Oleh : KH Abdullah Gymnastiar
Berhati-hatilah di bulan suci ini dari perbuatan maksiat. Setiap perbuatan kita disaksikan oleh Allah SWT, dan benar-benar akan kembali kepada kita. Tidak ada yang perlu kita risaukan kecuali tingkah laku kita sendiri. Kita harus serius menghindarkan diri dari dosa.
Allah SWT berfirman dalam QS. Az-Zalzalah ayat 7 :
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
Penting sekali keyakinan akan hal ini, karena seringkali kita capai memikirkan sikap orang lain kepada kita. Padahal yang efektif kembali kepada kita adalah tingkah laku kita sendiri.
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, (QS. Al-’Isra’ [17] : 7)
Balasan dari dosa paling dekat dan efektif adalah ketidaktenangan hati. Walau pun rumah mewah, uang melimpah, hati akan gelisah, maka harta itu tidak berarti apa-apa. Hidup ini dibatasi oleh waktu, ahli surga, ahli neraka, yang sukses, yang bangkrut, semua kota di dunia juga sama, berlaku waktu 24 jam. Kita tidak bisa menyalahkan waktu, kita harus memiliki kemampuan menentukan skala prioritas, karena kita tidak bisa mengamalkan semua amalan, kita tidak bisa mencari semua ilmu, kita pun tidak bisa melakukan semuanya dengan sendirian.
Ketika di hadapan kita ada ular dan makanan, maka tentunya kita akan memprioritaskan dulu mengatasi ular. Karena ular berbahaya. Maka hidup pun demikian, harus kita prioritaskan menghindarkan yang bisa membahayakan kita lebih dahulu, yakni dosa.
Sedangkan pahala dari Allah SWT, maka jangan diragukan, itu sudah menjadi janji Allah, akan tetapi batas dosa-dosa kita, maka segeralah diatasi sebelum dosa mematuk kita. Bagi orang beriman, dosa seperti melihat gunung yang mau roboh kepada dirinya.
Allah SWT menciptakan istighfar untuk menggugurkan dosa. Wudhu pun bisa menggugurkan dosa, sebagaimana halnya shalat ibarat terdapat sungai di depan rumah kita untuk mandi, senantiasa membersihkan diri. Jumat ke Jumat mengggurkan dosa. Ramadan pun benar-benar difasilitasi oleh Allah SWT supaya bisa membersihkan kita dari berbagai dosa.
Setiap dosa dari mulai baligh hingga saat sekarang ada catatannya dan sempurna balasannya. Dosa akan seperti ranjau. Setiap dosa dilakukan maka seperti ada ranjau yang kita simpan di depan kita. Ciri yang paling khas hidupnya akan diliput kegelisahan, ketidaknyaman dan menyesakkan hati. Di saat ranjau ada di hadapan kita, sedangkan Ramadan datang, maka bisa menggilas ranjau-ranjau itu. Tetesan-tetesan air mata pun bisa membilas ribuan dosa kita. Selesai Ramadan melangkah akan lebih nyaman mengarungi sisa umur. Benar kesulitan akan ada, tapi beda, kita bisa melihat hikmah dan solusi di dalamnya, serta jika ada bahaya. Apabila kita sudah diampuni maka hidup pun akan lebih nyaman. Karena yakin dengan jaminan Allah.
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. Ath-Thalaq [65] : 2)
Bila sukses Ramadan, berbagai persoalan akan dituntun solusinya, dituntun kepada takdir-takdir terbaik kita, walau banyak masalah, tapi hati dibuat mantap dalam menghadapinya.
No comments:
Post a Comment