Al-QURAN merupakan mukjizat terbesar yang diberikan Allah kepada Nabi
Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Mukjizat ini menjadi tuntunan
hidup umat Islam dalam menjalankan kehidupan di dunia. Segala
permasalahan dan solusi hidup manusia tercantum dalam Al-Quran.
Sudah tidak diragukan lagi kehebatan Al-Quran. Di samping sebagai
sumber segala hukum dan ilmu pengetahuan, Al-Quran juga memiliki bahasa
yang indah. Bahasa Al-Quran begitu puitis. Al-Quran bukan kitab puisi
atau sastra. Namun, keindahan bahasanya tiada tara. Masyarakat Arab pada
zaman jahiliyah senang membuat syair. Syair-syair yang memiliki nilai
puitis dan penuh hikmah akan dipajang di Ka’bah. Oleh karena itu, orang
Arab sering berlomba membuat syair. Dengan alasan itu, Al-Quran
diturunkan pada bangsa Arab yang gemar membuat syair. Keindahan bahasa
Al-Quran mengalahkan semua syair-syair pada masa itu. Selain susunan
bahasanya, Al-Quran juga sangat indah pada saat dilantunkan. Keindahan
lantunan ayat-ayat Al-Quran dapat menenangkan hati yang membaca maupun
yang mendengarnya.
Irama membaca Al-Quran sejalan dengan metabolisme tubuh, penting
untuk meningkatkan kesehatan. Definisi sehat menurut WHO adalah “a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity”. (suatu kondisi kesejahteraan fisik,mental dan sosial secara utuh dan bukan hanta tidak mengidap penyakit atau kecacatan).
Seorang ahli telah meneliti respons biologis dan kejiwaan manusia
ketika mendengar A-Quan dengan menggunakan seperangkat peralatan
elektronik dan komputer. Responden terdiri atas Muslimin yang tidak bisa
berbahasa Arab, dan nonmuslim yang tidak bisa berbahasa Arab. Hasilnya
97 persen percobaan menemukan terjadi menurunnya kadar tekanan pad
syaraf secara spontanitas saat mendengar Al-Quran. Selain itu, 65 persen
responden menunjukan enegi listrik yang ada pada ototnya lebih banyak
turun padapercobaan saat mendengarkan Al-Quran, sedangkan untuk bacaan
selain Al-Quran hanya 33 persen.
Terjadi perubahan pada organ-organ syaraf otak secara langsung yang
lalu akan mempengaruhi organ tubuh lainnya. Percobaan dilakukan sebanyak
210 kali, responden dibacakan kalimat Al-Quran dan kalimat berbahasa
Arab bukan Al-Quran sebanyak 85 kali. Bacaan berbahasa Arab bukan
Al-Quan dibacakan dan dilafalkan seperti Al-Quran. Pembacaan dilakukan
secara selang-seling dan responden tidak tahu mana yang Al-Quran dan
mana yang bukan. Ketika mendengar Al-Quran ketegangan syaraf menurun
sehingga badan segar kembali. Stamina tubuh meningkat dan berpotensi
menghalau berbagai penyakit atau mengobatinya. []
Sumber: Tangan-tangan yang Diciumm Rasul/Syahyuti/Pustaka Hira/Depok
No comments:
Post a Comment