visi

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (QS An Nahl [16]:97).



Thursday, March 24, 2011

Ayah pelukis masa depan anak

Oleh: Muhammad Yusuf Efendi

Ayah adalah pelukis kehidupan anaknya, dan akan menjadi bagian penoreh sejarah kehidupannya. Bahkan keberhasilan anak yang menoreh sejarah yang hebat, akan melibatkan peran ayah sebagai guru bagi anaknya. Setiap gores pena kehidupan seorang ayah akan menampilkan bentuk kehidupan yang akan dimiliki oleh anaknya kelak.

Masa muda bagi anak adalah masa yang menyenangkan, masa mereka melihat hal yang baru, dan mencobanya. Masa mereka mulai untuk mandiri menapaki jalan hidupnya sendiri. Masa seorang anak mulai melakukan sesuatu yang mirip dengan apa yang dapat dilakukan oleh ayahnya. George Bernard Shaw mengatakan bahwa “Masa muda adalah masa terindah; sayang sekali orang muda suka menyia-nyiakannya.” Ayah adalah pengantar anak-anaknya untuk menghadapi masa muda dengan hal-hal yang dapat mendatangkan manfaat. Prinsip berbagi manfaat yang diajarkan Al-Quran kepada kita adalah, kebaikan yang dilakukan kepada orang lain, pada akhirnya akan kembali kepada pelakunya sendiri. Kitalah yang akan lebih banyak menerima manfaat daripada orang yang menerima pertolongan kita. Allah SWT berfirman di surat Al-Isra’ ayat ke-7.

إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri,”(QS. Al-Isra’[17]:7)

Karya monumental terbesar dari seorang ayah dalam hidupnya adalah ketika ia mampu membentuk anak-anak yang kuat dan soleh yang bermanfaat bagi ummat ini. Mereka menjadi muslim yang kuat dan kokoh, menjadi duta masyarakatnya dengan ilmu yang dimilikinya. Dari sahabat Abu Hurairah RA, bersabda Rasulullah SAW, “Mu’min yang kuat lebih dicintai Allah dari mu’min yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan. Bersemangat lah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan merasa malas, dan apabila engkau ditimpa sesuatu maka katakanlah “Qodarulloh wa maa syaa’a fa’al, Telah ditakdirkan oleh Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi”(HR. Muslim)

Allah SWT berfirman di surat An-Nisa yang ditujukan kepada orang tua,

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”(QS. An-Nisa[4]:9)

Dalam tafsirnya Ibnu Katsir mengatakan Ali bin Abi Thalhah berkata dari Ibnu ‘Abbas RA, ”Ayat ini berkenaan dengan seorang laki-laki yang meninggal, kemudian seseorang mendengar ia memberikan wasiat yang membahayakan ahli warisnya, maka Allah SWT memerintahkan orang yang mendengarkannya untuk bertakwa kepada Allah serta membimbing dan mengarahkannya kepada kebenaran.”

Keberhasilan masa depan anak bukan karena umur atau kemampuan terbatas yang dimilikinya. Ayahnya harus mampu mengayunkan kuas di atas kain kanvas. Kecantikan lukisan dibentuk dari beberapa ayunan kuas yang banyak, mereka se irama dan saling mengisi. Perpaduan warna yang indah disertai gradasi warna yang anggun membentuk pelangi di langit. Warna biru dan putih membentuk warna air di laut lepas. Warna hijau membentuk suasana pepohonan yang berjajar terlihat anggun. Semua goresan kuas sang ayah membentuk semua warna kehidupan si anak. Menari-nari mengikuti irama kehidupan.

Masih ingat cerita kesuksesan penyanyi Susan Boyle? Seorang ibu warga negara inggris yang sudah berumur 47 tahun. Ia ingin merubah nasib hidupnya dengan mengikuti kontes Britains Got Talent tahun 2009. Hari itu adalah tepat hari sabtu tanggal 11 April. Ibu yang bakatnya diketahui oleh jagad raya setelah berumur 47 tahun ini, akhirnya di babak final memang kalah dengan kelompok anak muda yang menampilkan tarian mirip breakdance. Akan tetapi semangat perubahan, tidak mengenal lelah, dan indahnya alunan suara yang keluar dari mulutnya, membuat para hadirin terpana. Membuat inspirasi para ibu-ibu usia senja di belahan dunia. Bahkan ada seorang juri yang berdiri dan membuka mulutnya seakan-akan ingin mengucapkan Wow! Fantastic! Tahukah anda, respon pertama kali dari orang-orang yang berada di gedung Britains Got Talent ketika ia tampil di podium dan ditanya oleh dewan juri, berapa umur anda? Jawabannya yang jujur 47 tahun, membuat para hadirin yang melihat penampilan seorang ibu normal seperti ibu rumah tangga kebanyakan sedikit meragukan kemampuan talennya. Mana mungkin ibu ini sanggup bersaing dengan rifal-rifal lainnya, batin para hadirin.

Semua orang tahu, bahwa Britains Got Talent adalah kancah anak-anak muda berbakat yang ingin mendunia kan bakatnya. Melejitkan kemampuannya untuk menjadi artis dunia. Mereka harus melalui beberapa babak yang sulit untuk bisa tampil di depan dewan juri. Tidak jarang mereka harus berlatih keras berbulan-bulan untuk tampil sebagai peserta yang muncul di layar tv. Terlihat dari kaca tv pada saat itu dari kursi hadirin, beberapa anak perempuan muda yang menampilkan mimik wajah meragukan dan bahkan terlihat mencemohkannya ketika mendengar jawaban Susan bahwa ia berumur 47 tahun! Mereka saling berpandangan seakan-akan tidak percaya seorang ibu berumur 47 tahun berani tampil dalam acara yang sangat sulit untuk menang ini. Tahukah anda Susan berhasil melejitkan bakatnya pada usia 47 tahun? Dan sekarang ia menjadi jutawan dan orang terkenal dalam usia senjanya. Menjadi orang yang ditulis di media-media internasional sebagai ibu yang berhasil dalam karir senjanya.

Tahukah anda apa yang diucapkan oleh Susan ketika ia berhasil dalam kontes talennya?

“I don’t believe it! I don’t believe it! ”

Semua orang termasuk seorang ayah kepada anaknya, terkadang tidak mengira bahwa dengan bakat yang dianggap kecil, dapat merubah semua jalan hidupnya. Akan tetapi ketika lukisan sang ayah berhasil diselesaikan nya dengan baik, maka seorang ayah dan anak akan menemukan bakat anak yang dimilikinya. Bukan saja bakat! bahkan kesuksesan hidup anaknya. InsyaAllah.

Mengantarkan anak menemukan kesuksesan dirinya adalah tugas mulia seorang ayah. Memunculkan kesuksesan pada diri anak adalah suatu proses yang terkadang tidak pendek. Tidak mustahil akan ditemukannya pada saat anak sudah berumur dan ayah menjelang umur kematian. Proses penemuan ini memerlukan ketekunan dan kekuatan kesabaran dari orang tuanya, khususnya adalah ayahnya. Karena itu dalam melukis masa depan anak, bagi seorang ayah ada tiga bekalan yang tidak boleh ditinggalkannya, yaitu sabar, sabar dan sabar. Kesabaran itu terkadang pahit, akan tetapi manis buahnya. Kesabaran seperti yang dimiliki oleh Nabiullah Ya’kub AS ketika menghadapi kejahatan kakaknya Yusuf AS dan hilangnya anak tercinta, Yusuf AS. Kesabaran Ya’kub AS ini diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al-Quran surat Yusuf ayat 18.

وَجَاءُوا عَلَىٰ قَمِيصِهِ بِدَمٍ كَذِبٍ ۚ قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ فَصَبْرٌ جَمِيلٌ ۖ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَىٰ مَا تَصِفُونَ

“Mereka datang membawa baju gamis nya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya’qub berkata: ‘Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang di mohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan’”. (QS. Yusuf[12]:18)

Pengetahuan akan kebenaran dari seorang nabi tidak menjadikan Ya’kub AS menghardik anak-anaknya. Ya’kub AS tahu bahwa walaupun ia mengatakan bahwa anak-anaknya semua adalah pembohong dan sesungguhnya telah membuang Yusuf AS, tetap saja anak-anaknya tidak akan mengakuinya. Pengetahuan kenabian yang tidak diketahui oleh anak-anaknya, tidak menyebabkan Ya’kub AS membela pendapatnya, “Pokoknya kamu salah, dan aku tahu aku yang paling benar.” Akan tetapi Nabiullah Ya’kub AS justru menguatkan kesabaran dengan mengucapkan, “maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku).” Subhanallah. Seorang tipe ayah yang tetap dengan kebenaran dan kesabaran walaupun sulit menunjukkannya langsung kepada anak-anaknya. Akan tetapi semua ini akan dijawab oleh Allah SWT yang mengetahui dan mengatur segala sesuatu yang terjadi di jagad raya ini.



No comments:

Post a Comment