Betapa beruntungnya seorang manusia yang memeluk agama Allah
ta’aala,
yaitu Al-Islam. Sebab semenjak ia masuk Islam maka semua perbuatan yang
ia lakukan mulai mendapat perhitungan serta ganjaran kebaikan di sisi
Allah
ta’aala.
Adapun orang yang kafir, maka apapun yang ia kerjakan di dunia tidak akan memperoleh balasan kebaikan dari Allah
ta’aala. Mengapa? Sebab mereka telah mengingkari perkara yang paling mendasar dalam kehidupan, yaitu ke-imanan kepada Allah
ta’aala.
Di dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa semua yang mereka kerjakan akan
terhapus dari catatan rekening amal mereka. Bahkan ditegaskan bahwa
mereka bakal menjadi orang-orang yang merugi kelak di akhirat.
وَمَنْ يَكْفُرْ بِالْإِيمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa yang kafir terhadap keimanan, maka hapuslah
amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi.” (QS
Al-Maaidah ayat 5)
Ironisnya lagi, orang-orang kafir tersebut menyangka bahwa mereka
telah berbuat kebaikan sewaktu di dunia sehingga mereka sudah berharap
akan memperoleh surga di akhirat setelah mereka mati. Padahal justru
ketika di akhirat itulah mereka baru sadar betapa celakanya mereka. Dan
mereka baru sadar bahwa diri mereka sewaktu di dunia berada dalam
kesesatan dan
kekeliruan.
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآَيَاتِ
رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنً
Katakanlah, “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang
orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang
telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka
menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang
yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap)
perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami
tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
(QS Al-Kahfi ayat 105)
Semua itu terjadi lantaran orang kafir mengingkari tanda-tanda kekuasaan Allah
ta’aala dan mereka tidak pernah secara sungguh-sungguh mempercayai akan datangnya hari perjumpaan dengan Allah
ta’aala.
Hari di mana manusia bakal mempertanggung-jawabkan segala apa yang
telah dikerjakannya sewaktu di dunia. Bilamana ada orang yang mengajak
mereka agar beriman kepada Allah
ta’aala dan hari Akhir mereka kemudian mentertawakannya serta mendustakannya.
Maka pada hari Berbangkit kelak orang-orang kafir akan menyesali
segala salah sikap yang mereka perlihatkan sewaktu di dunia dahulu.
Bahkan mereka berkeinginan kuat untuk membayar apapun, seandainya
mungkin, agar mereka dapat terlepas dari siksaan Allah
ta’aala.
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ أَنَّ لَهُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُ مَعَهُ لِيَفْتَدُوا بِهِ
مِنْ عَذَابِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَا تُقُبِّلَ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai
apa yang di bumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula)
untuk menebus diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya
(tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab
yang pedih.” (QS Al-Maaidah ayat 36)
Penyesalan orang kafir sedemikian rupa pada hari itu sehingga mereka menuntut kepada Allah
ta’aala agar
dapat dikembalikan ke dunia agar mereka dapat meralat salah langkah
mereka sewaktu di dunia. Bahkan mereka mengakui bahwa mereka telah
keliru karena tidak mau meyakini kebenaran Allah
ta’aala dan
Rasul-Nya sewaktu di dunia. Suatu keyakinan yang munculnya sangat
terlambat. Suatu keyakinan yang sudah tidak membawa manfaat apapun bagi
mereka pada hari Berbangkit tersebut, kecuali azab Allah
ta’aala.
وَلَوْ تَرَى إِذِ الْمُجْرِمُونَ
نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا
فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ
Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika
orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya,
(mereka berkata), “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka
kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh,
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.” (QS As-Sajdah ayat 12)
Maka, saudaraku, alangkah beruntungnya manusia yang memperoleh hidayah
iman dan
Islam di dunia. Sebab apapun kebaikan yang ia kerjakan bakal mendatangkan balasan kebaikan dari Allah
ta’aala yang berlipat kali. Sementara kejahatan yang ia kerjakan hanya dibalas Allah
ta’aala setimpal dengan kejahatan tersebut.
إِذَا أَسْلَمَ الْعَبْدُ فَحَسُنَ إِسْلَامُهُ يُكَفِّرُ اللَّهُ عَنْهُ كُلَّ سَيِّئَةٍ كَانَ زَلَفَهَا
وَكَانَ بَعْدَ ذَلِكَ الْقِصَاصُ الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ
ضِعْفٍ وَالسَّيِّئَةُ بِمِثْلِهَا إِلَّا أَنْ يَتَجَاوَزَ اللَّهُ عَنْهَا
“Apabila seseorang masuk Islam kemudian Islamnya menjadi baik,
niscaya Allah akan menghapus segala kejahatan yang telah dilakukan.
Setelah itu, ia akan diberi balasan yaitu setiap kebaikannya akan
dibalas Allah sepuluh sampai tujuh ratus kali. Sedangkan kejahatannya
dibalas (hanya) setimpal kejahatannya itu, kecuali jika Allah
memaafkannya.” (HR Bukhary 1/72)
Maka sudah sepantasnya –sebagai ungkapan rasa syukur- kita ummat Islam berusaha keras mengajak siapapun ke jalan Allah
ta’aala ini. Sampaikan kepada mereka: ”
Aslim, taslam…
Masuk Islam-lah engkau, niscaya engkau bakal selamat di dunia dan di
akhirat.” Jangan hendaknya kita biarkan teman kerja kita di kantor,
atau tetangga kita di rumah atau bahkan saudara kita yang
non-muslim hidup tanpa iman dan Islam. Mumpung mereka masih hidup, mumpung kita masih diberi umur oleh Allah
ta’aala.
Marilah, saudaraku, kita da’wahi mereka ke jalan hidup yang sungguh
akan menghantarkan mereka dan kita bersama kepada keselamatan
fid-dunya wal aakhirah.
(Quoted fm ERAMUSLIM)