Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ditanya oleh seseorang: “kami memperhatikan, banyak dari para pemuda yang semangat dalam mengingkari kemungkaran tetapi mereka tidak melakukan hal tersebut dengan cara yang baik. Apa nasehat dan bimbingan anda kepada mereka tentang perbuatan itu? Apa saja cara yang semisal dalam mengingkari kemungkaran?”
Lalu beliau menjawab:
Nasehatku untuk mereka, hendaknya mereka tastabbut (mengecek kevalidan, pent.) suatu perkara, dan mempelajarinya terlebih dahulu, sampai ia yakin apakah perkara tersebut suatu hal yang baik atau sebuah kemungkaran. Kemudian juga dilandasi dengan dalil syar’i, sehingga pengingkaran yang mereka lakukan itu di atas ilmu.
Sebagaimana Allah ‘Azza wa Jalla berfirman
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو
إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ
اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Katakanlah (Muhammad), ‘Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang
mengikutiku, mengajak (engkau) ke jalan Allah dengan atas dasar ilmu. Dan Mahasuci Allah, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang berbuat syirik’”. (QS. Yusuf: 208)Nasehatku juga untuk mereka agar mengingkari kemungkaran dengan lemah-lembut, perkataan yang baik, dan gaya bahasa yang halus, sehingga mereka mau menerima nasehat tersebut. Dan mashlahat (kebaikan) yang terjadi lebih besar daripada mafsadat-nya (kerusakan).
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
“Serulah (manusia) ke jalan Rabb mu dengan hikmah dan penuh nasehat yang baik, dan debatlah mereka dengan cara yang baik” (QS. An-Nahl: 125)Allah ‘Azza wa Jalla berfirman
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
“Maka berkat Rahmat Allah, engkau (Muhammad) bersikap lemah
lembut kepada mereka, sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar,
tentu mereka akan menjauh darimu” (QS. Ali ‘Imran: 159)Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
من يحرم الرفق يحرم الخير كله
“Barangsiapa yang mencegah dirinya dari sikap lemah lembut, maka akan tercegah seluruh kebaikan”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda
إن الرفق لا يكون في شيء إلا زانه، ولا ينزع من شيء إلا شانه
“Sesungguhnya sikap lemah lembuh tidaklah ada pada sesuatu,
kecuali membuat indah sesuatu tersebut. Dan tidaklah sikap lemah lembut
tersebut dicabut pada sesuatu, kecuali akan membuat buruk sesuatu itu”Hadits-hadits yang berkaitan dengan hal ini sangatlah banyak. Dan sepatutnya bagi da’i (juru dakwah) yang mengajak kepada Allah, malakukan amar ma’ruf dan nahi munkar, menjadi orang yang paling pertama mengamalkan perintah di atas, dan menjadi orang pertama yang menjauhi apa yang dilarang. Sehingga ia tidak serupa dengan orang yang Allah cela, seperti dalam firman-Nya
أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلا تَعْقِلُونَ
“Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebaikan,
sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca al-kitab
(Taurat)? Tidakkah kamu berpikir?” (QS. Al-Baqarah: 44)Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan?” (QS. Ash-Shaf: 2)Semoga hal ini bisa menjadi penolong, dan memberi manfaat kepada banyak orang dengan sebab ucapan dan perbuatan. Wallahu Waliyyut Taufiq.
Diterjemahkan dari: http://www.binbaz.org.sa/mat/1730
—
Penerjemah: Wiwit Hardi Priyanto
Artikel Muslim.Or.Id
No comments:
Post a Comment