visi

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (QS An Nahl [16]:97).



Wednesday, June 15, 2011

8 Dzulhijjah menuju Mina, Sunnah yg mulai ditinggalkan



Dikutip dari Jamaah Haji yg melakukan Tanazul Hajji


Seperti janjiku sebelumnya, aku akan ceritakan pengalaman haji bersama isteri dengan cara “Tanazul” untuk melaksanakan Sunnah Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijah 1427 H, yaitu pada hari tarwiyah.

Cita-cita untuk melaksanakan tanazul sudah terpatri ketika perjalanan haji yang pertama kali di tahun 1423 H, namun dikarenakan tidak mendapat izin dari ketua kloter dan mungkin juga Allah memang berkehendak demikian, di tahun tersebut aku tidak bisa merasakan berhaji dengan cara tanazul (perjalanan ArMiNa / Mina -Arafah - Muzdalifah - Mina). Alhamdulillah do’a yang kupanjatkan dikabulkan Allah di tahun 1427 H, aku bisa melaksanakannya bersama isteri tercinta.

Melakukan haji dengan cara "tanazul", istilah popular dikalangan jamaah haji yaitu keluar dari rombongan haji Indonesia agar bisa melakukan ibadah haji yang sesuai dengan manasik hajinya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kenapa harus keluar dari rombongan haji Indonesia ? Ya..karena ada beberapa rukun haji maupun urutan pelaksanaan Ibadah haji yang sudah dipangkas (di singkat) pengerjaannya oleh Depag kita. Dan itu jelas ada kekurangan dalam pelaksanaannya sebagaimana manasik haji yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Seperti perjalanan pada hari Tarwiyah ini, dimana sunnah ini mulai sengaja ditinggalkan oleh CJH dengan beberapa alasan yang dilontarkan. Beberapa masalah besar yang mulai tidak mendapat perhatian bahkan mulai ditinggalkan oleh jamaah haji kita dalam pelaksanaan ibadah haji diantaranya :

Dalam mengambil Miqat, Rasulullah sudah menetapkan tempat-tempat Miqat yang ditetapkan sesuai arah kedatangan jama'ah haji. Seperti Dzul Hulaifah, Yalamlam, Qarnal-Manazil dan Juhfah, dan Tan'im bagi penduduk Mekkah. Maka bagi mereka yang hendak Haji/Umrah diwajibkan berihram ditempat-tempat yang sudah ditentukan tersebut. Maka bagi jamaah haji/Umrah yang memakai pesawat terbang yang masuk dalam Gelombang – II, maka sebelum mendarat +/- 20 menit sebelum Jeddah biasanya dari pihak penerbangan akan mengumumkan posisi diatas miqat, maka jamaah bersiap-siap untuk memakai ihram dan mengucapkan talbiah: Labbaik...dst. Namun karena Depag sudah menyatakan kalau Bandara King Abd.Aziz boleh dipergunakan sebagai tempat Miqat maka banyak jamaah haji Indonesia yang mengikuti fatwa ini dan jadilah jamaah haji tersebut melanggar batas miqat yang ditentukan oleh Rasulullah.

• Di hari Tarwiyah (tanggal 8 Dzulhijah) menurut semua kitab-kitab fikih menerangkan, jama'ah menuju ke Mina untuk mengerjakan sholat Dzuhur di qosor, Ashar di qosor, Maghrib, Isha' di qosor dan Shubuh, setelah terbit matahari bergerak ke Arafah untuk wukuf. Tapi kenyataannya semua jamaah haji Indonesia yang dikoordinir oleh KBIH, mereka tidak ke Mina tetapi langsung menuju Arafah dan bermalam disana, sebelum wukuf esok harinya. Untuk case ini katanya sih masuk dalam wilayah khilafiyah ada yang bilang ke Mina dulu itu merupakan sunnah, ada juga yang menganggap bukan bagian dari rangkaian ibadah haji, ada juga yang wajib.

• Ketika akan bergerak dari Arafah ke Muzdalifah mereka melakukan sholat Magrib dan Isya' di Arafah, padahal yang dicontohkan oleh Rasulullah melakukannya di Muzdalifah, dengan jama' qosar.

Rute Haji Tanazul (gbr. anurba.blogdetik.com)


Nah....yang lain kita ceritakan lain waktu ya...karena sekarang aku mau cerita pengalaman tanazulku. Beberapa hari sebelum hari tarwiyah, aku sudah mulai mencari informasi kapan rombongan akan melakukan survey ke kemah di Mina dan Arafah, tujuannya kalau boleh kita ikut dalam rombongan survey agar nanti kita bisa mengenali tenda di Mina dan Arafah, disamping itu aku kan tidak masuk dalam KBIH (alias haji Mandiri ). Namun kali ini aku kurang beruntung, dimana jumlah team yg survey dibatasi sehingga aku tidak bisa ikut dalam kelompok team survey. Namun aku terus mencari info ke rombongan / KBIH lain, Alhamdulillah sudah mulai ada diskusi-diskusi kecil dari jamaah di beberapa rombongan yang punya niat yang sama, yaitu Tanazul. Rencana ini kemudian dimatangkan dengan ditunjuknya satu orang ustadz dari rombongan KBIH Araudah (yaitu ust.Legawan). Sehabis Isya’ (malam tanggal 8 Dzulhijah) kami melakukan rapat kecil ( jemaah yang sudah bulat tekadnya untuk tanazul ada 13 orang). Malam itu kami membahas strategi perjalanan ( jam berangkat, perlengkapan yg dibawa, rute yang akan ditempuh dengan prediksi jarak dan lama perjalanan ). Ust.Legawan malam itu bilang, Pak...saya sudah bilang ke karom Bapak (Bpk Kholil Abas) tentang rencana ikutnya Bpk dan keluarga bergabung dalam kelompok tanazul ini, dan karom bilang dia belum tahu...Betul ust. kataku. saya memang belum bicara akan hal ini karena saya harus memastikan dulu rencananya kalau sdh matang maka saya akan minta izin resmi ke karom dan ketua kloter. Malam itu juga kami diberi tausyiah tentang hajinya Rasulullah, terus ust.mengambil salah satu ayat didalam surat Al Baqarah yang artinya "Sempurnakanlah Haji dan Umrah karena Allah", jadi kata ustadz .kita diperintahkan menyempurnakan haji kita, bukan diperintahkan menunaikan haji, kalau menunaikan gampang melaksanakannya namun kalau menyempurnakan nah..ini butuh keikhlasan dan ilmu yang cukup. Dengan adanya tausyiah malam itu membuat kami menjadi makin PD untuk melakukan tanazul ini.



Perjalanan Tanazul tidak sulit
Rombongan KBIH Daarut Tauhid Bandung menuju Mina di Ajiziyah

Tanggal 8 Dzulhijah 1427 H sehabis subuh, sesuai scenario malam tadi masing-masing kami yang 13 orang menyiapkan perlengkapan dan perbekalan: membeli bekal makan untuk perjalanan nanti (antara lain: roti, nasi untuk makan siang dan malam, mie instant, gula, teh, susu,kopi, etc), menyiapkan pakaian yang akan dibawa serta obat-obatan. Lalu setelah semua beres, persiapan ihram : Mandi, memakai wewangian,mengenakan kain ihram yang 2 lembar itu, setelah Ok, pas Pukul 08.00, kami berkumpul disalah satu mahtab yaitu mahtab yang ditempati ust.Legawan (beberapa saat sebelum berangkat mulai pasang niat dan melafadzkan " Labbaika Allahumma Hajjan", maka mulai berlakulah pantangan ihram). Kemudian Pukul 08.30 rombongan kami dilepas oleh ust. Drs. H.Ayi Ali Idrus (pernah menjabat ketua MUI Sumsel) dengan membaca do’a safar, wah perasaan waktu itu sungguh luar biasa, terharu dan bersyukur banget rasanya bisa dilepas oleh salah seorang ustadz yang cukup bepengaruh. Perlengkapan waktu itu aku masukkan dalam tas ransel sementara mertua abangku yang perempuan menggunakan troley (ee..ternyata enakan pake troley karena tinggal ditarik ngga’ capek bahu menggendong beban), kalau suaminya walaupun sudah berumur diatas 60 an tahun namun masih semangat untuk perjalanan tanazul ini. Pagi itu kami melewati jembatan Hafair menuju masjidil Haram dan terus menerus mengucapkan Talbiyah (jarak makkah - Mina +/- 7 Km kalau ditempuh dengan santai sekitar 3 - 4 jam), kemudian lewat jalan menyisir masjid sebelah kanan (depan Hotel Hilton) menuju ke arah rumah kelahiran Rasulullah SAW, kemudian melewati dua terowongan yang menuju Ajiziyah (ini bukan terowongan Mina, terowongan ini dibuat oleh pemerintah Saudi untuk membuat jarak Mekkah - Mina semakin pendek, karena membobol bukit, jalan yang dilalui juga tidak bercampur dengan kendaraan sehingga cukup nyaman dan aman). Perjalanan waktu itu sangat santai dan lambat karena luapan jemaah dari segala penjuru dunia, ada yang menggendong anak, menggunakan kursi roda, ada yang bertongkat, ada yang muda usia ada yang sudah sepuh, Subhanallah mereka semua ikhlas untuk menyempurnakan ibadah haji tahun ini dan beruntung aku merupakan bagian dari mereka. Disepanjang perjalanan kalau bertemu jamaah haji Indonesia yang kebetulan tidak ikut Tanazul ketika mereka tahu kalau kami sedang melakukan tanazul, maka nampak raut diwajah mereka sebenarnya mereka juga ingin menjalankan haji seperti ini, namun karena ketidaktahuan mereka, mereka hanya pasrah diatur oleh KBIHnya, mereka mendoakan kami agar selamat sampai ditujuan dan mendapat haji mabrur. Subhannallah suara Talbiyah yang menggema di sepanjang jalan menuju ke arah Mina dari ribuan jamaah haji dari segala penjuru bumi, mengumandangkan kalimat Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaik kalasyarikalaka labbaik, innal hamda wa nikmata lakawalmulk la syarikalak.

Masjid Jami' bin baaz di kawasan Azijiyah yang kami lewati

Di daerah Ajiziyah kami berhenti sebentar, aku membeli ayam bakar di resto khas Turkey (harganya 6 Rls untuk 1 ekor), kemudian beli buah-buahan disepanjang jalan banyak yang jualan ( 1 Kg 5 Rls). Ngisi botol minum dengan air zamzam dari kran yang banyak ditemui disepanjang jalan Ajiziyah. Setelah istirahat +/- 10 menit, kami melanjutkan perjalanan lewat jalur bawah (karena kalau lewat atas merupakan jalur kendaraan terlalu jauh), terus menyusuri area jamarat (Aqobah, Wusta, Ula), kemudian masuk terowongan Moasim (lebih dikenal dengan nama terowongan Mina).

JCH yang menuju Mina, memasuki terowongan (tunnel Moasim)

Sebelum masuk ke area Mina, disitu banyak petugas (aparat keamanan) yang melakukan sweeping terhadap barang bawaan jamaah mereka menyita barang-barang seperti : payung, tenda, dan benda lain yang dianggap membahayakan perjalanan karena begitu padatnya jamaah yang melakukan perjalanan tanazul ini. Di Area Mina kami berhenti untuk istirahat, ada yang memanfaatkan waktu ini ke Toilet. Sekitar 10 menit istirahat kami melanjutkan perjalanan melalui terowongan (ada 2 terowongan yang akan kita lalui). Pas diakhir terowongan yang kedua kami belok kekanan karena disitu sudah awal dari penempatan tenda-tenda jamaah haji Indonesia selama berada di Mina.

Salah satu peta perkemahan yang ditempatkan diujung terowongan Moeasim

Kebetulan ada peta yang terpampang diarea akhir terowongan tersebut, kami mencari nomor Tenda sesuai dengan nomor maktab, tidak sulit mencarinya. Di tenda-tenda yang ada di Mina sebenarnya dijaga oleh penjaga sehingga hanya jemaah haji yang memiliki tanda pengenal maktab yang sesuai nomor tenda yang diperbolehkan masuk.


Suasana di Mina masih lengang tatkala hari Tarwiyah Suasana istrirahat di tenda di Mina, pada hari Tarwiyah

Alhamdulillah kami bisa masuk dan melepaskan lelah di Tenda yang ber AC dan luas (karena tenda yang isinya ratusan orang saat itu hanya diisi kami 13 orang). Saat itu jam tanganku menunjukkan pukul 11.00 waktu Arab Saudi. Artinya 3 jam lama perjalanan kami dari maktab sampai ke tenda. Setelah bersalaman, istirahat, ikhwan (pria) dipisahkan dengan akhwat (wanita), lalu masing-masing membuka bekal makan siang...ya karena sudah lapar. Santapanpun dimulai. Shalat Dzuhur, kami yang laki-laki menuju ke masjid disekitar tenda (kebetulan ada masjid yang dekat). Selama di Mina, semua shalat dilakukan secara qosar pada waktunya (kecuali subuh dan maghrib dilakukan sebagaimana mestinya yaitu 2 rakaat dan 3 rakaat). Selama ditenda, Ust. Legawan selalu update info ke ust. Ayi Ali Idrus yang berada di Arafah, dimana jemaah yang tidak ikut tanazul berangkat ke Arafah menggunakan Bus, ba’da Ashar dan ada juga yang ba’da Isya’ bergerak dari Mekkah tergantung qur'ah (undian). Ketika jamaah haji Indonesia sampai di Arafah itulah mulai terdengar informasi tentang tidak diperolehnya pembagian jatah makanan (musibah kelaparan Jamaah Haji Indonesia pada tahun 1427H cukup membuat malu pemerintah Indonesia kala itu).

Sedangkan di Mina, Anda tidak usah khawatir akan makan karena disekitar tenda kita banyak yang jual makanan, buah-buahan dan minuman. Berbagai menu makanan dapat Anda nikmati, harganyapun wajar aja seperti harga-harga makanan di Mekkah. Jadi Anda tidak usah khawatir masalah makan di Mina.


Pada waktu sholat ashar, kami tidak ke masjid namun berjamaah dengan rombongan Tanazul lain, sholat dilaksanakan dengan memakai satu tenda. Kemudian setelah sholat pimpinan rombongan tadi memberikan tausyiah serta rencana keberangkatan besok pagi. Mengingat rombongan tersebut akan menggunakan Bus menuju Arafah sedangkan kami jalan kaki yang mungkin akan kami tempuh selama 3 jam. Aku memberanikan diri mohon bantuan kekelompok tersebut apabila diijinkan kami bisa menumpang Bus tersebut walaupun harus duduk dibawah seandainya tidak cukup kursi lagi. Alhamdulillah, respons dari jemaah haji tersebut menyambut baik namun mereka harus minta ijin terlebih dahulu ke ketua kloter yang tidak ikut dalam rombongan tsb, namun secara prinsip tidak ada masalah. Ba’da Isya kami mendapat kepastian bahwa rombongan kami boleh ikut Bus besok pagi dan kalau tidak keberatan kami diminta untuk memberi tips aja kepada supir, kami diminta keikhlasan bayar uang +/- 30 Rls untuk 13 orang. Setelah aku koordinasikan dengan rekan-rekan lain dan ketua kelompok kami (ust.Legawan) semua setuju dan beres urusan.



Bergerak menuju Arafah

Masjid Namirah

Pagi hari kami bersiap untuk bergerak ke Arafah, dan kami putuskan untuk meninggalkan barang-barang bawaan di tenda ini, seperti ransel dan tas yg tidak perlu digunakan di Arafah karena toh disana kami hanya wukuf dan ba'da maghrib segera bertolak ke Muzdalifah sesuai undian antar kloter (semua tas kami kunci dan diletakkan disudut tenda, aman koq karena ada penjaga disana), setelah mendapat makanan gratis dari pengurus tenda (banyak makanan yg tidak bisa dikirim ke Arafah karena kesulitan transportasi akhirnya makanan dibagi-bagi secara gratis), kurang lebih pukul 10.00 (tanggal 9 Dzulhijah 1427 H), kami bertolak menuju Arafah perjalanan memakan waktu +/- 45 menit. Di dalam bus kami yang 13 orang mendapat perlakuan istemewa dari jamaah yang memberi tumpangan kepada kami, walaupun Bus sudah tidak mempunyai tempat duduk lagi tetapi mereka memberikan tempat duduk kepada kami dan justru beberapa orang dari jamaah yang memberi tumpangan berdiri sampai kami tiba di tenda di Arafah, Semoga Allah membalas kebaikan mereka dengan haji mabrur. Kami diturunkan tepat didepan tenda jemaah yang memberi tumpangan, lalu kamipun turun dan bergerak mencari tenda rombongan kami, Alhamdulillah tidak terlalu sulit +/- 5 menit kami sudah mendapatkan kelompok kloter kami. Di Arafah ternyata kami sudah disambut oleh ustadz dan rekans jamaah haji lainnya, bak pahlawan yang baru pulang dari medan perang aja..he he. Terus kata ustadz. kami sudah disiapkan tenda khusus untuk 13 orang, Alhamdulillah ternyata semua jemaah memberi prioritas kepada kami begitu luar biasa, semoga Allah membalas kebaikan mereka. Habis itu persiapan wukuf.......( Baca Pengalaman wukuf)

Perjalanan ini tentunya sangat melelahkan namun segala aktifitas jika kita ikhlas dan memohon ridho Allah, InsyaAllah akan menjadi ringan.

Tips. Jika Anda tidak mempunyai rombongan sendiri maka Anda bisa mencari informasi KBIH lain yang akan melaksanakan Tanazul pada hari Tarwiyah, setahuku KBIH Darut Tauhid pimpinan A'a Gym dari Bandung, kemudian KBIH Ar Raudah pimpinan Ust. Drs. Ayi Ali Idrus dari Palembang. KBIH ini menyediakan pembimbing untuk yang mau Tanazul. Namun bagi yang sudah sepuh dan tidak bisa jalan kaki untuk Tanazul, maka ada rombongan yang langsung menuju Arafah. Anda bisa menanyakan kapan waktu mereka bergerak, dimana kumpulnya rombongan, nanti ikut aja dalam rombongan atau kalau tidak Anda bisa menunggu di Masjidil Haram dipintu dekat Rumah kelahiran Rasulullah, nanti bisa Anda temui rombongan-rombongan yang bergerak Tanazul sehabis Shalat Subuh atau Dhuha. Mintalah ijin ke ketua rombongan jika Anda berniat Tanazul jauh hari sebelum tanggal 8 Dzulhijah, jika Anda diminta untuk buat surat pernyataan maka tidak apa penuhi saja prosedur ini jika memang diperlukan. Kemudian dari Mina ke Arafah aturlah waktu bergerak jangan terlalu siang, sebaiknya sebelum subuh atau ba'da subuh agar terhindar dari kemacetan dan panas. Kalau mau juga banyak angkutan yang menawarkan angkutan ke Arafah.

Suasana perjalanan tanazul dapat Anda lihat melalui postingan KBIH Darut Tauhid Bandung, sehingga dapat memberi gambaran kepada Anda yang dalam pelaksanaan ibadah hajinya tahun ini berniat akan menyempurnakan pelaksanaannya, baik rukun, wajib maupun sunnah sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah. Yang melakukan tanazul, tidak harus berusia muda, karena tidak ada jaminan bahwa yang sudah usia lanjut tidak bisa melakukan hal ini, karena ketika kita berserah diri kepada Allah, maka Allah lah penolong kita.



Timbul pertanyaan :

? kalau yang masih mudah dan kuat sih bisa aja Tanazul, lha kalau yg sudah sepuh gimana apa mau maksain ikut jalur beginian.

+ Alhamdulillah, jika Anda berangkat haji masih diusia muda dan sehat karena sangat diutamakan yang demikian. Jika Anda sudah sepuh, Allah Maha mengetahui dan tidak akan membebani apa yang tidak sanggup dipikul oleh hambaNya.

? kalau yang sudah berpengalaman sih, iya bisa ber tanazul. Kalau yang belum pernah kan ngga' tahu jalannya gimana, terus menginap dimana, dan lain-lain

+ Untuk itulah aku sharing informasi ini ternyata, tanazul itu tidak sulit. dulu aku juga belum pernah Tanazul koq. Haji merupakan jihad, nah yang namanya jihad ya..Lillahi ta'ala, serahkan semuanya hanya kepada Allah. Tetapi jangan dengan modal nekat doang, tetapi harus punya cukup ilmu. Ilmunya kan sudah aku sharing, tinggal punya niat ngga'


No comments:

Post a Comment