(04/17)
بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Shahabatku ..
Dahulu orang Arab Jahiliyah ketika memutuskan akan melakukan safar (perjalanan jauh), mereka memutuskan dgn melihat pergerakan burung. Jika burung tersebut bergerak ke kanan, maka itu tanda perjalanannya akan baik. Jika burung tersebut bergerak ke kiri, maka itu tanda mereka harus mengurungkan melakukan safar karena bisa jadi terjadi musibah ketika di jalan.
Membuat anggapan spt ini disebut Tathoyyur. Krn berasal dari kata Thiyaroh atau Burung.
Nah Shahabatku ..
Maksud tathoyyur di sini bermakna umum, bukan hanya dengan burung saja. Thiyaroh atau tathoyyur adlh beranggapan sial akan atau telah tertimpanya suatu musibah pada sesuatu yg bukan merupakan sebab dilihat dari sisi syar’i atau inderawi, baik itu dgn orang, dgn benda tertentu, dgn tumbuhan, dgn waktu, dgn angka tertentu atau dgn tempat tertentu.
Mis.
Menganggap anak sakit-sakitan krn nama yg terlalu berat diemban shg hrs ada penggantian nama.
Mengganggap datangnya musibah itu krn si A yg baru datang ke kampung, sebelumnya tidak pernah terjadi.
Menganggap bulan Suro atau bulan Muharram adlh bulan keramat shg tdk boleh mengadakan hajatan, walimahan atau acara besar lainnya.
Mengkaitkan suatu kejadian spt gelas atau piring pecah, sbg pertanda akan mendptkan musibah.
Anggapan sial dengan angka 13.
Shahabatku ..
Thiyaroh Termasuk Akidah Jahiliyah
Thiyaroh atau beranggapan sial termasuk kesyirikan sbgmn dinyatakan dlm hadits berikut :
“Tdk dibenarkan menganggap penyakit menular dgn sendirinya (tanpa ketentuan Allah), tdk dibenarkan beranggapan sial, tdk dibenarkan pula beranggapan nasib malang karena tempat, juga tdk dibenarkan beranggapan sial di bulan Shafar” (HR. Bukhari dan Muslim).
Utk menghilangkan persangkaan sial di sini hanyalah dgn tawakkal. Krn tawakkal terdpt ketergantungan hati pada Allah.
Ya Robb ..
Karuniakanlah kami hati yg penuh diliputi rasa tawakkal kpd-Mu ..
Aamiin
¤alifudin¤
No comments:
Post a Comment