Sebagai muslim/mah, sudah sepantasnya berpikiran, berperasaan,
berperilaku yang mencirikan pribadi seorang muslim. Lagian, ngapain juga
ada definisi dan istilah berbeda jika ciri-cirinya sama pada semua hal
yang sudah dibedakan. Maka, ketika ada istilah muslim (termasuk mukmin),
fasik, munafik, dan bahkan musyrik dan kafir, jelas ada maksudnya.
Nggak bisa disama-samain bahwa semua itu benar atau semua salah. Kalo
gitu nggak usah ada definisi aja. Betul?
Coba, apa yang mendasari bahwa kamu bisa membedakan antara harimau,
beruang, burung, anjing, kucing, dan gajah? Bisa karena bentuknya, bisa
karena perilakunya, bisa karena sifatnya dan sejenisnyalah sehingga
hewan-hewan tersebut diberikan nama berbeda karena perilaku dan
karakternya berbeda. Lalu, jika ada yang bilang bahwa harimau dan gajah
sama aja, baik perilaku dan karakternya, kira-kira apa yang akan kamu
lakukan kepada orang yang nyampein pernyataan seperti ini?
Aneh! Mungkin istilah ini bisa jadi salah satu yang kamu lontarkan
menyikapi pendapat orang tersebut. Tetapi akan lain kalo ada orang yang
bilang bahwa baik gajah maupun harimau dan hewan lainnya meskipun
berbeda-beda bentuk dan karakter, tetap saja nggak memiliki akal. Ini
baru pernyataan yang benar. Tetapi sayangnya kita tidak sedang ngobrolin
hal itu.
Bro en Sis, definisi iman dan kufur jelas. Begitupun perbedaan antara
tauhid dan syirik juga nyata terang benderang. Maka, ketika ada orang
yang menyamakan bahwa orang yang beriman dan orang yang kafir akan
sama-sama masuk surga, itu adalah pernyataan yang kacau nggak masuk
akal. Begitu juga jika ada orang yang menyamakan antara orang yang
mengesakan Allah Swt dengan orang yang menyekutukan Allah Swt., berarti
orang itu nggak ngerti definisi yang telah dibuat. Lalu, jika mukmin dan
kafir dianggap sama dan bisa masuk surga, orang yang musyrik dan yang
mengesakan Allah dianggap tidak berbeda, buat apa ada surga dan neraka
serta ada istilah benar dan salah? Iya nggak sih?
Nah,
sesuai dengan judul ini, ngaku muslim tapi liberal juga adalah sebuah
keanehan. Gejala split personality alias pecah kepribadian. Muslim ya
muslim, liberal ya liberal. Nggak bisa digabungkan istilah itu. Sebab,
sudah jelas putih adalah putih dan hitam adalah hitam. Tak bercampur
keduanya kecuali yang menginginkannya. Muslim adalah muslim, liberal
juga adalah liberal. Secara definisi sederhana juga sudah jelas, muslim
artinya taat, sementara liberal inginnya bebas tak terikat aturan. Tuh
kan, jelas bertolak belakang, bukan lagi beda. Bahkan itu terkategori
bertentangan dan melakukan penentangan. Sehingga memang menjadi aneh
jika ada yang ngaku muslim tetapi pikiran dan perasaannya liberal. Tak
mau tunduk pada syariat Islam. Ngikutin hawa nafsunya sendiri aja. Yee..
ini sih biasanya hanya terjadi pada orang yang belum kuat imannya.
Pluralisme
agama. Apa itu? Hmm.. gini deh sederhananya: pluralisme sering
diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, agama,
kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Munculnya ide pluralisme
didasarkan pada keinginan untuk melenyapkan ‘klaim keberanan’ (truth claim)
yang katanya dianggap menjadi pemicu munculnya sikap ekstrem, radikal,
perang atas nama agama, konflik horisontal, serta penindasan atas nama
agama.
Oya, menurut kaum pluralis, konflik dan kekerasan dengan
mengatasnamakan agama baru sirna jika masing-masing agama tidak lagi
menganggap agamanya yang paling benar. Lha, terus buat apa ada iman dan
kufur ada tauhid dan syirik? Jelas banget Bro, para pegiat pluralisme
agama adalah orang-orang yang hendak menghancurkan keyakinan umat
bergama terhadap agamanya.
Murtad dari Islam adalah haram
Imam
Bukhari meriwayatkan dari ‘Ikrimah yang berkata, “Dihadapkan kepada
Amirul Mukminin ‘Ali ra orang-orang zindiq, kemudian beliau ra membakar
mereka. Hal ini disampaikan kepada ‘Ibnu ‘Abbas dan ia berkata,
“Seandainya aku (yang menghukum), maka aku tidak akan membakarnya karena
larangan dari Rasulullah saw. dimana beliau bersabda: “Janganlah kalian
mengadzab (menghukum) dengan ‘adzabnya Allah.” Dan aku (Ibnu ‘Abbas)
akan membunuhnya, berdasarkan sabda Rasulullah saw., “Barangsiapa
mengganti agamanya (murtad), maka bunuhlah dia.”
Membunuh laki-laki yang murtad berdasarkan dzahir hadis tersebut. Sedangkan membunuh wanita yang murtad berdasarkan keumuman hadis. Sebab Rasulullah saw. bersabda,
“Barangsiapa mengganti (agamanya)”. Sedangkan lafadz “man” termasuk
lafadz umum. Juga diriwayatkan oleh Daruquthniy dan Baihaqiy dari
Jabir, “Bahwa Ummu Marwan telah murtad. Rasulullah saw. memerintahkan
untuk menasihatinya agar ia kembali kepada Islam. Jika ia bertaubat
(maka dibiarkan), bila ia tidak, maka dibunuh.” (Abdurrahman al-Maliki, Sistem Sanksi dalam Islam, hlm. 128-129)
Kalo sekarang gimana? Kan nggak ada negara Islam? Ya, tidak boleh ada
yang menghukumya dengan cara seperti itu. Tetapi mereka akan RUGI di
akhirat jika ketika mati masih kafir. Why? Karena akan diazab oleh Allah
Swt. sesuai dengan firmanNya (yang artinya): “Barangsiapa yang
murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka
mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan
mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS al-Baqarah [2]: 217)
Ok deh Bro en Sis, kita kudu kuatin iman kita kepada Allah Swt.
Sebagai muslim kita nggak boleh (bahkan haram) untuk menjadi liberal
alias tidak mau taat kepada aturan Allah Swt. dan RasulNya. Apalagi jika
menjadi kafir.
Jadi, mari kita giatkan perdalam ajaran Islam, lalu pahami dan
amalkan agar keimanan kita kian kokoh tak tergoyahkan. Insya Allah. [dimuat di Buletin remaja gaul islam edisi 182/tahun ke 4]
No comments:
Post a Comment