Kapankah seorang manusia dinyatakan merdeka?
Sesungguhnya setiap orang, setiap saat
bertempur dengan penjajah. Musuh bebuyutan manusia. Pertempuran tidak
akan pernah berhenti sampai manusia meniupkan nafasnya yang terakhir di
dunia. Musuh itu adalah setan dan hawa nafsu. Manusia diserang dari
segala penjuru dan arah. Manusia yang merdeka adalah yang dapat
melepaskan dirinya dari belenggu hawa nafsu dan penjajahan setan atas
dirinya. Ia tak lagi menjadi budak setan dan hawa nafsu. Ia telah
sanggup memerintah dan mengontrol dirinya. Ia tak lagi dijajah.
Itulah kemerdekaan yang sesungguhnya,
kemerdekaan jiwa dari belenggu hawa nafsu, kemerdekaan hati dan akal
pikiran dari pengaruh setan. Untuk menjadi manusia merdeka bukanlah
perkara mudah. Ia butuh perjuangan yang panjang dan terus menerus. Perlu
banyak hal yang dikorbankan. Ia menuntut adanya semangat yang terus
hidup dan tidak pernah padam.
Mari kita telusuri keadaan diri kita saat
ini dan selama ini, apakah kita telah menjadi manusia merdeka dari
belenggu hawa nafsu dan bisikan setan? Ataukah kita memang memilih
menjadi terjajah? Kita lebih memilih tertawan oleh bujuk rayu setan dan
hawa nafsu?
Sesungguhnya kita diciptakan hanya untuk
mengabdi pada Allah. Untuk menjadi hamba Allah. Maka, membebaskan diri
dari jajahan setan dan pengaruh hawa nafsu adalah suatu cita-cita yang
harus kita capai. Tanpa itu, kita belum bisa menjadi seorang hamba yang
total dalam pengabdian pada Pencipta kita.
Kenapa kita harus merdeka dari belenggu
nafsu dan setan ? Karena setan dan hawa nafsu tidak pernah punya maksud
yang baik pada manusia. Hawa nafsu dan setan selalu dan setiap saat
menyuruh jajahan nya untuk melakukan perbuatan jahat dan buruk. Tidak
ada kebaikan sedikitpun ketika jiwa dan diri kita dijajah oleh hawa
nafsu dan setan. Orang-orang yang terjajah akan gelap melihat cahaya
terang kebenaran, akan sulit untuk membedakan antara yang benar dan
salah. Ia akan selalu diarahkan pada segala hal yang akan menyengsarakan
dan membahayakan dirinya di dunia dan akhirat.
Firman Allah, “Bukankah Aku telah
memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah
setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu. Dan hendaklah kamu
menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. Dan sungguh, ia (setan itu)
telah menyesatkan sebagian besar diantara kamu. Maka, apakah kamu tidak
mengerti? ( Yasin [36] : 60-62)
Allah telah menjanjikan sorga bagi hamba-Nya yang menolak keinginan nafsunya, sebagaimana firman-Nya, “Dan
adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan
diri dari (keinginan) hawa nafsunya. Maka sungguh, sorgalah tempat
tinggal(nya). (an-Nazi`at [79] : 40-41)
Di ayat lain Allah menyebutkan bahwa
orang yang beruntung itu ialah yang mensucikan jiwanya dengan ketaatan
pada perintah Allah. Firman Allah, “Demi jiwa serta penyempurnaan
(ciptaan)nya. Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan
ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). Dan
sungguh rugi orang yang mengotorinya” (asy-Syams [91] : 7-10)
Syaikh Muhammad `Ali ash-Shobuni dalam kitab tafsirnya, Sofwat at-Tafasir, menjelaskan maksud ayat di atas, “Sungguh
menang dan beruntunglah orang yang mensucikan dirinya dengan ketaatan
pada Allah, dan membersihkannya dari kotoran maksiat dan dosa. Dan
sungguh merugi orang yang telah menghinakan dirinya dengan kekufuran dan
kemaksiatan, memasukannya ke lembah kebinasaan, karena barangsiapa yang
mematuhi kehendak hawa nafsunya, bermaksiat pada Tuhannya, maka ia
telah keluar dari golongan orang-orang yang berakal, dan masuk pada
golongan orang-orang bodoh.”
Menjadi manusia merdeka dari belenggu
hawa nafsu dan setan membutuhkan pertolongan dari Allah. Karena musuh
yang kita hadapi tidak bisa kita lihat. Ia bersembunyi dari kita. Ia
lebih kuat. Namun sangat lemah dan tidak berdaya di hadapan orang-orang
yang beriman, di hadapan orang-orang yang telah menjadikan Allah sebagai
pelindungnya.
Sehingga, setiap saat kita selalu butuh
bimbingan dan perlindungan dari Allah agar menjaga kita dari pengaruh,
bujuk rayu, dan kejahatan hawa nafsu dan setan. Wallahul musta`an wa a`lam.
Salam dari Kairo,
No comments:
Post a Comment