai Tuhan
kami, kami berharap kiranya Engkau kembalikan ruh kami ke dalam jasad
kami, hingga kami terbunuh kembali di jalan-Mu untuk kedua kalinya’,
tatkala Allah melihat bahwa mereka tidak memiliki hajat/keinginan lain
lagi, maka mereka ditinggalkan (tidak ditanya lagi)”. <em>(Diriwayatkan oleh Muslim, begitu juga oleh at-Tirmidzi, an-Nasai dan Ibnu Majah.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 28: </strong>Dari Jundub ibn Abdillah r.a.,
beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw , “Terdapat seseorang
laki-laki dari orang-orang sebelummu yang memiliki luka, kemudian dia
mengambil pisau dan melukai tanganya, maka darahnya pun terus mengalir
keluar hingga dia meninggal, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
‘hambaku telah bergegas menemuiku karena ulahnya, maka aku haramkan
baginya surga ‘” <em>(Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 29: </strong>Dari Abu Hurairah r.a.,
sesungguhnya Rasululah saw bersabda, Allah Subhanahu wa ta’ala telah
berfirman, ‘Tidak ada bagi hambaku yang beriman balasan dari-Ku, ketika
aku ambil orang yang saling dia sayangi (kekasihnya) dari penduduk
dunia, kemudian dia mengharapkan keridhaan Allah (balasan pahala dari
Alah), kecuali (pasti akan Ku balas dengan) surga’. <em>(Diriwayatkan oleh Bukhari.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 30: </strong>Diriwayatkan dari Abu Hurairah
r.a., bahwa Rasulullah saw bersabda, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
“Ketika hambaku menyukai untuk bertemu denganku, akupun senang untuk
bertemu dengannya, dan ketika hambaku benci untuk bertemu denganku,
akupun benci bertemu dengannya” <em>(diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Malik.). (Dan didalam riwayat Imam Muslim, yang menjelaskan makna hadits tersebut):</em>
dari ‘Aisyah r.anha, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw:
barangsiapa senang bertemu dengan Allah, Allah pun juga senang bertemu
dengannya, dan barangsiapa yang benci bertemu dengan Allah, Allah pun
juga benci bertemu dengannya. Aku (‘Aisyah r.a) pun bertanya, “Wahai
Nabi Allah, aku membenci mati ? kita semua membenci kematian”,
Rasulullah saw bersabda, “Tidak demikian (maksudnya), akan tetapi,
seorang mukmin ketika diberikan kabar gembira dengan rahmat Allah,
keridloan-Nya dan surga-Nya, maka dia pun senang bertemu dengan Allah,
dan Allah pun senang bertemu dengannya, sedangkan orang kafir, ketika
diberitakan kepada mereka dengan adzab Allah, dan murka-Nya maka mereka
benci bertemu dengan Allah, dan Allah pun juga benci bertemu dengan
mereka”.</li>
<li><strong>Hadits Ke – 31: </strong>Diriwayatkan dari Jundub r.a.,
bahwa Rasulullah saw diberitakan bahwa seseorang berkata, “Demi Allah,
Allah tidak akan mengampuni fulan”, dan sesungguhnya Allah Subhanahu wa
ta’ala berfirman, “siapakah yang telah bersumpah dengan nama-Ku, bahwa
aku tidak akan mengampuni fulan, sesungguhnya aku benar-benar mengampuni
fulan, dan Aku membatalkan amal-amalmu”, atau seperti perkataan/sabda
yang serupa kalimat tersebut. <em>(Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 32: </strong>Diriwayatkan dari Abu Hurairah
r.a., dari Nabi saw, beliau bersabda, seorang laki-laki yang telah
berbuat melampau batas atas dirinya sendiri, maka ketika ajalnya akan
datang, dia berwasiat kepada anaknya, kemudian dia berwasiat: Ketika aku
telah mati, bakarlah (jasad) aku, kemudian hancurkanlah sampai halus,
selanjutnya sebarkanlah abu (jasad) ku di udara di laut, karena, demi
Allah seandainya Allah menetapkan kepadaku untuk mengadzabku, Dia akan
mengadzabku dengan adzab yang belum pernah ditimpakan kepada seorangpun
(selainku). Maka mereka melakukan apa yang diwasiatkan kepadanya.
Kemudian Allah berfirman kepada bumi, Kumpulkanlah apa yang telah kamu
ambil, maka ketika lelaki itu berdiri (dibangkitkan kembali),
selanjutnya Allah berfirman, “Apa yang mendorongmu untuk melakukan
perbuatan tersebut?”, lelaki itu menjawab, “karena aku takut ( خشي )
kepada-Mu wahai Tuhanku, (dalam kalimat lain: karenat aku takut
kepada-Mu dengan menggunakan خائف )”. maka Allah pun mengampuni lakilaki
tersebut disebabkan hal tersebut (karena rasa takut kepada Allah). <em>(Diriwayatkan oleh Muslim, dan begitu juga oleh Imam Bukhari, an-Nasa’i dan Ibn Majah.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 33: </strong>Diriwayatkan dari Abu Hurairah
r.a., dari Nabi saw, salah satu dari yang di wahyukan dari Tuhannya
‘Azza wa Jalla, adalah sabdanya, “telah berbuat dosa seorang hamba
dengan suatu perbuatan maksiat/dosa, kemudian dia berkata, Ya Tuhanku
ampunilah bagiku dosaku. Maka Allah tabaraka wa ta’ala berfirman,
‘hambaku telah berbuat dosa dengan suatu perbuatan dosa, dan dia
mengetahui bahwa Tuhannya maha mengampuni dosa dan menghukum perbuatan
dosa.’, kemudian hamba tersebut berbuat dosa kembali, dan kemudian
berdoa (lagi) yaitu: Tuhanku, ampunilah bagiku dosaku. Maka Allah
tabaraka wa ta’ala berfirman, ‘hambaku melakukan perbuatan dosa, dan dia
mengetahui bahwa Tuhannya mengampuni dosa dan mengadzab perbuatan
dosa’. Kemudian hamba tersebut berbuat dosa kembali, dan kemudian berdoa
kembali yaitu: Tuhanku, ampunilah bagiku dosaku, maka Allah tabaraka wa
ta’ala berfirman, ‘hambaku telah berbuat dosa, dan dia tahu , dia
memiliki Tuhan yang Mengampuni dosa dan mengadzab perbuatan dosa.
Lakukanlah apa yang kamu kehendaki, karena aku benar-benar telah
mengampunimu’ ”. <em>(Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, dan begitu juga oleh Imam Bukhari.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 34: </strong>Diriwayatkan dari Anas r.a., beliau
berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, Allah Subhanahu wa
ta’ala berfirman, “Wahai anak cucu Adam, sesungguhnya bagimu apa yang
kamu pintakan kepadaku dan kamu mohonkankepadaku, aku mengampunimu atas
apa yang ada padamu dan aku tidak memperdulikannya (berapa besar dan
banyak dosa yang ada padamu), wahai anak adam, seandainya engkau datang
denga dosa-dosamu sebanyak awan di langit, kemudian engkau memohon
ampunanku, maka aku mengampunimu, wahai anak cucu Adam, sesungguhnya
seandainya engkau datang kepadaku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian
engkau menemuiku dengan tanpa menyekutukanku sama sekali, maka kutemui
engkau dengan ampunan sejumlah itu pula”. <em>(Hadits diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan begitu juga oleh Imam Ahmad, dan sanadnya Hasan.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 35: </strong>Diriwayatkan dari Abu Hurairah
r.a., bahwa Rasulullah saw bersabda, Tuhan kita Subhanahu wa ta’ala
setiap malam turun ke langit dunia ketika sepertiga malam terakhir,
kemudian berfirman, “Barangsiapa berdoa kepadaku, akan aku kabulkan, dan
barangsiapa meminta kepadaku, maka akan aku beri, dan barangsiapa
memohon ampunanku, maka aku ampuni”. <em>(Hadits diriwayatkan oleh Imam
Bukhari, begitu juga oleh Imam Muslim, Imam Malik, Imam Tirmidzi dan Abu
Dawud, dan dalam riwayat Muslim, </em>dengan tambahan: Allah turun (di langit dunia) hingga terbitnya fajar.)</li>
<li><strong>Hadits Ke – 36: </strong>Diriwayatkan dari Anas r.a., dari
Nabi saw, beliau bersabda: orang-orang yang beriman berkumpul pada hari
kiamat, kemudian berkata, “Hendaknya kita memohon pertolongan kepada
Tuhan kita”, kemudian mereka mendatangi nabi Adam dan berkata, “Engkau
adalah ayah umat manusia, Allah Subhanahu wa ta’ala telah menciptamu
dengan Tangan-Nya, dan telah bersujud kepadamu para Malaikat, dan engkau
telah Diajarkan (oleh Allah Subhanahu wa ta’ala) namanama segala
sesuatu, maka mintakanlah pertolongan bagi kita kepada Tuhanmu, sehingga
kita bias beristirahat dari tempat kita ini”, Nabi Adam menjawab, “Aku
tidak bisa menolong kalian (memintakan pertolongan kepada Allah),” dan
kemudian Nabi Adam menyebutkan kesalahankesalahannya, dan diapun merasa
malu (kepada Allah, untuk memintakan pertolongan), kemudian dia berkata,
“Pergilah menemui Nuh, karena sesungguhnya dia adalah Rasul pertama
yang diutus Allah kepada penduduk bumi”, kemudian mereka pun mendatangi
nabi Nuh, maka Nuh a.s pun menjawab, “Aku tidak bisa menolong kalian”,
kemudian dia menyebutkan kesalahannya yang mempertanyakan sesuatu yang
dia tidak ada pengetahuan tentangnya, karena itu dia merasa malu (untuk
memintakan pertolongan), kemudian Nabi Nuh berkata, “Temuilah Kekasih
Allah Yang Maha Pengasih (Khalilullah/Khalilurrahman, Nabi Ibrahim
a.s)”, merekapun menemuinya. Nabi Ibrahim pun menjawab, “Aku tidak bisa
menolong kalian”, kemudian beliau berkata, “Temuilah Musa, seogan hamba
yang Allah bercakap denganya, dan diturunkan kepadanya Taurat”,
merekapun menemui nabi Musa a.s., dan beliaupun menjawab, “Aku tidak
bisa menolong kalian”, kemudian beliau menyebutkan kesalahannya yang
telah membunuh seorang manusia untuk menyelamatkan diri yang lain. Dan
beliau merasa malu kepada Tuahnnya. Kemudian Nabi Musa berkata,
“Temuilah Isa, hamba Allah dan Rasul-Nya, kalimat Allah dan <em>Ruhullah</em>”,
kemudian mereka pun menemui nabi Isa a.s, Nabi Isa pun menjawab, “Aku
tidak bisa menolong kalian, temuilah Muhammad, seorang hamba Allah yang
telah diampuni dosa-dosanya baik yang telah lalu maupun yang akan
datang”, maka merekapun menemuiku (Nabi Muhammad saw), maka akupun
berangkat (menemui Allah) sehingga meminta izin kepada Tuhanku maka Dia
memberikan izin kepadaku. Dan ketika aku melihat Tuhanku, akupun jatuh
bersujud, dan Dia pun membiarkanku selama yang dikehendaki-Nya, kemudian
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Angkatlah kepalamu, dan mintalah,
aku akan berikan (yang kau pinta), dan berkatalah, maka perkataanmu
akan didengarkan, dan mintakanlah syafa’at dan syafa’atmu akan
dikabulkan”, maka akupun mengangkat kepalaku, dan aku memuji Allah
dengan segenap pujian yang telah Allah beritahu kepadaku, kemudian aku
memberikan syafa’at dan Allah menetapkan bagiku batasan (jumlah orang
yang dapat diberi syafa’at), kemudian mereka semua dimasukkan ke dalam
surga. Kemudian aku kembali menghadap Allah Subhanahu wa ta’ala, dan
ketika aku melihat Tuhanku (aku pun jatuh bersujud) sebagaimana
sebelumnya. Kemudian aku memberikan syafa’at dan Allah Subhanahu wa
ta’ala menetapkan bagiku batasan (jumlah orang yang diberi syafa’at),
maka mereka semua kemudian dimasukkan ke dalam surga. Kemudian aku
kembali menghadap Allah Subhanahu wa ta’ala untuk ketiga, keempat,
hingga aku berkata, “Tidak tersisa di dalam neraka kecuali orang-orang
yang telah ditetapkan di dalam al-Qur’an, dan orang-orang yang
ditetapkan kekal di dalamnya.” <em>(Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari (dan begitu juga Muslim, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah), </em>dan di dalam riwayat yang lain oleh <em>Imam Bukhari, </em>dengan tambahan: Nabi saw bersabda: dikeluarkan dari api neraka, seseorang yang pernah berkata: <em>laa ilaha ilallah</em>
, dan di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji jagung, dan
kemudian juga dikeluarkan dari api neraka, seseorang yang pernah berkata
<em>laa ilaha ilallah</em> dan di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji gandum, dan juga dikeluarkan dari neraka seseorang yang pernah berucap <em>laa ilaha ilallah</em> dan di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji sawi (atau seberat atom/<em>dzarrah</em>).</li>
<li><strong>Hadits Ke – 37: </strong>Diriwayatkan dari Abu Hurairah
r.a., beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw, telah berfirman
Allah Subhanahu wa ta’ala, “Aku telam mempersiapkan bagi hambaku yang
shalih, surga yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar
oleh telinga, dan tidak pernah terlintas di benak manusia”, abu
hurairah selanjutnya berkata, maka bacalah jika kamu kehendaki: “<em>seorangpun
tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam –
macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata”</em>.[QS. As- Sajdah:17] <em>(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim serta Imam Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah.)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 38: </strong>Diriwayatkan dari Abu Hurairah
r.a., bahwasanya Rasulullah saw bersabda, ketika Allah menciptakan surga
dan neraka, Dia mengutus Jibril untuk melihat neraka, dan kemudian
berfirman: Lihatlah apa yang ada di dalamnya, dan kenikmatan yang aku
janjikan kepada penghuninya di dalamnya. Rasulullah saw melanjutkan:
Kemudia Jibril datang ke surga dan melihat di dalamnya dan pada
kenikmatan yang disiapkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kepada para
penghuninya di dalamnya, kemudian Rasulullah saw mengatakan: kemudian
Jibril kembali kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan berkata, “Demi
kemulyaan-Mu, tidak seorangpun yang mendengar tentangnya, kecuali akan
memasukinya”. Kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkan untuk
menyelimuti/melingkupi surga dengan perkara-perkara yang dibenci
(berbagai kesulitan), kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman
(kepada Jibril): kembalilah ke surga, dan lihatlah apa yang telah aku
persiapkan untuk para penghuninya di dalamnya. Rasulullah saw
melanjutkan, “kemudian kembalilah Jibril ke surga, maka ketika dia
sampai di sana, benar-benar (surga) telah terlingkupi dengan berbagai
kesulitan, kemudia Jibril kembali menemui Allah Subhanahu wa ta’ala dan
berkata, ‘Demi Kemulyaan-Mu, aku benar-benar kuatir, bahwa tidak akan
seorangpun masuk ke dalamnya’. Kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala
berfirman, ‘Pergilah ke neraka, dan lihatlah di dalamnya, dan perhatikan
terhadap apa yang aku persiapkan bagi para penghuninya’. kemudian
ketika Jibril sampai di neraka, dia melihat neraka terdiri dari beberapa
tingkatan, yang satu di bawah yang lain, kemudian dia kembali menemui
Allah Subhanahu wa ta’ala dan berkata, ‘Demi Kemulyaan-Mu, Tidak
seorangpun yang mendengar tentangnya akan memasukinya’. Kemudian Allah
Subhanahu wa ta’ala memerintahkan untuk menyelimuti/melingkupi Neraka
dengan syahwat/kesenangan, dan kemudian berfirman kepada Jibril,
‘Kembalilah ke Neraka’, kemudian Jibril pun kembali ke Neraka, dan
kemudian berkata, ‘Demi Kemulyaan-Mu, hamba benar-benar kuatir, tidak
seorangpun terbebas kecuali akan memasukinya’” <em>(Hadits diriwayatkan
oleh at-Tirmidzi, dan beliau berpendapat hadits ini berdrajat hasan
shahih begitu juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibn Majah)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 39: </strong>Diriwayatkan dari Abi Sa’id
al-Khudri r.a., dari Nabi saw, beliau bersabda, “surga dan neraka
berdebat, kemudian neraka berkata: ‘bagianku (aku dimasuki) orang-orang
yang suka menindas dan sombong’, dan surga berkata, ‘bagianku
orang-orang yang lemah (dhu’afa) dan orang-orang miskin’, maka Allah
memberi keputusan diantara mereka, ‘Sesungguhnya engkau surga adalah
kasih sayangku, denganmu aku kasihi siapa saja yang aku kehendaki, dan
engkau neraka adalah adzabku, dengamu aku mengadzab siapa saja yang aku
kehendaki, dan bagi kamu berdua, akulah yang menentukan isinya’”. <em>(Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, dan juga oleh Imam Bukhari dan Imam Tirmidzi)</em></li>
<li><strong>Hadits Ke – 40: </strong>Diriwayatkan dari Abi Sa’id
al-Khudri r.a., beliau berkata, telah bersabda Nabi saw, sesungguhnya
Allah berfirman (kepada semua penduduk surga), “Wahai para penghuni
surga”, mereka menjawab, “Kami datang memenuhi panggilanmu wahai Tuhan
kami dan kebaikan ada dalam kekuasaan-Mu”, Allah berfirman, “Apakah
kalian Ridlo/puas (terhadap segala nikmat- Ku) ?”, mereka menjawab,
“apakah lagi yang membuat kami tidak ridlo wahai Tuhanku, sedangkan
engkau benar-benar telah memberikan nikmat yang tidak engkau berikan
kepada seorang lainpun dari makhlukmu”, kemudian Allah berfirman,
“maukah kalian aku berikan nikmat yang lebih baik dari itu semua?”,
mereka menjawab, “Wahai Tuhanku, nikmat yang mana lagikah yang lebih
utama dari nikmat itu semua?”, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Aku
melimpahkan kepadamu keridloanku, maka tidak akan ada lagi kemurkaanku
pada kalian setelah ini, selamanya”. <em>(Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan begitu juga oleh Imam Muslim dan Imam Tirmidzi.)</em></li>
</ol>
Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5683074235644729165.post-50263748855425481032015-10-30T06:47:00.000+07:002015-10-30T06:47:02.076+07:00IKHLAS DAN JUJUR AKAN MELAPANGKAN RIZKI<br />
Alloh SWT berfirman
kpd para Malaikat yg diserahi urusan rizqi bani Adam : "Hamba manapun yg
kalian dapati yg cita-citanya hanya satu (semata-mata utk akhirat),
jaminlah rizkinya di langit dan di bumi. Dan hamba manapun yg kalian
dapati mencari rizkinya dgn jujur krn berhati-hati mencari keadilan,
berilah dia rizki yg baik dan mudahkanlah baginya. Dan jika ia telah
melampaui batas kpd selain itu, biarkanlah dia sendiri mengusahakan apa y<span class="text_exposed_show">g
dikehendakinya. Kemudian dia tidak akan mencapai lebih dari apa yg
telah ditetapkan untuknya." (HQR Abu Naim dari Abu Hurairah ra)</span><br />
<br />
<div class="text_exposed_show">
Ya Robbana ... luruskanlah motivasi langkah2 hidup saya dgn hanya
mengharapkan ridho-Mu ... dan kuatkanlah hamba utk dapat senantiasa
jujur dan adil dalam setiap kata dan perbuatan ... aamiin yra<br />
<br />
<a class="_58cn" data-ft="{"tn":"*N","type":104}" href="https://www.facebook.com/hashtag/selamat_hari_jumat_barokah?source=feed_text&story_id=10203890226935327"><span class="_58cl">#</span><span class="_58cm">SELAMAT_HARI_JUMAT_BAROKAH</span></a><br />
<a class="_58cn" data-ft="{"tn":"*N","type":104}" href="https://www.facebook.com/hashtag/happy_friday_mubarrok?source=feed_text&story_id=10203890226935327"><span class="_58cl">#</span><span class="_58cm">HAPPY_FRIDAY_MUBARROK</span></a></div>
Abu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/05488920759163875793noreply@blogger.com0