(04/03)
¤ Shahabatku ..
Aspek kesabaran sgt luas, lebih luas dari apa yg selama ini dipahami oleh orang mengenai kata sabar. Imam al-Ghazali berkata, “Bahwa sabar itu ada dua; pertama bersifat badani (fisik), seperti menanggung beban dengan badan, berupa pukulan yg berat atau sakit yg kronis. Yg kedua adalah al-shabru al-Nafsi (kesabaran moral) dari syahwat-syahwat naluri dan tuntutan-tuntutan hawa nafsu.
Bentuk kesabaran ini (non fisik)beraneka macam;
Jika berbentuk sabar (menahan) dari syahwat perut dan kemaluan disebut iffah. Agar kita mampu hanya mengambil yg halal dan tdk berlebih-lebihan, diperlukan kesabaran.
Jika menghadapi musibah dunia, secara singkat disebut sabar (umumnya yg dikenal masyarakat). Spy terhindar dr keluh kesah dan hanya menggantungkan harapan kpd Allah, diperlukan kesabaran.
Jika sabar di dalam kondisi serba berkecukupan disebut mengendalikan nafsu, kebalikannya adlh kondisi yg disebut sombong (al-bathr). Sabar diperlukan agar mampu mengelola dunia yg dititipkan di jln Allah SWT.
Jika sabar di dlm peperangan dan pertempuran disebut syaja’ah (berani), kebalikannya adalah al-jubnu (pengecut)
Jika sabar di dalam mengekang kemarahan disebut lemah lembut (al-hilmu), kebalikannya adalah tadzammur (emosional).
Jika sabar dalam menyimpan perkataan disebut katum (penyimpan rahasia). Sabar diperlukan agar kita tdk menyebar luaskan aib saudara2 kita dan hanya berkata yg mengandung dzikrullah.
Shabar adlh pondasi keimanan, krn ketaatan kpd Allah dan Rosul-Nya memerlukan kesabaran. Ketika pada suatu hari Rasulullah saw ditanya ttg iman, beliau menjawab: Iman adlh sabar. “Dan orang2 yg sabar dlm musibah, penderitaan dan dalam peperangan mereka itulah orang-orang yg benar imannya, dan mereka itulah orang2 yg bertakwa” (QS. Al-Baqarah 177)
¤ Ya Robb,
Kuatkan kesabaran di dlm diri kami ini agar Engkau karuniakan istiqomah kpd kami dlm agama-Mu .. Aamiin
¤alifudin¤
No comments:
Post a Comment