visi

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (QS An Nahl [16]:97).



Sunday, December 19, 2010

HASAD ( DENGKI )


Hasad itu merupakan buah dari sifat dendam yang terkutuk. Hasad itu sendiri akan menghasilkan beberapa sifat tercela sbb :

"Hasad dapat memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar" (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

"janganlah kamu dengki mendengki, jangan putus memutuskan hub persaudaraan, jangan benci membenci, jangan belakang membelakangi dan jadikanlah kamu semua hamba Allah sebagai saudara ... " (HR. Bukhari dan Muslim)

Sebagian Ulama salaf berkata :" Sesungguhnya permulaan segala kekeliruan adalah kedengkian. Iblis dengki kepada Adam a.s karena kedudukan yang diperolehnya, sehingga menyebabkan ia enggan menghormatinya. Jadi ia didorong oleh kedengkiannya sampai berbuat suatu kemaksiatan yang besar"

Sebagian lagi mengatakan "Orang yang bersifat dengki itu tidak akan memperoleh sesuatu apapun dari masyarakat melainkan celaan dan hinaan, sedang dari malaikat yang didapatnya hanyalah kelaknatan dan kebencian dan dari khalayak ramai akan mendapatkan penyesalan dan kesusahan. Selanjutnya di akhirat nanti, di hadapan Allah, tidak akan mendapatkan sesuatu kecuali Malu dan Siksa

Hasad ada dua macam :

1. Benci pada seseorang yang mendapatkan nikmat dan berharap agar kenikmatan tadi segera lenyap daripadanya.
2. Tidak menginginkan kenikmatan itu lenyap dari orang yang memperolehnya, tetapi ia sendiri menginginkan agar mendapatkan kenikmatan yang diperoleh orang tadi. Ini yang dinamakan ghibthah

Yang pertama itu haram hukumnya dalam segala hal, kecuali suatu kenikmatan yang dimiliki oleh seorang yang durhaka dan digunakan sebagai alat untuk melakukan kemaksiatan, seperti membuat kerusakan atau menyakiti orang lain.

Ada sesuatu hal yang nampaknya seolah-olah sebagai hasud, tetapi sebenarnya tidak, yaitu berlomba-lomba dalam mengerjakan kebaikan atau yang disebut Munafasah (Al Muthaffifin 26)

Di dalam hal ini Rosulullah SAW juga bersabda :
"tidaklah boleh dibenarkan adanya kedengkian atau iri hati itu, melainkan dalam dua hal, yaitu seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah kemudian dipergunakan untuk yang haq (benar) sampai habisnya harta itu dan juga seorang yang dikaruniai ilmu pengetahuan oleh Allah, kemudian ia mengamalkannya serta mengajarkannya kepada orang-orang lain" HR. Bukhari dan Muslim

Hasud yang kedua yang disebut Ghibthah, oleh agama di benarkan asalkan tidak mengharapkan lenyapnya kenikmatan dari orang lain dan juga tidak membencinya seandainya dia masih belum memperolehnya.

Sebab-sebab timbulnya hasad :
1. Adanya rasa permusuhan dan kebencian
2. Adanya rasa takabur
3. Cinta dunia yang berlebihan
4. Adanya hati yang sakit atau mati

Bagaimana Menghilangkan sifat Dengki yang tercela

1. Memahami betul bahwa Dengki atau Hasad adalah termasuk golongan penyakit yang berat dan amat berbahaya. Ia dapat menjadi bencana yang besar buat siapa saja yg memilikinya baik di dunia maupun di akhirat, baik urusan keagamaan atau yang lainnya.

2. Sadarilah bahwa orang yang kita hasadi atau dengki-i, tidak akan memperoleh bahaya sama sekali kecuali apa-apa yang telah menjadi ketetapanNya. Bahkan di akhirat nanti, orang yang kita dzolimi lantaran kedengkian kita akan mendapatkan pahala shabar manakala dia shabar dan ridho dengan segala ketetapanNya itu.

3. Memiliki sifat dengki yang tercela ini, berarti kita membenci ketentuan dan takdir Allah Ta'ala, menganggap seolah-olah Allah telah salah melakukan suatu ketetapan, Na'udzubillah min Dzalik ... Sehingga ini betul-betul merupakan kotoran keimanan atau kerusakan keimanan yang parah.

4. Dengan memiliki sifat dengki yang tercela ini, berarti kita memisahkan diri dari golongan para Nabi dan Rosul, Shiddiqin, para auliya (kekasih Allah) dan sholihien .. dimana mereka adalah orang-orang yang gemar berbuat kebaikan kepada sesama hamba Allah, sedang para pendengki enggan melakukannya.

5. Para Pendengki akan merasakan sendiri akibatnya di dunia maupun akhirat. Di dunia, mereka akan merasakan kedongkolan dan kemarahan yang tiada henti disertai kesibukan untuk mencari cara bagaimana agar lenyaplah kenikmatan yang diperoleh oleh saudaranya. Tentunya aktifitas ini merupakan aktifitas yang sangat tidak produktif, bahkan akan menggerogoti atau merusak fisik dan jiwa si pendengki ini. Na'udzu billahi min Dzalik ...

Di akhirat, para pendengki akan kecewa berat ketika melihat segala amal sholehnya telah lenyap, lantaran kedengkian dapat menghabiskan setiap kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar ... tsumma Na'udzubillah ...

6. Ketahuilah bahwa Maha Adil nya Allah sedemikian sempurna, tiada kekecewaan sedikitpun akan segala ketetapan dan takdirNya ...

7. Lebih celakanya lagi, para pendengki itu merasakan kesusahan dan kepayahannya itu hanya dia sendiri, karena kedengkian dia itu, sama sekali tidak memberikan pengaruh apapun juga kepada yang mereka hasadi atai dengki-i. Para pendengki itu berharap orang lain akan jatuh ... tetapi sesungguhnya mereka sendirilah yang akan jatuh ...

8. Para pendengki itu, sebenarnya mereka memusuhi dirinya sendiri, hanya mereka tidak merasakan itu.

Setelah kita meresapi beberapa uraian diatas, hendaklah kita menjauhkan diri dari sifat yang tercela ini dan melakukan amal yang sebaliknya yaitu :

1. Senantiasa merasa senang atau nikmat ketika melihat atau mendengar orang lain mendapatkan kenikmatan, baik itu urusan dunia maupun akhirat.

2. Segeralah beristighfar memohon ampun manakala hati ini terbersit rasa kecewa atau tidak suka ketika melihat orang lain mendapatkan kenikmatan.

3. Paksakan diri ini untuk senantiasa berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya untuk orang lain.

4. Paksakanlah diri ini untuk senantiasa mendoakan kebaikan untuk  orang lain.

5. Sering-seringlah memberikan hadiah kepada saudara-saudara kita, walaupun hanya dengan seulas senyum yang tulus dan ikhlas.

6. Berdoalah dengan sungguh-sungguh, meminta kepada Allah agar hati kita dijauhkan dari sifat dengki yang membawa bencana, baik di dunia maupun di akhirat

Wallahu A'lam

No comments:

Post a Comment