San Fernando Valley memiliki nama lain “The Hollywood of Porn” atau plesetan “San Pornando Valley” alias Lembah Porno. Di sinilah pusat tempat diproduksinya berbagai film biru made in Amerika yang menurut catatan yang ada jumlahnya sangat fantastis, yakni setiap 39 menit, sebuah film biru dilahirkan dari lembah ini.
Menurut catatan Paul Fishbein, President of Adult Video News (AVN), setiap bulan lembah ini menghasilkan film sejenis sebanyak 5 sampai 10 ribu judul. Tak heran jika sebuah toko film biru di Amerika mampu memiliki stok 35.000 judul film dewasa dan sanggup menjual 10.000 sampai 14.000 keping DVD perbulannya. Bahkan sebuah film porno yang dianggap bagus akan bisa terjual sebanyak 10.000 keping DVD pada bulan pertamanya. Ini angka yang dahsyat, karena bila Hollywood digabungkan dengan Bollywood, mereka masih tak mampu untuk menyainginya.
Dominasi Yahudi Dalam Pornografi Dunia
“Jewish Dominance in the Porn Industry”. Dominasi Yahudi dalam Industri Porno. Ini merupakan sebuah judul artikel yang dimuat dalam Jewish Quarterly (UK, 2005). Tulisan ini dengan jujur menyatakan jika pelopor industri porno di Amerika adalah orang-orang Yahudi yang datang secara bergelombang dari Eropa.
Kegiatan orang-orang Yahudi dalam bisnis ini bisa digolongkan dalam dua kelompok: bergerak dalam bidang penerbitan cabul (buku, majalah, kalendar, kartu-kartu, dan sebagainya), dan yang lainnya bergerak dalam bidang film. Meskipun orang-orang Yahudi di Amerika kala itu hanya sekira dua persen banyaknya dari mayoritas penduduknya, namun mereka telah menjadi pelopor dan sangat terkenal dalam dunia pornografi. Yahudi-Yahudi ini kebanyakan berasal dari imigran Yahudi Jerman yang datang secara bergelombang di tahun 1890 hingga 1940.
Setelah Perang Dunia II berakhir, seorang pengusaha Yahudi bernama Reuben Sturman meroket namanya sebagai penulis buku porno di Amerika. Sturman bahkan dijuluki sebagai “The Porn Walt Disney”. Menurut catatan Departemen Kehakiman, sepanjang tahun 1970-an, kekayaan Sturman sangat banyak dan nyaris uangnya berputar di semua lini industri pornografi Amerika. Tahun 1980-an saja Sturman diketahui telah memiliki sekurangnya 200-an toko buku porno di seluruh Amerika. Karir Sturman berhenti setelah dia diketahui terlibat dalam penggelapan pajak dan kejahatan lainnya sehingga dipenjara dan akhirnya meninggal dalam penjara di tahun 1997.
Meninggalnya Sturman tidak berarti berhentinya industri pornografi miliknya. Puteranya, David, melanjutkan bisnis pornografinya dan menjadikannya sebagai usaha keluarga.
Salah satu kerabat dari Sturman bernama Steven Hirsch, 43 tahun, mengembangkan sayap bisnis keluarga ini ke ranah dunia maya, sehingga sekarang dia dijuluki sebagai “The Porn Microsoft” atau “The Porn Bill Gates”.
Penciuman Hirsch memang tajam. Dengan mengembangkan sayap bisnisnya ke dunia maya, keuntungan yang didapatnya luar biasa. Masyarakat pengguna internet global diketahui membelanjakan uang sebesar US $3,075 setiap detiknya! Lebih dari 3 juta pengguna internet dunia juga diketahui mengetikkan kata “Porn” atau sejenisnya di mesin pencari setiap harinya untuk bisa melihat-lihat konten cabul, walau banyak yang tidak gratis alias harus membayar. Dunia maya adalah dunia tanpa batas, murah, dan Hirsch tahu itu.
Dalam era tahun 1970-1980-an, nama Ron Jeremy mengemuka dalam industri ini dan disebut-sebut sebagai King David Modern, tentu saja dalam versi Talmudian, yang hidupnya selalu dikelilingi perempuan-perempuan muda nan cantik, dan cabul…
Hegemoni kaum Yahudi di dalam industri porno Amerika, dan tentu saja juga dunia, tidaklah berdiri sendiri. Mereka juga bekerjasama, malah sangat erat, dengan pengusaha-pengusaha Yahudi di bidang media massa, baik cetak maupun elektronik. Kolaborasi Yahudi ini menghasilkan industri trend dunia di mana sisi seksualitas manusia dieksploitasi dengan ‘sangat kreatif’ sehingga banyak sekali simbol-simbol atau kalimat-kalimat cabul atau yang berkenaan dengan pornografi yang muncul secara tersembunyi di banyak produk, seperti lagu, majalah, fesyen, film dewasa, bahkan film anak-anak seperti yang dilansir oleh Walt Disney Production.
Industri trend Amerika seperti Hollywood, akhirnya tidak hanya menyihir generasi muda Amerika sendiri, namun juga menyihir generasi muda seluruh dunia yang begitu ingin meraih apa yang disebut-sebut sebagai “The American Dream”. Abraham H. Foxman, Direktur Nasional ADL, dengan penuh percaya diri berkomentar, “Siapa pun dia, Yahudi atau bukan, yang masuk ke dalam industri pornografi, sama saja dengan mereka yang masuk dan ingin meraih mimpi Amerika…”
Pornografi dan Indonesia
Indonesia telah mengklaim sebagai negeri mayoritas Muslim terbesar dunia. Namun klaim ini ternyata tidak paralel dengan apa yang diperbuat para penguasanya. Tanpa malu-malu Indonesia menjadi negara kedua di Asia setelah Jepang yang secara resmi mengizinkan peredaran majalah Playboy versi Indonesia. Ini yang terlihat di permukaan, di bawah permukaan tentu lebih dahsyat lagi. [tamat/rz]
No comments:
Post a Comment