visi

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (QS An Nahl [16]:97).



Saturday, February 20, 2016

KITA ADALAH HAMBA

Ikhwatal Islam, coba perhatikan siapa yang menciptakan langit dan bumi? Yang menciptakan laut yang bergelombang? Yang menciptakan tetumbuhan? Bahkan yang menciptakan diri kita ini? Dialah Allah. Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan sesuatu karena adanya hikmah. Manusia diciptakan tidak mungkin diciptakan sia-sia begitu saja. Allah berfirman (yang artinya): “apakah kalian mengira bahwa Kami menciptakan kalian itu dengan sia-sia? Dan apakah kalian mengira bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mu’minun: 115).

Ikhwatal Islam, sadarkah kita bahwa kita ini adalah hamba Allah. Bahwa kita ini adalah budak, seorang abdun. Kita sangat butuh kepada nikmat-nikmat Allah. Pernahkah kita berkata: “saya tidak butuh kepada nikmat Allah”, barang sekejap mata? Pernahkah kita berkata: “saya tidak butuh kepada nikmat Allah dan karunianya”, walaupun hanya sedetik? Sementara udara kita terus hirup. Kita butuh air setiap harinya. Kita pun butuh makanan setiap hari. Bayangkan apa jadinya jika kita tidak bisa menghirup udara! Bayangkan jika Allah jadikan air kering kerontang tak ada yang bisa diminum!

Bayangkan apa jadinya bila Allah tahan air hujan sehingga kita tidak bisa merasakan banyak kenikmatan! Bayangkan apabila Allah menghentikan buah-buahan untuk tumbuh dan berkembang!

Maka saudaraku, semoga Allah memuliakanmu, kita ini hamba. Sadarlah bahwa kita ini adalah hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tanyakan pada diri kita semua, apakah kita lebih suka menjadi hamba Allah ataukah menjadi hamba hawa nafsu? Ataukah kita lebih suka menjadi hamba-hamba dinar, dirham atau hamba-hamba manusia? Yang ternyata manusia tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat (tanpa izin Allah), tidak bisa memberikan pahala dan siksa (tanpa izin Allah).

Saudaraku, kita diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang paling sempurna. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “sungguh kami telah ciptakan manusia dalam bentuk yang paling bagus” (QS. At Tin: 4). Akan tetapi ketika kita tidak sadar bahwa kita adalah hamba, bahwa kita adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah Ta’ala, maka kita menjadi rendah derajatnya. Oleh karena itu setelahnya Allah berfirman, “kemudian Kami kembali ia ke tempat yang paling rendah (api neraka)” (QS. At Tin: 5).

Akibat dari apa? Akibat ia tidak sadar bahwa ia adalah hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Anda punya mobil? Anda punya hotel? Anda punya rumah mewah? Anda seorang jendral? Anda seorang yang berkedudukan tinggi? Anda seorang presiden? Baiklah. Siapa yang memberikan itu semua kepada anda? Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kalau Allah mau mencabut itu semua dari kita dan dari anda, bagi Allah itu mudah sekali. Betapa banyak kaum yang Allah berikan kepada mereka kenikmatan lalu sekonyonh-konyong Allah cabut dari mereka akibat maksiat yang mereka lakukan.

Saudaraku, semoga Allah memuliakanmu. Betapa kita harus menyadari bahwa kita adalah hamba Allah yang telah diberikan berbagai macam nikmat oleh Allah. Tidak ada yang bisa disombongkan dari kita. Kita lemah. Harta yang kita miliki, kedudukan yang kita tempati, ketampanan yang kita miliki, semuanya diberikan oleh Allah. Jadi untuk apa kita sombongkan? Semua itu akan ditanya oleh Allah kelak.
Allah Rabbul Izzati wal Jalalah, menyebut hamba-hambanya dengan pemuliaan. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “dan hamba-hamba Ar Rahman yang itu adalah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan” (QS. Al Furqan: 63). Di sini Allah menisbatkan “hamba-hamba” dengan “Ar Rahman” menunjukkan pemuliaan. Kita tidak ingin menjadi hamba harta, hamba kedudukan, hamba dunia.

Kata Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, “celaka hambanya dinar, celaka hambanya dirham, celaka hambanya khamisah (sejenis baju)” (HR. Al Bukhari). Subhaanallah, tentu kita tidak ingin kita yang diciptakan sebagai hamba yang mulia kemudian kita menjadi rendah karena menghambakan diri kepada makhluk.

Kita hamba Allah, dan kita bangga dengan penghambaan kepada Allah. Menghambakan diri kepada Allah adalah kemuliaan. Karena Allah lah yang memiliki kemuliaan. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “perbanyaklah mengucapkan ‘yaa dzal jalali wal ikram‘” (HR. Tirmidzi, dishahihkan Al Albani dalam Ash Shahihah).

Anda ingin mendapatkan keagungan? Anda ingin mendapatkan kemuliaan? Maka ingatlah, keagungan dan kemuliaan itu milik Allah. Siapa yang memuliakan Allah, Allah akan jadikan ia mulia di hadapan manusia. Siapa yang mengagungkan Allah, Allah jadikan ia agung di hadapan manusia.
Lihatlah para Nabi, mereka agung dan mulia di mata manusia. Kenapa? Karena mereka memuliakan dan mengagungkan Allah. Lihatlah para Malaikat, mereka mulia di mata manusia. Siapa diantara kita yang tidak ingin disebut “anda bagaikan malaikat!”. Saya yakin kalau ada orang yang disebut “anda bagaikan malaikat!” dia akan tersanjung. Karena ia tahu bahwa Malaikat adalah makhluk yang senantiasa taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Tapi bagaimana jika anda dikatakan “anda seperti iblis!”, anda tentu akan marah. Kenapa? Karena iblis bermaksiat kepada Allah. Demikian lah orang-orang yang bermaksiat kepada Allah, yang tidak sadar bahwa dirinya adalah hamba. Yang ia pun sombong dari menjalankan perintah-perintah Allah. Maka Allah jadikan ia hina di hadapan manusia. Allah jadikan ia hina di hadapan seluruh makhluk.
Mana yang lebih anda sukai? Nanti pada hari kiamat anda berkumpul dengan para Nabi dan orang-orang shalih? Ataukah berkumpul dengan Fir’aun, Qarun dan Haman? Tentu anda akan berkata “saya ingin berkumpul dengan para Nabi”. Kenapa? Karena mereka orang-orang yang menaati Allah, mengagungkan Allah dan memuliakan Allah. Maka wahai saudaraku, apabila kita sebagai seorang hamba ingin mencari kemuliaan, muliakanlah Allah. Apabila kita sebagai seorang hamba ingin mencari keagungan, agungkanlah Allah. Karena Allah lah yang memiliki kemuliaan dan keagungan.

Sadarilah bahwa diri kita adalah seorang hamba. Makanya disebutkan dalam sebuah atsar, “semoga Allah merahmati seorang hamba, yang menyadari siapa dirinya”. Kita harus tahu diri bahwa kita ini hamba Allah, diciptakan oleh Allah, diberi segala kenikmatan oleh Allah, berarti tugas kita adalah bersyukur kepada Allah dan menyadari bahwa kita akan kembali kepada Allah. Kemudian pada hari itu kita akan ditanya oleh Allah tentang perbuatan-perbuatan kita.

Kita diciptakan oleh Allah untuk tujuan yang agung yaitu ibadah. Maka mintalah pertolongan dari Allah agar kita dibantu memperbaiki ibadah kita kepada Allah. Makanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berdoa:
/allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika/
Ya Allah bantulah aku agar senantiasa berdzikir kepada-Mu, mensyukuri nikmat-Mu dan memperbaiki ibadahku kepada-Mu” (HR. Abu Daud, Ibnu Hibban, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam merasa bangga dirinya sebagai hamba. Beliau bersabda, “sesungguhnya aku ini adalah hamba. Maka katakanlah tentangku: hamba Allah dan Rasul-Nya” (HR. Al Bukhari). Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengatakan: “aku ini adalah hamba”! Manusia yang paling tinggi derajatnya di sisi Allah ternyata ia tidak malu untuk menyatakan: “aku ini hamba Allah”.

Bahkan para malaikat pun tidak merasa sombong untuk berkata bahwa mereka adalah hamba Allah. Karena menjadi hamba Allah itu mulia. Sedangkan mereka yang mencari kedudukan duniawi, mereka tidak sadar bahwa mereka menghambakan diri kepada makhluk. Rendah. Mereka tidak sadar bahwa mereka menghambakan diri kepada harta. Rendah. Mereka tidak sadar bahwa mereka menghambakan diri kepada hawa nafsu. “Sesungguhnya hawa nafsu selalu menyeret kepada keburukan” (QS. Yusuf: 53).

Maka saudaraku, sadarkan bahwa kita ini adalah hamba? Kata Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, “siapa yang berucap: Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam sebagai Nabiku, maka ia wajib masuk ke dalam surga” (HR. Muslim).

Indah jika kita menghambakan diri kepada Allah. Semakin kita berusaha menghambakan diri, kita akan semakin mendapatkan kesempurnaan di sisi Allah. Semoga yang sedikit ini mengingatkan diri kita bahwa kita ini hamba, dan bahwa kewajiban kita adalah menghambakan diri kepada Allah dengan merealisasikan semua ibadah hanya kepada Allah. Doa kita hanya kepada Allah, tawakkal kita hanya kepada Allah, harap kita kepada Allah, cinta dan benci kita karena Allah, dan semua ibadah hanya kepada Allah. Allah berfirman (yang artinya), “katakanlah: sesungguhnya shalat, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Rabbul ‘alamin” (QS. Al An’am: 162).
Subhanallah, itulah mereka hamba-hamba yang mulia. Maka jadikanlah kita mulia dengan menghambakan diri kepada Allah.
***
Ust. Badrusalam Lc.
Dari Buletin Al Hikmah edisi 3-46, diterbitkan oleh Radio Rodja

KAUM GAY, Inilah Wahyu Allah Ta'ala ttg Anda


Gay adalah istilah untuk aktifitas seksual yang dilakukan antara laki-laki dengan laki-laki.
Salah satu aktifitas utama kaum gay dalam menyalurkan hasrat seksual mereka adalah sodomi (liwath) , yang secara istilah Syar’i definisinya adalah memasukkan kepala dzakar /penis kedalam dubur pria lainnya2. Nah, perbuatan kaum gay jenis inilah yang menjadi pembahasan utama artikel kali ini.

Perbuatan sodomi (liwath) tersebut adalah perbuatan yang diharamkan berdasarkan Al Qur’an, As Sunnah dan Al-Ijma’.

Allah Ta’ala telah mengharamkan perbuatan sodomi ini di dalam Al Qur’an dan As-Sunnah, oleh karena itulah, para ulama bersepakat (Al-Ijma’) atas keharaman sodomi ini, sebagaimana hal ini disebutkan oleh Ibnu Qudamah rahimahullah :
أجمع أهل العلم على تحريم اللواط ، وقد ذمه الله تعالى في كتابه ، وعاب من فعله ، وذمه رسول الله صلى الله عليه وسلم
“Ulama bersepakat atas keharaman sodomi (liwath). Allah Ta’ala telah mencelanya dalam Kitab-Nya dan mencela pelakunya, demikian pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau mencelanya”.

Adapun dalil dari wahyu Allah, baik dalam Al Qur’an maupun As-Sunnah tentang perbuatan sodomi yang dilakukan oleh kaum gay tersebut, maka penyusun sebutkan di tengah-tengah penjelasan di bawah ini.

Inilah Wahyu Allah tentang status pelaku sodomi yang dilakukan oleh kaum gay!

1. Kaum gay! Inilah firman Allah Ta’ala yang menjelaskan bahwa pelaku sodomi telah melakukan perbuatan yang sangat hina dan menjijikkan!

Allah Ta’ala berfirman :
{وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ}
Dan (Kami juga telah mengutus Nabi) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kalian mengerjakan perbuatan yang sangat hina itu, yang belum pernah dilakukan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelum kalian?” [Al-A’raaf: 80].

Dalam ayat yang agung ini, Allah Ta’ala menyebutkan bahwa perbuatan sodomi antar sesama pria, yang dilakukan oleh kaum Nabi Luth ‘alaihis salam, merupakan perbuatan fahisyah.
Sedangkan fahisyah adalah suatu perbuatan yang sangat hina dan mencakup berbagai macam kehinaan serta kerendahan.

Hal ini sebagaimana penafsiran ahli tafsir, Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah, ketika beliau menjelaskan fahisyah dalam ayat ini,
الخصلة التي بلغت – في العظم والشناعة – إلى أن استغرقت أنواع الفحش
“Perbuatan yang sampai pada tingkatan mencakup berbagai macam kehinaan, jika ditinjau dari sisi besarnya dosa dan kehinaannya!”. [Tafsir As-Sa’di]

Dan firman Allah Ta’ala :
{مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ}
“…yang belum pernah dilakukan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelum kalian?” [Al-A’raaf: 80].
Maksudnya : bahwa perbuatan sodomi yang telah dilakukan kaum Nabi Luth ‘alaihis salam tersebut, belumlah pernah dilakukan oleh seorangpun sebelum mereka.

Hal ini disebabkan sodomi itu adalah perbuatan menyelisihi fitroh yang sangat menjijikkan ,karena seorang laki-laki mensetubuhi dubur laki-laki lain, sedangkan di dalam dubur itu adalah tempat kotoran besar yang bau, kotor, jorok lagi menjijikkan! Sehingga pantaslah fitrah yang lurus pastilah menolaknya!

2. Kaum gay! Inilah firman Allah Ta’ala yang menjelaskan bahwa pelaku sodomi telah melakukan perbuatan yang melampui batas!

Allah Ta’ala berfirman :
{إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ ۚ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ}
Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kalian ini adalah kaum yang melampaui batas. [Al-A’raaf: 81].

Pakar ilmu tafsir, Al-Baghawi rahimahullah, menjelaskan makna “musyrifiin (melampui batas)” dalam ayat ini,
مجاوزون الحلال إلى الحرام
“Melampui batasan yang halal (beralih) kepada perkara yang haram”. [Tafsir Al-Baghawi].

Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah berkata :
متجاوزون لما حده اللّه متجرئون على محارمه
“Melampui batasan yang telah Allah tetapkan lagi berani melanggar larangan-Nya yang haram dikerjakan”. [Tafsir As-Sa’di].

3. Kaum gay! Inilah firman Allah Ta’ala yang menyebutkan bahwa pelaku sodomi sebagai pelaku kriminal!

Allah Ta’ala berfirman :
{وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا ۖ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِينَ}
Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kriminal itu. [Al-A’raaf: 80].

Dalam ayat di atas, Allah Ta’ala sebut kaum Nabi Luth ‘alaihis salam yang melakukan perbuatan sodomi tersebut dengan sebutan “para pelaku kriminal”!
Dengan demikian, mereka ini sesungguhnya layak untuk disebut “penjahat seksual”, karena telah melakukan kejahatan (kriminal) dalam menyalurkan hasrat seksual mereka ditempat yang terlarang.

4. Kaum gay! Inilah firman Allah Ta’ala yang menyebutkan bahwa pelaku sodomi sebagai kaum perusak dan orang yang zhalim.

Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Al-‘Ankabuut:
{قَالَ رَبِّ انْصُرْنِي عَلَى الْقَوْمِ الْمُفْسِدِينَ}
  (30) (Nabi) Luth berdoa: “Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan adzab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu”.
{وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا إِبْرَاهِيمَ بِالْبُشْرَىٰ قَالُوا إِنَّا مُهْلِكُو أَهْلِ هَٰذِهِ الْقَرْيَةِ ۖ إِنَّ أَهْلَهَا كَانُوا ظَالِمِينَ}
(31) Dan tatkala utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami akan menghancurkan penduduk negeri (Sodom) ini; sesungguhnya penduduknya adalah orang-orang yang zhalim“.

Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah berkata :
فأيس منهم نبيهم، وعلم استحقاقهم العذاب، وجزع من شدة تكذيبهم له، فدعا عليهم و { قَالَ رَبِّ انْصُرْنِي عَلَى الْقَوْمِ الْمُفْسِدِينَ } فاستجاب اللّه دعاءه.
“Maka Nabi mereka (Luth) putus asa terhadap (taubatnya) mereka, sedangkan beliaupun mengetahui bahwa kaumnya memang layak mendapatkan adzab dan beliau mengeluh (kepada Rabbnya) akan sikap mereka yang mendustakan diri beliau. Lalu beliaupun “Berdoa: “Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan adzab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu”, maka Allahpun mengabulkan do’a beliau”

5. Kaum gay! Inilah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menyatakan bahwa pelaku sodomi itu dilaknat.

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad (2915) dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
( لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ ، لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ ، ثَلاثًا )
“Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth. Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth, beliau sampaikan sampai tiga kali ”. [Dihasankan Syaikh Syu’aib Al-Arna`uth].

Seseorang yang dilaknat oleh Allah, berarti dimurkai oleh-Nya, dan dijauhkan dari rahmat-Nya.

6. Kaum gay! Inilah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menyatakan bahwa pelaku sodomi dan pasangannya itu dihukum mati.

Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
( مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ )
“ Barangsiapa yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Nabi Luth, maka bunuhlah pelaku dan pasangannya” [HR Tirmidzi dan yang lainnya, dishahihkan Syaikh Al-Albani]

7. Kaum gay, bertaubatlah! Janganlah Anda tenggelam dalam kemabukan cinta yang menjijikkan sebagaimana disebutkan dalam firman Allah berikut ini
Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Al-Hijr: 72, tentang demikian mabuknya kaum Nabi Luth ‘alaihis salam dalam kecintaan terhadap sodomi,
{لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ}
(72) (Allah berfirman): “Demi hidupmu (Nabi Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (dalam kecintaan terhadap sodomi)”.

Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah berkata :
وهذه السكرة هي سكرة محبة الفاحشة التي لا يبالون معها بعذل ولا لوم
“Kemabukan ini adalah kemabukan cinta terhadap perbuatan yang sangat hina itu, yang seiiring dengan tidak menggubris (tidak malu) terhadap cercaan dan celaan”.
Sangat pantas kaum gay di zaman Nabi Luth ‘alaihis salam tidak mempan peringatan, karena mereka sudah ‘tebal muka’ dan sirna rasa malu dari melakukan perbuatan yang menjijikkan tersebut, sehingga tidak tersisa bagi mereka kecuali datangnya siksa yang keras! Apakah siksa untuk mereka itu?

8. Kaum gay! Inilah firman Allah Ta’ala yang menyebutkan bahwa Allah pernah menyiksa pelaku sodomi dengan siksaan yang sangat mengerikan.

Dalam QS. Al-Hijr: 73-76, Allah Ta’ala mengkabarkan tentang adzab yang ditimpakan kepada kaum Nabi Luth ‘alaihis salam , yaitu berupa siksaan yang sangat mengerikan,
{فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُشْرِقِينَ}
(73) Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit.
{فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ}
(74) Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.
{إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِلْمُتَوَسِّمِينَ }
(75) Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda.

Kaum gay ! Itulah akibat yang dirasakan oleh kaum yang tidak menaati Nabi mereka, telah sampai kepada mereka peringatan darinya, namun mereka enggan bertaubat dari kemaksiatan mereka tersebut.

Janganlah Anda -wahai kaum gay- mengikuti jejak kaum Nabi Luth ‘alaihis salam tersebut!

Kesimpulan :
Sodomi (liwath) adalah salah satu bentuk kriminal yang paling berat dan termasuk dosa yang paling menjijikkan serta salah satu dosa besar, sehingga Allah pun menyiksa pelakunya dengan siksaan yang tidak ditimpakan kepada umat manapun!
Sodomi (liwath) merupakan penyakit yang menyimpang dari fitroh yang lurus, menunjukkan ketidakberesan akal pelakunya, lemahnya keimanannya dan dimurkai oleh Rabbul ‘alamin!
Nas`alullahas salamah wal ‘afiyah… Amiin.

***
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Artikel Muslim.or.id